Minggu, 25 Oktober 2020

MENULIS BERSAMA OM JAY MENJADI BLOGER AKU BISA

   MENULIS  BERSAMA OM JAY  MENJADI BLOGER  AKU BISA

            Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada. Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan.  Saya lakukan dengan berpikir ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi   para penulis,  saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur sebenarnya kukatakan  Bersama Om Jay dan nara sumber  ibu Kanjeng  serta para nara sumber  memotivasi  dan mengantar pada sikap mulai  bisa menulis.     

  1. AWAL MULA SUKA MENULIS

Sudah lama saya idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian  hilang. Keadaan situasi muncul hilang. Pada saat  keinginan muncul untuk menulis hilang karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang fatal adalah  malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca  yaitu sejak lima tahun yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di Nusa Tenggara Timur. Hal  tulisan yang dikupas secara mendalam yang membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial  dari kumuh menjadi  hidup modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi  keluarga miskin. Petani miskin  yang  digambarkan  di daerah tertentu. Membuat niat  bertanya  mengapa mereka miskin. Bagaimana peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara  kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global mendunia. Dampak corona virus yang datang  dari cina ini sejak tahun 2019 merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan. Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah. Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan dan kebudayaan putar otak mengendalikan  sistim Pendidikan di Indonesia harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru  pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru bloger. Guru bloger yang hebat  dan luar biasa adalah guru besar karena badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar  pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay.  Saat itu sebagai seorang peserta dari  guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah secara khusus kepada saya. Buku yang  saya terima berjudul  menulis setiap hari dan buktikan  apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan spontan  Om Jay  memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada tanganku karena saya sungguh merespon  eksistensi perkataan Om Jay dengan  spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya. Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam buku  ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis  seperti sang penulis motivator hebat. Ternyata  guru besar bukan hanya fisik, tetapi otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya.  Memotivasi guru Indonesia  menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya berniat harus menjadi penulis buku.                  

  1. AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN IKUT GRUP BELAJAR MENULIS  BERSAMA OM JAY

Pada suatu saat. Persis hari minngu  tanggal 3 Mei sampai 20 september 2020. Saya mengikuti  kegiatan Writing Clup menulis bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya (Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat  kegiatan ini telah saya terima dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di kabupaten kupang bahwa  saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang. Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus kami praktekan  menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi  mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu  membuat saya disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara. Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena bisa menulis  saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa bisa maka supaya tetap diberdayakan  pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei 2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah. Walau pun hal ini dipandang tidak efektif  tapi itulah yang bisa dilakukan selama masa pandemi corona virus-19.        

3.      KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN MANFAAT  SETELAH

               MENGGUNAKAN BLOG

       Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog. Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk  membuat blog. Pertama membuat blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman  grup dan Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.

            Manfaat mengenal  blog dan menjadi bloger. Tulisan  yang tersimpan dalam blog  meringankan  beban leptop. Sangat membantu  mengakses  tulisan  atau  video yang mau dibutuhkan.  Misalnya  saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam  jaringan  dan luar jaringan. Balajar dari rumah  yang diselenggarakan oleh kementerian agama  Republik Indonesia. Tulisan dan video yang tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi  yang enak-enak. Di hadapan  peserta dan widyaiswara  dari Jakarta saya menampilkan  bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau   dan mengagumkan karena tampilan blog  yang khas. Tampilan blog  yang berbeda dari presentasi mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal  yang membuat saya kagum . sampai hari ini selalu teriang-teriang   dalam ingatan saya. Peneguhan  dari widyiswara  bahwa penampilan  blog Simon Anunu perlu ditiru karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan dalam blog  itu mempermudah  kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles atau hardis  yang bisa  kadang -kadang   munglin tulisan bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan  mungkin  tidak bisa berbuat apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu pasti  tidak bisa ikut karena  data hilang. Maka apa yang saya rasakan manfaat  blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati  mengatakan  siapa dulu  guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing mereka  mengenal blog dalam google.  Sampai saat ini saya semakin percaya diri  dalam menggunakan  blog. Saya coba mempercantik dengan menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya bangga  karena bergabung  bersama  Om Jay dan nara  sumber   yang berkompeten  dalam bidangnya. Apalagi ada nara sumber  yang juga mempunyai  penerbitan buku. Ternyata  ada kekompakan    

4.MATERI  YANG PALING DIINGAT DARI NARA SUMBER IBU KANJENG

Pengalaman  bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa  ibu Kanjeng mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata pilihan yang mudah dimaknai?  Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan membaca.

Teladan ibu Kanjeng mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari mana saya harus mulai menulis?  Hal ini selalu menggoncang hati cepat menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd.  Lagi-lagi membuka buku  Om Jay ini membacanya berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan  dan Prof.Arief Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa merupakan media  menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui  tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting  menulis dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira  yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun  belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya. Terima kasih para motivator  yang selalu mengajak untuk memacu diri  agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya. Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis  perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti mengajak pembaca yang Budiman  melahap habis tulisan-tulisan yang selalu dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang. Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan kreatif  dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus  saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama  bisa menulis di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir  ulang-ulang. Menulis ini yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan  seminar menulis dari dulu pasti saya sudah menjadi penulis  yang terkenal. Sekarang baru mau mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan  kesempatan yang belum optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal ini yang selalu diminta untuk  penambahan angka kredit kenaikan pangkat menambah tingkatan golongan.   

Penulis

Nama:  SIMON ANUNU,S.Ag, M.Pd                 

Guru Agama Katolik dan budi pekerti  serta  Kepala Sekolah di SDN Naibonat      Kabupaten Kupang   Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun. Masalah yang terjadi  Ketika tidak mengajar agama tunjangan sertifikasi  akan hilang ditelan aturan.MENULIS  BERSAMA OM JAY  MENJADI BLOGER  AKU BISA

            Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada. Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan.  Saya lakukan dengan berpikir ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi   para penulis,  saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur sebenarnya kukatakan  Bersama Om Jay dan nara sumber  ibu Kanjeng  serta para nara sumber  memotivasi  dan mengantar pada sikap mulai  bisa menulis.     

  1. AWAL MULA SUKA MENULIS

Sudah lama saya idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian  hilang. Keadaan situasi muncul hilang. Pada saat  keinginan muncul untuk menulis hilang karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang fatal adalah  malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca  yaitu sejak lima tahun yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di Nusa Tenggara Timur. Hal  tulisan yang dikupas secara mendalam yang membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial  dari kumuh menjadi  hidup modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi  keluarga miskin. Petani miskin  yang  digambarkan  di daerah tertentu. Membuat niat  bertanya  mengapa mereka miskin. Bagaimana peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara  kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global mendunia. Dampak corona virus yang datang  dari cina ini sejak tahun 2019 merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan. Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah. Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan dan kebudayaan putar otak mengendalikan  sistim Pendidikan di Indonesia harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru  pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru bloger. Guru bloger yang hebat  dan luar biasa adalah guru besar karena badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar  pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay.  Saat itu sebagai seorang peserta dari  guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah secara khusus kepada saya. Buku yang  saya terima berjudul  menulis setiap hari dan buktikan  apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan spontan  Om Jay  memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada tanganku karena saya sungguh merespon  eksistensi perkataan Om Jay dengan  spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya. Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam buku  ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis  seperti sang penulis motivator hebat. Ternyata  guru besar bukan hanya fisik, tetapi otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya.  Memotivasi guru Indonesia  menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya berniat harus menjadi penulis buku.                  

  1. AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN IKUT GRUP BELAJAR MENULIS  BERSAMA OM JAY

Pada suatu saat. Persis hari minngu  tanggal 3 Mei sampai 20 september 2020. Saya mengikuti  kegiatan Writing Clup menulis bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya (Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat  kegiatan ini telah saya terima dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di kabupaten kupang bahwa  saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang. Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus kami praktekan  menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi  mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu  membuat saya disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara. Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena bisa menulis  saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa bisa maka supaya tetap diberdayakan  pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei 2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah. Walau pun hal ini dipandang tidak efektif  tapi itulah yang bisa dilakukan selama masa pandemi corona virus-19.        

3.      KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN MANFAAT  SETELAH

               MENGGUNAKAN BLOG

       Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog. Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk  membuat blog. Pertama membuat blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman  grup dan Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.

            Manfaat mengenal  blog dan menjadi bloger. Tulisan  yang tersimpan dalam blog  meringankan  beban leptop. Sangat membantu  mengakses  tulisan  atau  video yang mau dibutuhkan.  Misalnya  saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam  jaringan  dan luar jaringan. Balajar dari rumah  yang diselenggarakan oleh kementerian agama  Republik Indonesia. Tulisan dan video yang tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi  yang enak-enak. Di hadapan  peserta dan widyaiswara  dari Jakarta saya menampilkan  bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau   dan mengagumkan karena tampilan blog  yang khas. Tampilan blog  yang berbeda dari presentasi mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal  yang membuat saya kagum . sampai hari ini selalu teriang-teriang   dalam ingatan saya. Peneguhan  dari widyiswara  bahwa penampilan  blog Simon Anunu perlu ditiru karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan dalam blog  itu mempermudah  kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles atau hardis  yang bisa  kadang -kadang   munglin tulisan bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan  mungkin  tidak bisa berbuat apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu pasti  tidak bisa ikut karena  data hilang. Maka apa yang saya rasakan manfaat  blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati  mengatakan  siapa dulu  guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing mereka  mengenal blog dalam google.  Sampai saat ini saya semakin percaya diri  dalam menggunakan  blog. Saya coba mempercantik dengan menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya bangga  karena bergabung  bersama  Om Jay dan nara  sumber   yang berkompeten  dalam bidangnya. Apalagi ada nara sumber  yang juga mempunyai  penerbitan buku. Ternyata  ada kekompakan    

4.MATERI  YANG PALING DIINGAT DARI NARA SUMBER IBU KANJENG

Pengalaman  bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa  ibu Kanjeng mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata pilihan yang mudah dimaknai?  Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan membaca.

Teladan ibu Kanjeng mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari mana saya harus mulai menulis?  Hal ini selalu menggoncang hati cepat menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd.  Lagi-lagi membuka buku  Om Jay ini membacanya berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan  dan Prof.Arief Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa merupakan media  menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui  tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting  menulis dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira  yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun  belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya. Terima kasih para motivator  yang selalu mengajak untuk memacu diri  agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya. Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis  perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti mengajak pembaca yang Budiman  melahap habis tulisan-tulisan yang selalu dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang. Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan kreatif  dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus  saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama  bisa menulis di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir  ulang-ulang. Menulis ini yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan  seminar menulis dari dulu pasti saya sudah menjadi penulis  yang terkenal. Sekarang baru mau mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan  kesempatan yang belum optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal ini yang selalu diminta untuk  penambahan angka kredit kenaikan pangkat menambah tingkatan golongan.   

Penulis

Nama:  SIMON ANUNU,S.Ag, M.Pd                 

Guru Agama Katolik dan budi pekerti  serta  Kepala Sekolah di SDN Naibonat      Kabupaten Kupang   Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun. Masalah yang terjadi  Ketika tidak mengajar agama tunjangan sertifikasi  akan hilang ditelan aturan.MENULIS  BERSAMA OM JAY  MENJADI BLOGER  AKU BISA

            Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada. Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan.  Saya lakukan dengan berpikir ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi   para penulis,  saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur sebenarnya kukatakan  Bersama Om Jay dan nara sumber  ibu Kanjeng  serta para nara sumber  memotivasi  dan mengantar pada sikap mulai  bisa menulis.     

  1. AWAL MULA SUKA MENULIS

Sudah lama saya idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian  hilang. Keadaan situasi muncul hilang. Pada saat  keinginan muncul untuk menulis hilang karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang fatal adalah  malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca  yaitu sejak lima tahun yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di Nusa Tenggara Timur. Hal  tulisan yang dikupas secara mendalam yang membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial  dari kumuh menjadi  hidup modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi  keluarga miskin. Petani miskin  yang  digambarkan  di daerah tertentu. Membuat niat  bertanya  mengapa mereka miskin. Bagaimana peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara  kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global mendunia. Dampak corona virus yang datang  dari cina ini sejak tahun 2019 merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan. Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah. Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan dan kebudayaan putar otak mengendalikan  sistim Pendidikan di Indonesia harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru  pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru bloger. Guru bloger yang hebat  dan luar biasa adalah guru besar karena badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar  pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay.  Saat itu sebagai seorang peserta dari  guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah secara khusus kepada saya. Buku yang  saya terima berjudul  menulis setiap hari dan buktikan  apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan spontan  Om Jay  memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada tanganku karena saya sungguh merespon  eksistensi perkataan Om Jay dengan  spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya. Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam buku  ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis  seperti sang penulis motivator hebat. Ternyata  guru besar bukan hanya fisik, tetapi otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya.  Memotivasi guru Indonesia  menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya berniat harus menjadi penulis buku.                  

  1. AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN IKUT GRUP BELAJAR MENULIS  BERSAMA OM JAY

Pada suatu saat. Persis hari minngu  tanggal 3 Mei sampai 20 september 2020. Saya mengikuti  kegiatan Writing Clup menulis bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya (Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat  kegiatan ini telah saya terima dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di kabupaten kupang bahwa  saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang. Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus kami praktekan  menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi  mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu  membuat saya disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara. Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena bisa menulis  saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa bisa maka supaya tetap diberdayakan  pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei 2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah. Walau pun hal ini dipandang tidak efektif  tapi itulah yang bisa dilakukan selama masa pandemi corona virus-19.        

3.      KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN MANFAAT  SETELAH

               MENGGUNAKAN BLOG

       Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog. Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk  membuat blog. Pertama membuat blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman  grup dan Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.

            Manfaat mengenal  blog dan menjadi bloger. Tulisan  yang tersimpan dalam blog  meringankan  beban leptop. Sangat membantu  mengakses  tulisan  atau  video yang mau dibutuhkan.  Misalnya  saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam  jaringan  dan luar jaringan. Balajar dari rumah  yang diselenggarakan oleh kementerian agama  Republik Indonesia. Tulisan dan video yang tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi  yang enak-enak. Di hadapan  peserta dan widyaiswara  dari Jakarta saya menampilkan  bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau   dan mengagumkan karena tampilan blog  yang khas. Tampilan blog  yang berbeda dari presentasi mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal  yang membuat saya kagum . sampai hari ini selalu teriang-teriang   dalam ingatan saya. Peneguhan  dari widyiswara  bahwa penampilan  blog Simon Anunu perlu ditiru karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan dalam blog  itu mempermudah  kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles atau hardis  yang bisa  kadang -kadang   munglin tulisan bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan  mungkin  tidak bisa berbuat apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu pasti  tidak bisa ikut karena  data hilang. Maka apa yang saya rasakan manfaat  blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati  mengatakan  siapa dulu  guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing mereka  mengenal blog dalam google.  Sampai saat ini saya semakin percaya diri  dalam menggunakan  blog. Saya coba mempercantik dengan menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya bangga  karena bergabung  bersama  Om Jay dan nara  sumber   yang berkompeten  dalam bidangnya. Apalagi ada nara sumber  yang juga mempunyai  penerbitan buku. Ternyata  ada kekompakan    

4.MATERI  YANG PALING DIINGAT DARI NARA SUMBER IBU KANJENG

Pengalaman  bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa  ibu Kanjeng mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata pilihan yang mudah dimaknai?  Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan membaca.

Teladan ibu Kanjeng mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari mana saya harus mulai menulis?  Hal ini selalu menggoncang hati cepat menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd.  Lagi-lagi membuka buku  Om Jay ini membacanya berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan  dan Prof.Arief Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa merupakan media  menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui  tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting  menulis dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira  yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun  belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya. Terima kasih para motivator  yang selalu mengajak untuk memacu diri  agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya. Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis  perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti mengajak pembaca yang Budiman  melahap habis tulisan-tulisan yang selalu dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang. Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan kreatif  dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus  saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama  bisa menulis di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir  ulang-ulang. Menulis ini yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan  seminar menulis dari dulu pasti saya sudah menjadi penulis  yang terkenal. Sekarang baru mau mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan  kesempatan yang belum optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal ini yang selalu diminta untuk  penambahan angka kredit kenaikan pangkat menambah tingkatan golongan.   

Penulis

Nama:  SIMON ANUNU,S.Ag, M.Pd                 

Guru Agama Katolik dan budi pekerti  serta  Kepala Sekolah di SDN Naibonat      Kabupaten Kupang   Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun. Masalah yang terjadi  Ketika tidak mengajar agama tunjangan sertifikasi  akan hilang ditelan aturan.MENULIS  BERSAMA OM JAY  MENJADI BLOGER  AKU BISA

            Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada. Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan.  Saya lakukan dengan berpikir ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi   para penulis,  saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur sebenarnya kukatakan  Bersama Om Jay dan nara sumber  ibu Kanjeng  serta para nara sumber  memotivasi  dan mengantar pada sikap mulai  bisa menulis.     

  1. AWAL MULA SUKA MENULIS

Sudah lama saya idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian  hilang. Keadaan situasi muncul hilang. Pada saat  keinginan muncul untuk menulis hilang karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang fatal adalah  malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca  yaitu sejak lima tahun yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di Nusa Tenggara Timur. Hal  tulisan yang dikupas secara mendalam yang membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial  dari kumuh menjadi  hidup modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi  keluarga miskin. Petani miskin  yang  digambarkan  di daerah tertentu. Membuat niat  bertanya  mengapa mereka miskin. Bagaimana peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara  kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global mendunia. Dampak corona virus yang datang  dari cina ini sejak tahun 2019 merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan. Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah. Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan dan kebudayaan putar otak mengendalikan  sistim Pendidikan di Indonesia harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru  pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru bloger. Guru bloger yang hebat  dan luar biasa adalah guru besar karena badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar  pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay.  Saat itu sebagai seorang peserta dari  guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah secara khusus kepada saya. Buku yang  saya terima berjudul  menulis setiap hari dan buktikan  apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan spontan  Om Jay  memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada tanganku karena saya sungguh merespon  eksistensi perkataan Om Jay dengan  spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya. Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam buku  ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis  seperti sang penulis motivator hebat. Ternyata  guru besar bukan hanya fisik, tetapi otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya.  Memotivasi guru Indonesia  menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya berniat harus menjadi penulis buku.                  

  1. AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN IKUT GRUP BELAJAR MENULIS  BERSAMA OM JAY

Pada suatu saat. Persis hari minngu  tanggal 3 Mei sampai 20 september 2020. Saya mengikuti  kegiatan Writing Clup menulis bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya (Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat  kegiatan ini telah saya terima dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di kabupaten kupang bahwa  saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang. Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus kami praktekan  menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi  mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu  membuat saya disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara. Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena bisa menulis  saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa bisa maka supaya tetap diberdayakan  pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei 2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah. Walau pun hal ini dipandang tidak efektif  tapi itulah yang bisa dilakukan selama masa pandemi corona virus-19.        

3.      KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN MANFAAT  SETELAH

               MENGGUNAKAN BLOG

       Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog. Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk  membuat blog. Pertama membuat blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman  grup dan Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.

            Manfaat mengenal  blog dan menjadi bloger. Tulisan  yang tersimpan dalam blog  meringankan  beban leptop. Sangat membantu  mengakses  tulisan  atau  video yang mau dibutuhkan.  Misalnya  saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam  jaringan  dan luar jaringan. Balajar dari rumah  yang diselenggarakan oleh kementerian agama  Republik Indonesia. Tulisan dan video yang tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi  yang enak-enak. Di hadapan  peserta dan widyaiswara  dari Jakarta saya menampilkan  bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau   dan mengagumkan karena tampilan blog  yang khas. Tampilan blog  yang berbeda dari presentasi mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal  yang membuat saya kagum . sampai hari ini selalu teriang-teriang   dalam ingatan saya. Peneguhan  dari widyiswara  bahwa penampilan  blog Simon Anunu perlu ditiru karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan dalam blog  itu mempermudah  kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles atau hardis  yang bisa  kadang -kadang   munglin tulisan bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan  mungkin  tidak bisa berbuat apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu pasti  tidak bisa ikut karena  data hilang. Maka apa yang saya rasakan manfaat  blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati  mengatakan  siapa dulu  guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing mereka  mengenal blog dalam google.  Sampai saat ini saya semakin percaya diri  dalam menggunakan  blog. Saya coba mempercantik dengan menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya bangga  karena bergabung  bersama  Om Jay dan nara  sumber   yang berkompeten  dalam bidangnya. Apalagi ada nara sumber  yang juga mempunyai  penerbitan buku. Ternyata  ada kekompakan    

4.MATERI  YANG PALING DIINGAT DARI NARA SUMBER IBU KANJENG

Pengalaman  bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa  ibu Kanjeng mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata pilihan yang mudah dimaknai?  Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan membaca.

Teladan ibu Kanjeng mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari mana saya harus mulai menulis?  Hal ini selalu menggoncang hati cepat menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd.  Lagi-lagi membuka buku  Om Jay ini membacanya berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan  dan Prof.Arief Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa merupakan media  menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui  tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting  menulis dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira  yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun  belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya. Terima kasih para motivator  yang selalu mengajak untuk memacu diri  agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya. Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis  perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti mengajak pembaca yang Budiman  melahap habis tulisan-tulisan yang selalu dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang. Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan kreatif  dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus  saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama  bisa menulis di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir  ulang-ulang. Menulis ini yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan  seminar menulis dari dulu pasti saya sudah menjadi penulis  yang terkenal. Sekarang baru mau mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan  kesempatan yang belum optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal ini yang selalu diminta untuk  penambahan angka kredit kenaikan pangkat menambah tingkatan golongan.   

Penulis

Nama:  SIMON ANUNU,S.Ag, M.Pd                 

Guru Agama Katolik dan budi pekerti  serta  Kepala Sekolah di SDN Naibonat      Kabupaten Kupang   Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun. Masalah yang terjadi  Ketika tidak mengajar agama tunjangan sertifikasi  akan hilang ditelan aturan.MENULIS  BERSAMA OM JAY  MENJADI BLOGER  AKU BISA

            Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada. Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan.  Saya lakukan dengan berpikir ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi   para penulis,  saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur sebenarnya kukatakan  Bersama Om Jay dan nara sumber  ibu Kanjeng  serta para nara sumber  memotivasi  dan mengantar pada sikap mulai  bisa menulis.     

  1. AWAL MULA SUKA MENULIS

Sudah lama saya idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian  hilang. Keadaan situasi muncul hilang. Pada saat  keinginan muncul untuk menulis hilang karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang fatal adalah  malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca  yaitu sejak lima tahun yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di Nusa Tenggara Timur. Hal  tulisan yang dikupas secara mendalam yang membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial  dari kumuh menjadi  hidup modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi  keluarga miskin. Petani miskin  yang  digambarkan  di daerah tertentu. Membuat niat  bertanya  mengapa mereka miskin. Bagaimana peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara  kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global mendunia. Dampak corona virus yang datang  dari cina ini sejak tahun 2019 merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan. Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah. Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan dan kebudayaan putar otak mengendalikan  sistim Pendidikan di Indonesia harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru  pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru bloger. Guru bloger yang hebat  dan luar biasa adalah guru besar karena badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar  pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay.  Saat itu sebagai seorang peserta dari  guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah secara khusus kepada saya. Buku yang  saya terima berjudul  menulis setiap hari dan buktikan  apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan spontan  Om Jay  memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada tanganku karena saya sungguh merespon  eksistensi perkataan Om Jay dengan  spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya. Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam buku  ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis  seperti sang penulis motivator hebat. Ternyata  guru besar bukan hanya fisik, tetapi otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya.  Memotivasi guru Indonesia  menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya berniat harus menjadi penulis buku.                  

  1. AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN IKUT GRUP BELAJAR MENULIS  BERSAMA OM JAY

Pada suatu saat. Persis hari minngu  tanggal 3 Mei sampai 20 september 2020. Saya mengikuti  kegiatan Writing Clup menulis bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya (Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat  kegiatan ini telah saya terima dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di kabupaten kupang bahwa  saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang. Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus kami praktekan  menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi  mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu  membuat saya disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara. Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena bisa menulis  saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa bisa maka supaya tetap diberdayakan  pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei 2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah. Walau pun hal ini dipandang tidak efektif  tapi itulah yang bisa dilakukan selama masa pandemi corona virus-19.        

3.      KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN MANFAAT  SETELAH

               MENGGUNAKAN BLOG

       Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog. Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk  membuat blog. Pertama membuat blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman  grup dan Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.

            Manfaat mengenal  blog dan menjadi bloger. Tulisan  yang tersimpan dalam blog  meringankan  beban leptop. Sangat membantu  mengakses  tulisan  atau  video yang mau dibutuhkan.  Misalnya  saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam  jaringan  dan luar jaringan. Balajar dari rumah  yang diselenggarakan oleh kementerian agama  Republik Indonesia. Tulisan dan video yang tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi  yang enak-enak. Di hadapan  peserta dan widyaiswara  dari Jakarta saya menampilkan  bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau   dan mengagumkan karena tampilan blog  yang khas. Tampilan blog  yang berbeda dari presentasi mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal  yang membuat saya kagum . sampai hari ini selalu teriang-teriang   dalam ingatan saya. Peneguhan  dari widyiswara  bahwa penampilan  blog Simon Anunu perlu ditiru karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan dalam blog  itu mempermudah  kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles atau hardis  yang bisa  kadang -kadang   munglin tulisan bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan  mungkin  tidak bisa berbuat apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu pasti  tidak bisa ikut karena  data hilang. Maka apa yang saya rasakan manfaat  blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati  mengatakan  siapa dulu  guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing mereka  mengenal blog dalam google.  Sampai saat ini saya semakin percaya diri  dalam menggunakan  blog. Saya coba mempercantik dengan menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya bangga  karena bergabung  bersama  Om Jay dan nara  sumber   yang berkompeten  dalam bidangnya. Apalagi ada nara sumber  yang juga mempunyai  penerbitan buku. Ternyata  ada kekompakan    

4.MATERI  YANG PALING DIINGAT DARI NARA SUMBER IBU KANJENG

Pengalaman  bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa  ibu Kanjeng mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata pilihan yang mudah dimaknai?  Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan membaca.

Teladan ibu Kanjeng mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari mana saya harus mulai menulis?  Hal ini selalu menggoncang hati cepat menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd.  Lagi-lagi membuka buku  Om Jay ini membacanya berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan  dan Prof.Arief Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa merupakan media  menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui  tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting  menulis dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira  yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun  belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya. Terima kasih para motivator  yang selalu mengajak untuk memacu diri  agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya. Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis  perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti mengajak pembaca yang Budiman  melahap habis tulisan-tulisan yang selalu dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang. Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan kreatif  dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus  saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama  bisa menulis di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir  ulang-ulang. Menulis ini yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan  seminar menulis dari dulu pasti saya sudah MENULIS  BERSAMA OM JAY  MENJADI BLOGER  AKU BISA

            Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada. Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan.  Saya lakukan dengan berpikir ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi   para penulis,  saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur sebenarnya kukatakan  Bersama Om Jay dan nara sumber  ibu Kanjeng  serta para nara sumber  memotivasi  dan mengantar pada sikap mulai  bisa menulis.     

  1. AWAL MULA SUKA MENULIS

Sudah lama saya idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian  hilang. Keadaan situasi muncul hilang. Pada saat  keinginan muncul untuk menulis hilang karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang fatal adalah  malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca  yaitu sejak lima tahun yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di Nusa Tenggara Timur. Hal  tulisan yang dikupas secara mendalam yang membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial  dari kumuh menjadi  hidup modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi  keluarga miskin. Petani miskin  yang  digambarkan  di daerah tertentu. Membuat niat  bertanya  mengapa mereka miskin. Bagaimana peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara  kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global mendunia. Dampak corona virus yang datang  dari cina ini sejak tahun 2019 merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan. Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah. Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan dan kebudayaan putar otak mengendalikan  sistim Pendidikan di Indonesia harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru  pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru bloger. Guru bloger yang hebat  dan luar biasa adalah guru besar karena badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar  pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay.  Saat itu sebagai seorang peserta dari  guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah secara khusus kepada saya. Buku yang  saya terima berjudul  menulis setiap hari dan buktikan  apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan spontan  Om Jay  memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada tanganku karena saya sungguh merespon  eksistensi perkataan Om Jay dengan  spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya. Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam buku  ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis  seperti sang penulis motivator hebat. Ternyata  guru besar bukan hanya fisik, tetapi otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya.  Memotivasi guru Indonesia  menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya berniat harus menjadi penulis buku.                  

  1. AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN IKUT GRUP BELAJAR MENULIS  BERSAMA OM JAY

Pada suatu saat. Persis hari minngu  tanggal 3 Mei sampai 20 september 2020. Saya mengikuti  kegiatan Writing Clup menulis bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya (Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat  kegiatan ini telah saya terima dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di kabupaten kupang bahwa  saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang. Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus kami praktekan  menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi  mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu  membuat saya disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara. Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena bisa menulis  saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa bisa maka supaya tetap diberdayakan  pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei 2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah. Walau pun hal ini dipandang tidak efektif  tapi itulah yang bisa dilakukan selama masa pandemi corona virus-19.        

3.      KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN MANFAAT  SETELAH

               MENGGUNAKAN BLOG

       Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog. Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk  membuat blog. Pertama membuat blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman  grup dan Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.

            Manfaat mengenal  blog dan menjadi bloger. Tulisan  yang tersimpan dalam blog  meringankan  beban leptop. Sangat membantu  mengakses  tulisan  atau  video yang mau dibutuhkan.  Misalnya  saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam  jaringan  dan luar jaringan. Balajar dari rumah  yang diselenggarakan oleh kementerian agama  Republik Indonesia. Tulisan dan video yang tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi  yang enak-enak. Di hadapan  peserta dan widyaiswara  dari Jakarta saya menampilkan  bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau   dan mengagumkan karena tampilan blog  yang khas. Tampilan blog  yang berbeda dari presentasi mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal  yang membuat saya kagum . sampai hari ini selalu teriang-teriang   dalam ingatan saya. Peneguhan  dari widyiswara  bahwa penampilan  blog Simon Anunu perlu ditiru karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan dalam blog  itu mempermudah  kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles atau hardis  yang bisa  kadang -kadang   munglin tulisan bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan  mungkin  tidak bisa berbuat apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu pasti  tidak bisa ikut karena  data hilang. Maka apa yang saya rasakan manfaat  blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati  mengatakan  siapa dulu  guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing mereka  mengenal blog dalam google.  Sampai saat ini saya semakin percaya diri  dalam menggunakan  blog. Saya coba mempercantik dengan menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya bangga  karena bergabung  bersama  Om Jay dan nara  sumber   yang berkompeten  dalam bidangnya. Apalagi ada nara sumber  yang juga mempunyai  penerbitan buku. Ternyata  ada kekompakan    

4.MATERI  YANG PALING DIINGAT DARI NARA SUMBER IBU KANJENG

Pengalaman  bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa  ibu Kanjeng mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata pilihan yang mudah dimaknai?  Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan membaca.

Teladan ibu Kanjeng mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari mana saya harus mulai menulis?  Hal ini selalu menggoncang hati cepat menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd.  Lagi-lagi membuka buku  Om Jay ini membacanya berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan  dan Prof.Arief Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa merupakan media  menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui  tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting  menulis dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira  yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun  belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya. Terima kasih para motivator  yang selalu mengajak untuk memacu diri  agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya. Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis  perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti mengajak pembaca yang Budiman  melahap habis tulisan-tulisan yang selalu dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang. Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan kreatif  dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus  saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama  bisa menulis di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir  ulang-ulang. Menulis ini yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan  seminar menulis dari dulu pasti saya sudah menjadi penulis  yang terkenal. Sekarang baru mau mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan  kesempatan yang belum optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal ini yang selalu diminta untuk  penambahan angka kredit kenaikan pangkat menambah tingkatan golongan.   

Penulis




Nama:  SIMON ANUNU,S.Ag, M.Pd                 

Guru Agama Katolik dan budi pekerti  serta  Kepala Sekolah di SDN Naibonat      Kabupaten Kupang   Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun. Masalah yang terjadi  Ketika tidak mengajar agama tunjangan sertifikasi  akan hilang ditelan aturan. penulis  yang terkenal. Sekarang baru mau mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan  kesempatan yang belum optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal ini yang selalu diminta untuk  penambahan angka kredit kenaikan pangkat menambah tingkatan golongan.   

Penulis

Nama:  SIMON ANUNU,S.Ag, M.Pd                 

Guru Agama Katolik dan budi pekerti  serta  Kepala Sekolah di SDN Naibonat      Kabupaten Kupang   Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun. Masalah yang terjadi  Ketika tidak mengajar agama tunjangan sertifikasi  akan hilang ditelan aturan.S  BERSAMA OM JAY  MENJADI BLOGER  AKU BISA

            Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada. Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan.  Saya lakukan dengan berpikir ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi   para penulis,  saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur sebenarnya kukatakan  Bersama Om Jay dan nara sumber  ibu Kanjeng  serta para nara sumber  memotivasi  dan mengantar pada sikap mulai  bisa menulis.     

  1. AWAL MULA SUKA MENULIS

Sudah lama saya idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian  hilang. Keadaan situasi muncul hilang. Pada saat  keinginan muncul untuk menulis hilang karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang fatal adalah  malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca  yaitu sejak lima tahun yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di Nusa Tenggara Timur. Hal  tulisan yang dikupas secara mendalam yang membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial  dari kumuh menjadi  hidup modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi  keluarga miskin. Petani miskin  yang  digambarkan  di daerah tertentu. Membuat niat  bertanya  mengapa mereka miskin. Bagaimana peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara  kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global mendunia. Dampak corona virus yang datang  dari cina ini sejak tahun 2019 merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan. Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah. Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan dan kebudayaan putar otak mengendalikan  sistim Pendidikan di Indonesia harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru  pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru bloger. Guru bloger yang hebat  dan luar biasa adalah guru besar karena badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar  pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay.  Saat itu sebagai seorang peserta dari  guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah secara khusus kepada saya. Buku yang  saya terima berjudul  menulis setiap hari dan buktikan  apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan spontan  Om Jay  memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada tanganku karena saya sungguh merespon  eksistensi perkataan Om Jay dengan  spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya. Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam buku  ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis  seperti sang penulis motivator hebat. Ternyata  guru besar bukan hanya fisik, tetapi otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya.  Memotivasi guru Indonesia  menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya berniat harus menjadi penulis buku.                  

  1. AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN IKUT GRUP BELAJAR MENULIS  BERSAMA OM JAY

Pada suatu saat. Persis hari minngu  tanggal 3 Mei sampai 20 september 2020. Saya mengikuti  kegiatan Writing Clup menulis bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya (Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat  kegiatan ini telah saya terima dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di kabupaten kupang bahwa  saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang. Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus kami praktekan  menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi  mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu  membuat saya disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara. Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena bisa menulis  saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa bisa maka supaya tetap diberdayakan  pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei 2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah. Walau pun hal ini dipandang tidak efektif  tapi itulah yang bisa dilakukan selama masa pandemi corona virus-19.        

3.      KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN MANFAAT  SETELAH

               MENGGUNAKAN BLOG

       Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog. Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk  membuat blog. Pertama membuat blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman  grup dan Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.

            Manfaat mengenal  blog dan menjadi bloger. Tulisan  yang tersimpan dalam blog  meringankan  beban leptop. Sangat membantu  mengakses  tulisan  atau  video yang mau dibutuhkan.  Misalnya  saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam  jaringan  dan luar jaringan. Balajar dari rumah  yang diselenggarakan oleh kementerian agama  Republik Indonesia. Tulisan dan video yang tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi  yang enak-enak. Di hadapan  peserta dan widyaiswara  dari Jakarta saya menampilkan  bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau   dan mengagumkan karena tampilan blog  yang khas. Tampilan blog  yang berbeda dari presentasi mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal  yang membuat saya kagum . sampai hari ini selalu teriang-teriang   dalam ingatan saya. Peneguhan  dari widyiswara  bahwa penampilan  blog Simon Anunu perlu ditiru karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan dalam blog  itu mempermudah  kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles atau hardis  yang bisa  kadang -kadang   munglin tulisan bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan  mungkin  tidak bisa berbuat apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu pasti  tidak bisa ikut karena  data hilang. Maka apa yang saya rasakan manfaat  blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati  mengatakan  siapa dulu  guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing mereka  mengenal blog dalam google.  Sampai saat ini saya semakin percaya diri  dalam menggunakan  blog. Saya coba mempercantik dengan menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya bangga  karena bergabung  bersama  Om Jay dan nara  sumber   yang berkompeten  dalam bidangnya. Apalagi ada nara sumber  yang juga mempunyai  penerbitan buku. Ternyata  ada kekompakan    

4.MATERI  YANG PALING DIINGAT DARI NARA SUMBER IBU KANJENG

Pengalaman  bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa  ibu Kanjeng mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata pilihan yang mudah dimaknai?  Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan membaca.

Teladan ibu Kanjeng mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari mana saya harus mulai menulis?  Hal ini selalu menggoncang hati cepat menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd.  Lagi-lagi membuka buku  Om Jay ini membacanya berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan  dan Prof.Arief Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa merupakan media  menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui  tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting  menulis dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira  yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun  belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya. Terima kasih para motivator  yang selalu mengajak untuk memacu diri  agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya. Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis  perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti mengajak pembaca yang Budiman  melahap habis tulisan-tulisan yang selalu dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang. Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan kreatif  dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus  saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama  bisa menulis di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir  ulang-ulang. Menulis ini yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan  seminar menulis dari dulu pasti saya sudah menjadi penulis  yang terkenal. Sekarang baru mau mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan  kesempatan yang belum optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal ini yang selalu diminta untuk  penambahan angka kredit kenaikan pangkat menambah tingkatan golongan.   

Penulis

Nama:  SIMON ANUNU,S.Ag, M.Pd                 

Guru Agama Katolik dan budi pekerti  serta  Kepala Sekolah di SDN Naibonat      Kabupaten Kupang   Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun. Masalah yang terjadi  Ketika tidak mengajar agama tunjangan sertifikasi  akan hilang ditelan aturan.