HIDUP ADALAH PERJUANGAN
MEMBUTUHKAN PENGORBANAN
Mengenal diri adalah awal
refleksi berintrospeksi. Pada suatu ketika saya bertanya dalam diri
:”siapa dan bagaimana aku?”. Lalu saya berusaha menelusuri latar belakang diri.
Aku pun menemukan beberapa jawaban. Saya ini anak petani miskin. Orang tua tak
mampu menyekolahkanku. Aanak petani subsiten, bertani dengan cara
tradisional sesuai kebiasaan nenek moyang masih primitif ditamba lagi
kepercayaan animisme dan dinamisme istilah setempat Uis pah harus
diberi sejajian bila tidak hasil panen gagal atau tanaman diserang
hama, itu tanda uis pah marah dan memberi kutukan.
Suka menyerah pada nasib memang sudah begini.Tanpa evaluasi diri dan
mecari solusi. Mestinya bertanya pada ahli pertanian bersama
pemerintah. Bukan bertanya pada rumput yang bergoyang. Miskin ilmu malu
bertanya sesat dalam hidup. Mungkin ini salah
satu penyebab NTT miskin.
MENGAPA DAN BAGAIMANA ANAK PETANI
MISKIN BISA MAGISTER PENDIDIKAN?
Pertanyaan ini biasa dan cara menjawanya
Yang biasa dibuat. Mengapa tidak ? karena saya sudah keluar dari
lubang singa tantangan hidup seperti mau mati rasanya. Aku rasakan gesekan yang
mendalam sampai-samapai aku jalani dengan cara yang biasa dibuat
orang. Dengan tulisan ini saya coba mereviw ko bisa jadi begini. Mari kita
megikuti rintihan hatiku.
Untuk sekolah melanjutkan
pendidikan setelah tamat sekolah dasar dari SDN Sasi Kota
Kefamenanu, saya menjual kayu api, menjadi koki rumah tangga alias pembantu
rumah tangga. Selama setahun setelah tamat SD tahun 1983. Majikan saya seorang
polisi rupanya saya diuji tangguh menjadi pembantu rumah tangga.
Modal dipercaya menjadi anak buah rajin kerja keras timba air,
masak, ambil kayu api,cuci pakaian di sungai jarak satu kilo meter dari rumah.
Pada tahun 1984 saya didaftar
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Kota Kefamenanu dikenal sebagai anak
polisi di sekolah dan membiayai uang sekolah. Untuk belajar saya silih waktu
kerja. Setelah semua kerja beres baru pegang buku kerja PR, baca kembali
catatan. Metode belajar yang cocok saat itu adalah Learning by
doing. Belajar sambil bekerja. Ada tiga cara belajar.
Membaca kembali catatan, kerja Pekerjaan rumah (PR), dan menyiapkan pelajaran
yang akan dibelajarkan besok. Saya mencatat pertanyaan dari bahan ajar yang
tidak dipecahkan supaya bertanya pada guru saat pelajaran besok.
Waktu berjalan, hari berganti hari,
minggu,bulan dan tahun berganti mengantar aku pada tahun 1987 tamat
SMP. Ada pertanyaan yang muncul dalam diriku “kemana aku pergi melanjutkan
pendidikan. Lalu aku ingat sebuah judul lagu rohani berbunyi: “ ooo...
kemanakah arah perahu”. Siapa lagi yang bisa membantu aku membiayai pendidikan
selanjutnya?. Pertanyaan ini selalu mengganggu kerjaku sebagai
pembantu rumah tangga (PRT), tidurku,dan sering aku menghayal. Sering aku
ditegur oleh majikan karena kelihatan sering menghayal.
Suatu saat menjelang awal tahun ajaran
baru aku diam dan menemukan jawaban setelah saya membaca papan apresiasi
majalah dinding SMP Negeri almamaterku. Ada tulisan menjadi guru agama
katolik setelah tamat sekolah pendidikan guru agama Katolik (SPGAK)
warta Bakti Kefamenanu. Hatiku tersentak oleh panggilan menjadi Guru Agama
Katolik.
Suatu saat di tengah hutan sambil pilih
kayu kering ada bisikan dalam hati : “pergilah jadikanlah semua
bangsa murid-Ku. Dan baptislah mereka dalam nama bapa dan putera dan Roh
Kudus”. Kalimat ini saya ingat saat membaca Kitab Suci setiap malam selesai
belajar.
Pernah sangat tertekan oleh situasi
hidup susah. Saya biasa mengucapkan salam Maria di waktu doa Rosario sebagai
kebiasaan orang katolik. Menjadi doa kesayangan di situasi sulit.
Aku menulis surat Kepada Bunda Maria di surga. Begini bunyi isi suratnya: “
Kepada Yang Tercinta Bunda Maria di Surga. Padanglah aku anakmu yang sengsara
ini. Berikanlah aku petunjukmu. Bagaimana aku menemukan sekolah yang
tepat untuk mengantar aku keluar dari soal hidup ini. Biar engkau di
surga doakanlah aku anakmu yang merana ini. Santa Maria doakanlah
aku, Amin”.
Hati tegar dan kuat aku melangkah
dengan pasti. Aku mendaftar sebagai peserta didik baru di SPGAK Warta Bakti
Kefamenanu pada tahun 1987. Pesereta didik baru yang mendaftar saat itu 360
orang. Peserta didik Baru yang lulus tes masuk hanya 150 orang termasuk Simon
Anunu penulis naskah ini urutan ke 25. Hatiku gembira
karena doa Bunda Maria mengabulkan doaku.
Siapa yang membiayai
pendidikanku selama di SPGAK? Uang sekolah saat itu 7.500 (tujuh
ribu lima ratus rupiah). Saat itu gaji seorang polisi 150.000. Apakah saya
terus sekolah? Hanya tiga bulan polisi itu janji bayar uang sekolah. Ternyata
sudah tiga bulan bendahara sekolah menagih uang sekolah. Majikan
saya tidak mampu bayar. Majikan menganjurkan keluar dari sekolah tunggu tahun
depan daftar ulang di SMA Negeri satu saat itu uang sekolah hanya
500 (lima ratus rupiah). Antara Rp. 7.500 di SPGAK dengan Rp. 500 di
SMA Negeri lebih baik pilih yang murah meriah karena keputusan
penentu kebijakan tanpa mempertimbangkan keputusan aku yang menjadi korban.
Bagaimana tanggapanku atas anjuran
majikan harus berhenti sekolah alias Droup Out. Saya
menolak dengan keras anjuran majikan Droup out (DO) keluar dari
SPGAK. Saya memilih keluar dari majikan polisi ini. Saya
berniat mecari uang membiayai diri sendiri tetap sekolah di SPGAK.
Apakah orang tua bisa membantu ? Tidak. Orang tua mencari makan saja tidak
cukup. Lebih sadis lagi pakaian seragam sekolah majikan polisi itu
tahan tidak memberikan. Juga ijasah SD, SMP mereka tahan sampai
harus bawa tebusan berupa sapi, babi, atau setimpal.
Apakah tetap sekolah. Jawabannya saya
sekolah terus. Untuk pakaian seragam SMA saya pinjam pakaian bekas milik teman
sekampung yang sudah lulus SMA. Sepatu juga pinjam karena tidak ada uang untuk
beli baru. O ya baju seragam saya pinjam pakai milik adik nona yang sudah tamat
SD. Kini Jarak tepuh sekolah semakin jauh. Tadi jarak ke
sekolah tiga kilo meter. Sekarang menjadi tujuh kilo meter karena
kembali ke rumah orang tua.
Uang sekolah saya bayar sendiri dengan
jasa jual air sepulang sekolah. Suatu ketika coba cari kerja sambil sekolah.
Ada seorang jaksa yang membutuhkan jasa timba air. Saya menawarkan diri setiap
minggu tiga kali saya mengisi bak air rumah jaksa kala
itu belum ada air leding. Saya menjadi “leding hidup”. Mengambil air
dari sumur berjarak 20 meter dari sumur ke rumah jaksa. Gaji jasa mengisi air
di bak mandi dan bak WC, saya dibayar 12.000 (dua belas ribu rupiah) perbulan.
Dengan gaji 12.000 menjadi modal bayar uang sekolah dan masih ada sisa untuk
saya tabung.
Bagaimana menambah tambahan penghasilan
uang? Saya pernah membersihkan rumput di kebun milik kepala Kantor
Agama Kabupaten Timor Tengah Utara. Istilah setempat tofa
kebun. Luas kebun itu empat (4) are. Setelah selesai bersihkan kebun
itu saya diberi dua belas ribu rupiah. Setiap are dihargai
dengan tiga ribu rupiah (3.000). Tekat saya kerja
halal apa saja yang penting menghasilkan uang untuk menyelesaikan studi. Puji
Tuhan saya diberi kekuatan untuk membiayai diri sendiri.
Belajar mandiri sekolah mandiri dan biaya sendiri karena saya akui orang tua
miskin.
Bagaimana dapat makan? Saya dapat
jagung, ubi kayu atau singkong dari orang tua. Mulai saat itu saya harus
konsentrasi belajar maka saya memilih tinggal di asrama yang dekat sekolah.
Uang asrama saya bayar dari sisa uang jasa timba air di jaksa
itu. Makanan tiap hari jagung ketemak dicampur
dengan gaplek dan sayur daun asam muda (istilah
setempat KIU SO”O) yang mudah gratis dapat di hutan. Jagung
ketemak itu keras membutuhkan waktu masak yang cukup lama. Sekali masak untuk tiga
kali makan. Misalnya pulang sekolah masak jagung untuk makan malam, makan pagi
ke sekolah dan makan siang. Kebiasaan ini berlangsung hanya satu tahun
selama SPGAK Warta Bakti Kefamenanu.
Suatu ketika saya masih di
bangku kelas tiga SPGAK. Ada seorang ibu Guru SMA Negeri satu kefamenanu
mencari seorang pembantu rumah tangga khusus timba air.
Beliau mencari saya di sekolah. Saat berpapasan menawarkan saya
untuk tinggal bersama dalam keluarganya hanya untuk timba air. Apabila saya
bersedia maka uang sekolah, biaya hidup, keluarga ini yang tanggung. Saya
merasa luar biasa. Secepatnya saya ambil sikap beralih dari
asrama pindah tempat tinggal. Tanpa memberi tahu orang
tua dan memamng orang tua pun tidak ambil tahu. Di rumah ibu
guru, Ibu Sry ini bersama suaminya pa Jhon Lay seorang pegawai
Negeri Sipil kantor perdagangan Kota Kefa. Saya merasa bahagia. Diperlakukan
seperti anak yang layak dibantu. Rupanya Tuhan mempergunakan
keluarga ini untuk memperhatikan aku. Memang keluarga ini belum dikaruniai seorang
anak. Biasanya saya hanya makan jagung ketemak. Di
keluarga ini hanya makan nasi. Saat – saat pertama perut saya harus
membutuhkan penyesuaian. Rasanya mau makan jagung terus tapi
jagung tidak tersedia.
Siapa saja yang membantu saya
selama melanjutkan pendidikan mulai dari SMP
sampai selesai tamat Sekolah Pendidikan Guru Agama
Katolik di Kefamenanu? Kesempatan ini saya akan menuturkan satu
persatu melalui tulisan ini. Pada tahun 1983 tamat Sekolah Dasar.
Saya berjumpa dengan seorang Polisi bernama Rofinus Gole asal Flores
Lembata. Ia seorang anggota Polisi Resor (POLRES ) Kabupaten Timor Tengah
Utara. Kini beralamat di samping Terminal Bus Kota Kefamenanu. Saat bertemu di
depan rumahnya dia bersiap-siap ke piket malam. Ketika saya memberi salam
selamat malam dia kaget. Lalu dia bertanya dari mana dan mau kemana.
Dengan nada tegas seorang polisi. Saat itu masih kanak-kanak sambil
takut saya jawab pertanyaan polisi dengan tegas. Saya dari kampung Kuan Tes dan
hendak ke Transmigrasi lokal di Sasi. Lalu dia melanjutkan
pertanyaan di manakah sekolahmu? Jawabku dengan tegas. Saya baru
tamat dari SDN Sasi. Tapi karena orang tua miskin tidak bisa
melanjutkan pendidikan. Jadi setiap hari saya jual es lilin keliling kota
Kefamenanu. Tersentak polisi itu menarik napas panjang. Jadi engkau
mau sekolah ? jawabku dengan suara lantang penuh harapan. Kalau kau
mau sekolah tinggal dengan bersama kami sekeluarga di sini. Lalu
kami membiayaimu sekolah. Tersentak saat itu seperti seubutir embun menyejukan
hatiku. Lalu polisi ajak saya masuk kerumahnya. Begitu bertemu dengan istrinya
bernama Lenny Mamo Gole. Bersama tiga putrinya yang masih kecil. Anak pertama
bernama Hedy Gole baru kelas dua SD dan dua yang lain bekum sekolah. Ibu dan
tiga anak ini menyambut saya dengan gembira. Rupanya mereka menanti seorang
anak pembantu rumah tangga. Karena biasanya orang tua bepergian ketiga anaknya
sendiri di rumah. Letak rumah ini cukup jauh dari rumah tetangga. Mulai saat
itu saya tinggal dengan keluarga mereka sampai tahun depan baru sekolah.
Rupanya mereka menguji ketabahan saya.
Siapakah orang kedua yang
menjadi orang tua asuh bagiku? Pasca putus hubungan kerja
pembantu rumah tangga dan melanjutkan studi. Majikan bapak kandung saya yang
memelihara sapi majikannya bernama Orias kaseh. Bersedia menampung
saya tinggal di rumahnya sebagai pembantu rumah tangga. Bapak Orias
Kaseh dan ibu Dora Lake bersedia menjahit pakaian seragam sekolah. Ada dua
macam seragam sekolah putih abu-abu dan putih hijau. Harga setiap pasang dua
belas ribu lima ratus rupiah. Uang ini dipotong dari uang jasa bapak
saya pelihara sapi majikannya ini. Saya tinggal bersama keluarga ini
selama setahun.
Mengapa harus jahit pakaian seragam
sekolah lagi? Karena semua pakaian seragam telah ditahan oleh majikan pertama
karena itu milik mereka.Karena sudah keluar dari rumah majikan itu
maka pakaian dan ijasah SD dan SMP mereka tidak berikan.Dan setelah jadi guru
di SMP San Daniel Oepoli sekaligus pendiri sekolah ini.Gaji honor Rp.15.000,
selama lima tahun saya beli seekor sapi sebagai tebusan. Saya bawa
sapi itu antar ke majikan pertama baru memberikan ijasah SD dan SMP itu.
Siapakah kelurga berikut menjadi orang
tua asuhku? Dia adalah orang tua asuh ketiga. Bapak Gabriel Akoit.
Keluarga ini hanya bersedia menampung saya untuk tinggal saja tanpa membiayai
sekolah. Uang sekolah saya cari sendiri. Rumah Bapak Gabriel
Akoit berhadapan langsung dengan perumahan Jaksa kota Kefamenanu.
Setiap hari saya pulang sekolah berjumpa dengan seorang nona di
sumur tua ini. Dia bercerita bahwa ada jaksa tetangga majikannya mencari orang
untuk menimba air. Dalam hati saya bertanya bisakah aku dapat diterima di situ
untuk menimba air. Pada suatu sore saya melihat jaksa itu duduk diserambi depan
rumah dinas Kejaksaan. Saya berusaha mendekati, coba
menanyakan kalau - kalau bisa diterima menimba
air. Sebelum saya bertemu terlebih dahulu saya berdoa Salam Maria
Doa Rosario. Dengan langkah berani aku bertemu bapak Jaksa. Salam
pertama saya sampaikan kepadanya Asalamualaikum..... dia menjawab
saya alaikum salam. Saya pun duduk bersama di serambi rumah itu.
Langsung saja saya sampaikan maksud kedatanganku. Kata
pertama, bapak saya mau cari kerja. Dia langsung bertanya kepadaku.
Apakah yang bisa engkau kerjakan? Saya menguraikan semua kemampuan yang saya
miliki. Saya bisa timba air, bisa ambil kayu api, bisa tofa
rumput, cuci pakaian, dan strika pakaian. Jawab jaksa yang bernama
pa Ismail. Kami ini seorang Jaksa setiap hari hanya memutuskan perkara. Kebun
kami tidak punya. Tapi kalau adik simon mau boleh timba air karena
anak yang biasa timba air kasi keluarga kami sudah kembali ke kampung. Dengan
lega saya bersyukur karena bisa dierima kerja timba air. Maka
saya mulai berbicara tentang gaji dan kapan masuk kerja.
Jawab Jaksa itu mulai besok sore mulai timba dan pikul air
menggunakan jerigen 20 liter sebanyak dua buah. Satu di depan dan satu di
belakang. Gajinya sebagai jasa pikul air itu saya tawarkan lima
belas ribu rupiah (15.000) perbulan. Tapi jaksa Ismail melepaskan koran di
tangannya dan mengangkat kepala bertanya kepadaku. Untuk apa uang itu? Saya
menjawab diperuntukan biaya sekolah. Lanjut bertanya pa Ismail
dimana engkau sekolah. Saya menjawab sudah di kelas dua SPGAK Kefa. Wah luar
biasa tapi kurangi sedikit upahmu. Maka saya langsung berkata dua
belas ribu perbulan. Pa Ismail langsung menyetujui. Lanjut pa Ismail dalam satu
minggu cukup tiga kali timba air. Sehabis kerja boleh makan dalam. Artinya
selesai bak mandi dan bak WC diisi dengan air penuh langsung makan
sebelum pulang. Kesan saya makan di rumah jaksa selalu enak dalam
hati saya kalau makan enak begini biar timba air tiap hari. Inilah
orang tua asuh yang ketiga dan ke empat.
Siapakah orang tua asuh yang ke
lima? Pada suatu saat kami sementara kerja di sekolah lalu saya
kedatangan seorang ibu Guru. Menurut saya ini tamu terhormat. Rupanya ibu ini
sudah merekam jejak saya sebagai seorang penimba air. Ibu ini bernama ibu Sry
rupanya dia ini orang jawa mengajar di SMA Negeri Kefamenanu. Dia mencari orang
untuk membantu menimba air dari sumur yang dalamnya 35 meter. Tawaran yang
diberikan kepada saya apabila saya bersedia maka biaya sekolah dan makan minum
serta akomodasi tempat tinggal saya bersama ibu Sry dan suaminya Pa
Jhon Lay menerima sebagai anak asuh. Saya menerima tawaran ini
dengan iklas hati.
AWAL MERINTIS KARIERKU
Memang betul pendidikan di
SPGAK Warta Bakti mengantar aku masuk dunia kerja dengan mulus.
Ketika tamat sekolah dari lembaga pendidikan ini saya siap menjadi seorang Guru
Agama Katolik, dalam Gereja Katolik biasa dikenal sebagai seorang Katekis.Kata
katekis berasal dari kata Yunani Katechein yang berarti
pewarta Sabda Pelayan umat katolik. Petugas pastoral. Pada tahun
1990 saya mulai masuk Kabupaten Kupang. Pesis di wilayah
Oepoli, kini Kecamatan Amfoang Timur. Bersama Seorang
Pastor bernama Romo Daniel .J.Afoan Pr sebagai seorang pastor paroki
di paroki Santu Stefanus Naikliu Keuskupan Agung Kupang, di Keacamatan Amfoang
Utara kala itu.
Pada tanggal 1 Juli 1990
merintis SMP Katolik San Daniel Oepoli.Di bawah payung hukum Yayasan
Daniel Broutieur. Berkolaborasi dengan pemerintah setempat. Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Kupang mengeluarkan ijin operasional. Saya
adalah salah satu guru dari delapan guru pemula. Gaji yang kami
peroleh selama 10 tahun 1990 sampai dengan tahun 2000
adalah guru yayasan dengan besaran gaji empat puluh ribu rupiah. Kami guru
enjoi dengan gaji yang ada. Penulis sebagai Guru Agama
Katolik dan perintis lembaga pendidikan ini.
Selama dua belas tahun saya habiskan
waktu tinggal di Oepoli. Disamping sebagai guru juga bertugas
sebagai bapak pengasuh Asrama putra-putri. Sering saya
mewakili Yayasan mengikuti pertemuan di tingkat Kabupaten
dan tingkat Keuskupan majelis Pendidikan Katolik sampai tingkat nasional.
Inilah yang membuat membentuk pribadi pengelola pendidikan Katolik. Begitu juga
pengelaman mengelola pendidikan formal dan non formal
bekerja sama dengan Pendidikan Luar Sekolah (PLS).
Pengalaman adalah guru terbaik. Dengan
pengalaman kerja dalam dunia pendidikan kini saya mengelola Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Sejak tahun 1990 membantu siswa putus
sekolah dengan program paket A setara sekolah Dasar. Paket B Setara
SMP dan paket C setara SMA. Banyak orang cukup dibantu dengan program ini.
Apalagi dengan adanya Undang – undang Desa mengisyaratkan aparat Desa harus
berijasah SLTA atau sederajad seperti paket C.
Bahkan tamatan PKBM bekerja sebagai sekertaris
desa yang berijasah paket C diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Bagaimana bisa mendapat kembali ijsah
SD dan SMP yang pernah ditahan oleh majikan pertama? Perjalanan
hidupku berliku-liku pahit manis bercampur menjadi satu. Inilah
jalan melalui penderitaan dalam bahasa latin Via Dolo Rosa. Setiap orang
dianugerahi jalan hidup yang khas sesuai rencana Tuhan. Aku memahami dan
menjalani saja.
Saat aku menjadi guru di SMP
Katolik San Daniel Oepoli. Saya pernah membantu seorang anak mau sekolah tetapi
tidak punya uang. Kata orang tua dari anak itu kepadaku. Apabila Pa
Simon membantu membiayai anak saya sampai tamat SMP
maka kami sekeluarga akan memberi seekor sapi. Setelah saya hitung
harga sapi diuangkan ternyata cukup. Begitu anak ini tamat maka sapi
yang dijanjikan itu mereka beri dengan iklas. Seekor sapi ini saya bawa dari
Oepoli Kabupaten Kupang menuju Kota Kefamenanu untuk menebus kembali
ijasah dan pakaian seragam pernah ditahan oleh majikan pertama.
Memang waktu saya pindah ke majikan ke dua hanya bawa pakaian di
badan. Waktu itu saya masih ingat baju yang saya pakai di badaku
kaus golkar dan celana melekat pada tubuhku adalah celana seragam
SMP. Aku pun memberi sapi ini dengan iklas maka ijasah SD,
SMP mereka majikan pertama ini beri dengan senang
hati.
Kapan saya mulai
diangkat menjadi PNS? Dan menjadi sarjana ? Pada tahun
2000 saya berhasil mengikuti Tes CPNS dan lulus menjadi PNS Guru Agama Katolik.
Pada tahun 2002 pindah tugas dari Oepoli ke Naibonat
Kecamatan Kupang Timur dengan maksud melanjutkan studi
mengambil program Sarjana dengan program ijin belajar. Berkat restu
Tuhan pada tahun 2004 diwisuda di Sekolah Tinggi
Ilmu Pastoral (STIPAS) Keuskupan Agung
Kupang. Pada tahun 2012 saya putuskan mengambil program Pascasarjana
prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan sosial (PIPS). Menggunakan program tugas
belajar biaya sendiri persemester lima juta rupiah. Menyelesaikan Program
Pascasarjana S2 Undana Kupang pada tahun 2015.
Bagaimana keadaan karierku sekarang
ini? Semakin langgeng aku melangkah maju. Kini aku diangkat menjadi
Kepala SDN Naibonat berdasarkan SK Bupati Kupang Nomor:
821.21/15/BKPP.KAB.KPG/2017. Pada tahun
2018 saya lulus Tes Asesor PAUD DAN
PNF Badan Akreditasi Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hal ini
menyebabkan aku keliling NTT untuk visitasi
akreditasi PAUD dan PNF setiap tahun. Di samping itu aku
dipercaya oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur
sebagai anggota tim Verifikator modul paket A,B, dan C. Sampai sekarang menjadi
Instruktur Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Kabupaten Kupang. Tokoh
Agama Peduli HIV otlet kondom gratis.
Dengan adanya pengalaman merintis
sekolah maka pada tahun 2018 saya mendirikan SMP Katolik Santu Donbosco di
Naunu bersama Yayasan Bintang Timur . Tahun 2019 saya merintis Taman Seminari
Santu Simon Petrus di Naunu paroki Lili Camplong. Tahun 2019 ini saya merintis
lagi Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) di Naunu bersama Romo
Anselmus Leu pastor Paroki Santa Helena Lili Camplong.
Peran saya dalam Gereja Katolik Stasi
Santu Yohanes Maria Vianney Naibonat Paroki Santa Maria Fatima
Taklale sebagai wakil ketua stasi. Katekis umat Katolik bekerja sama dengan
Bupati Kupang dan DPRD Kabupaten Kupang sejak tahun
2012 dan di tahun 2019 ini Gereja Katolik mendapat hibah
tanah pemda untuk bangun Gereja Katolik stasi dengan serifikat
tanah hak milik. Peletakan batu pertama pembangunan
gereja akan dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2019 oleh Uskup Agung Kupang
Mongsinyiur Petrus Turang.
MENGOLAH PENDIDIKAN
MASA PANDEMI
Pengalaman adalah guru
terbaik. Lewat proses melihat kembali pengalaman bagaimana membuat orang
lain menemukan dirinya yang sesungguhnya. Hal ini tidak semudah membalik
telapak tangan. Proses menemukan sesuatu yang lebih dari yang biasa itulah yang
disebut perjuangan.Tiada amal tanpa berkurban. Tiada kurban tanpa derita.
Itulah hidup pencari fakta. Memang orang suka fakta ketimbang cerita
belaka. Bagaimana proses memanusiakan manusia itulah tugas seorang pendidik.
Makanya tugas pendidik adalah tugas mulia.
Hal ini yang dilakukan oleh Simon
Anunu,S.Ag, M.Pd kepala SDN Naibonat kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Memanage sekolah dengan jumlah guru 20
oarang dan dua orang tenaga kependidikan. Untuk menyamakan persepsi tentang
pola pendidikan di sekolah ini. Melayani proses pendidikan di masa pandemi
covid-19 dengan segala penyesuaian.
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan
belajar dari rumah (BDR). Guru merancang pembelajaran sesuai kurikulum
Pandemi yang dipandu oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Kupang melalui surat edaran. Penguatan oleh pengawas sekolah. Kepala sekolah
memainkan perannya sebagai seorang manager. Mengapiti guru dan tenaga
kependidikan. mengolah pendidikan di sekolah sebagai santapan sedap bagi anak
didik dan orang tua. Situasi sekolah yang menyenangkan membuat guru melayani
dengan hati. Semua fasilitas pendukung dipenuhi oleh kepala sekolah. Untuk
melancarkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Memang harus diakui
awal semester genap mulai januari sampai maret dana bos belum cair, tetapi
kepala sekolah tidak boleh mati akal. Bijaksana mencari jalan keluar
terbaik. Membangun kerja sama dengan pihak ketiga yaitu dunia usaha dan dunia
industri. Untuk alat kantor dan alat tulis kepala sekolah bekerja sama dengan
toko penyedia kebutuhan sekolah dengan melakukan bon barang nanti dibayar
setelah dana bos cair. Itulah suka duka seorang kepala sekolah.
Moda pembelajaran jarak lauh itu yang
dipilih oleh dewan guru. Dengan metode luar jaringan (Luring). Kebijakan ini
diambil sesuai hasil rapat bersama orang tua. Ada orang tua yang tidak punya
androit bahkan ada yang tidak punya HP. Kalau ada hanya HP senter.
Bagaimana supaya proses belajar mengajar di masa pandemi corona virus
yang mencekam dunia dan dampaknya sudah terasa di Kupang banyak korban
berjatuhan sampai meninggal dunia. Hal ini cukup menakutkan orang tua. Guru dan
masyarakat sekolah. jalan terbaik yang diambil adalah orang tua mengambil
bahan ajar di sekolah dan membelajarkan anaknya di rumah.
Belajar dari rumah (BDR).
Satu-satunya pilihan orang tua bersama guru untuk melindungi anak
dari penyebaran contak virus corona yang sudah meraja lela. Dengan cara
orang tua saja yang datang ke sekolah sesuai jadwal yang sudah disosialisasikan
kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan di sekolah ini. Untuk
pembatasan kerumunan di sekolah maka dibagi jadwal sebagai berikut: Hari
senin selasa rabu pengambilan materi ajar di sekolah oleh orang tua. Hari kamis
jumad dan sabtu untuk orang tua yang anaknya di kelas empat lima dan
enam. Kepala Sekolah memilih tiga hari sebagai alternatif orang
tua
Mari kita melihat kembali
kegiatan pembelajaran yang terjadi di SDN Naibonat dalam
rangka menangani di mana ada anak yang
loyo dalam belajar. Keloyoan belajar anak di kelas di mana anak
cepat bosan belajar. Sikap masa bodoh. Bahkan sikap protes yang
ditunujukan dengan bandel. Mengganggu teman baik dalam
kelas mau pun kelas lain. Ada satu anak peserta didik baru kelas
dua. Banyak guru dari kelas satu sampai kelas enam mengeluh tentang
sikap anak yang bernama Adrianus Hali Wiwi ini. Siswa ini sudah
bandel tidak mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar
mengajar . Lebih aneh lagi ketika ada anak yang menangis
dalam kelas pasti Adrianus melakukan kekerasan dengan
memukul teman itu.
Kejadian
ini menyita perhatian banyak orang. Wali kelas
dua, kepala sekolah dan orang tua. Ada surat panggilan
kepala sekolah kepada orang tua anak ini untuk dicarikan jalan keluar dan jalan
terbaik. Ternyata anak ini mempunyai sikap super aktif. Tidak suka
duduk terlalu lama belajar, ternyata dia diajak bermain sambil
belajar malah dia lebih aktif. Kesempatan ini menjadi tantangan bagi
guru SDN Naibonat jeli memandang sebagai peluang untuk mencari
model pembelajaran yang tepat.
Ada
lagi satu anak peserta didik yang sudah duduk di bangku
kelas IV SDN Naibonat. Suatu ketika ketika diperhatikan ternyata
ketika menulis hanya mengoyangkan pulpennya seperti menulis sungguh.
Diperhatikan secara cermat ternyata dia tidak meulis sungguh. Curiga
guru pada aat menaruh perhatian khusus ternyata anak ini
mempunyai gerak manipulasi seolah-olah aktif menulis. Lalu guru itu
semakin penasaran.
Curiga
kayaknya anak ini belum tahu menulis dengan baik. Jangan sampai tidak menguasai
huruf, Kata dan kalimat. Guru ini naik
pitam mengapa ada anak yang sudah duduk kelas empat ko
belum tahu menulis. Ditelusuri lebih teliti ternyata anak ini
lamban. Bila dikte cepat pasti anak ini pura-pura
menulis. Akhirnya anak ini diperhatikan secara khusus
oleh gurunya. Ketika temannya pulang saat bell sekolah
berbunyi semua anak mereka pulang. Anak ini
diberi remedial menulis ulang-ulang. Mulai
saat itu bisa menulis indah. Anak peserta didik ini sudah
duduk di bangku kelas V pada tahun ajaran
2020/2021.
Seorang guru yang baik adalah guru yang dapat memberikan spirit inspiratif
untuk siswa-siswinya. Spirit inspiratif ini ditunjukkan para guru dengan
memberikan teladan dan nasihat membangun kepada anak-anak didik agar mereka
belajar tanpa rasa takut jika salah dan dikatakan tidak mampu.
Guru sebagai
tenaga pendidik profesional tidak cukup hanya menguasai ilmu yang akan
diajarkannya, melainkan juga dituntut memahami kondisi peserta didik yang
dihadapinya. Sehingga sangat diperlukan guru yang inspiratif, yang mampu
mendidik, memberi teladan yang baik, dan bisa memahami kondisi kejiawaan
peserta didik, serta mampu memotivasi dan memberi semangat peserta didiknya ke arah
kemajuan.
Ada satu hal yang
luar biasa adalah siswa yang droup out (DO) Sekolah Dasar Negeri Naibonat pada
tahun pembelajaran lalu. Berhubung penulis adalah pengelola pusat kegiatan
belajar masyarakat (PKBM). Penulis bekerja sama mengunjungi orang tua peseta
didik yang DO di rumah. Di sana sambil minum kopi panas. Kami
diskusi dan saling meneguhkan tentang masa depan anaknya. Bila anak ini tidak
sekolah bagaimana masa depan anak bangsa. Anak ini bernama Adikar Lubalu
satu-satunya lelaki dalam keluarga.
Setelah orang
tuanya mengerti masih ada jalan lain ke Roma. Di mana bila Adikar
daftar sambung sekolah di PKBM mengikuti pendidikan kesetaraan paket A maka
anak ini bisa menikmati pendidikan selanjutnya. Tawaran manis ini diterima baik
dengan senang hati oleh orang tua Adikar yang sudah janda. Suaminya sudah
dipanggil oleh Tuhan beberapa tahun lalu. Sikap orang tua yang sangat
bersyukur. Kini Adikar sudah sekolah di SMP Negeri 4 Kupang Timur. Ketika
Adikar dan keluarga melihat penulis selalu mereka katakan kita ini
keluarga.
Seorang
guru yang baik adalah guru yang dapat memberikan inspirasi untuk para muridnya.
Inspirasi ini ditunjukkan para guru dengan memberikan teladan dan nasihat
membangun pada anak-anak didik agar mereka belajar tanpa rasa takut jika salah
dan dikatakan tidak mampu. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Departemen
Pendidikan Nasional RI Suyanto saat memperingati Hari Guru Nasional di SDN II
Cideng, Jakarta Pusat, Jumat (25/11/2011).
MUTIARA KASIH PANCARAN
SINAR MUTIAMU
MENJANGKAU ANAK – ANAK DI PULAU TIMOR
Sinar mengusik kegelapan. Habis
gelap terbitlah terang. Kegelapan kebodohan.kegelapan kemiskinan. Kegelapan tak
berdaya. Sinar terang perubahan hidup. Sinar terang perubahan cara berpikir.
Sinar terang pengolahan harta kehidupan. Sinar terang berkelimpahan dalam
cita-cita anak bangsa.
Sebagai seorang awam katekis selalu bersama
pastor duduk bercerita tentang kehidupan
umat di tempat saya melayani. Pengalaman berpastoral sebagai katekis sejak
tahun 1990 di paroki santu Stefanus Naikliu kala itu. Sekarang paroki ini sudah
memekarkan diri menghadirkan Paroki Santa Maria Mater Dei Oepoli Keuskupan
Agung Kupang. Kala itu penulis masih menjadi guru agama katolik sekaligus
pendiri SMP Katolik San Daniel Oepoli yang berbatasan langsung dengan Oekusi
Negara Timor Leste.
Katekis yang bukan saja sebagai guru tapi juga
animator sekami. Mengenal anak seakmi, juga latar belakang orang tua dengan
kehidupan beriman dan orientasi masa depan anak-anaknya. Kehidupan beriman
orang tua yang hidup segan mati tak mau. Dimana praktek kehidupan nyata jauh
dari iman kristiani y\ng diharapkan. Begitu juga pendidikan anak tergantung
dari berkat Allah. Bila penghasilan
orang tua cukup memadai pasti pendidikan anak pun lumayan.
Sejak tahun 2002 penulis pindah tempat tugas
dari Oepoli ke tempat baru SD Inpres Naibonat dengan alasan mendasar studi
strata satu di STIPAS Keuskupan Agung Kupang. Kini penulis tinggal di Stasi St.
Yohanes Maria Vianney Naibonat di paroki St. Maria Fatima Taklale . Mayoritas
Umat berasal dari eks pengungsi Timor Leste. Bersama RD.Piet Olin, sebagai
Pastor Paroki saya mulai kenal Yayasan Mutiara Kasih.
Sosialisasi pelatihan di Mutiara Kasih
berbasis Kelompok umat Basis dan rekrutmen anak-anak putus sekolah menjadi
prioritas. Kesempatan inilah penulis mulai beraksi meneruskan informasi
mendaftar anak-anak yang berminat mengikuti pelatihan pengasuh bayi, melayani
dan merawat orang sakit, anak-anak, dan para manula. Sejak lima tahun lalu dari
ke mulut ke mulut orang tahu penulis membantu anak putus sekolah atau yang
sudah tamat SMP orang tua tidak ada dana untuk lanjut SLTA dan tamat SMA tidak kuliah boleh memperoleh kesempatan direkrut ke
Mutiara Kasih.
Banyak anak yang berhasil setelah pulang dari
Mutiara Kasih. Ada yang membawa pulang unag berjuta-juta. Ada yang menggunakan
uangnya untuk memperbaiki rumah orang tua berdinding bebak beratap daun atau
ilalang di sulab sekaligus anak bedah rumah jadi rumah layak huni dan permanen. Ada yang membawa hand phone
(HP) bermacam-macam. Beberapa orang menggunakan uang untuk kuliah meningkatkan
sumber daya manusia orang timor. cukup banyak anak mutiara kasih yang sudah
mengumpulkan uang dan membiayai adik atau keluarga yang kuliah S1 baik kuliah
di dalam dan luar NTT. Ada pula anak
selesai kontrak di mutiara kasih langsung kuliah di jakarta contohnya adik
Lusia Metan sementara menyelesaikan studi strata satu jurusan sastra dan bahasa
Indonesia. Bila tak ada aral melintang pasti wisuda di bulan september 2016
ini. Inilah seberkas pancaran kasih dari Mutiara Kasih untuk anak bangsa di pulau Timor.
Kisah nyata pancaran kasih Mutiara Kasih
bercokol di pulau timor bagaikan kabar gembira yang terlambat sampai di
beberapa tempat. Penulis merasakan
inilah kabar gembira yang terlambat samapai
di kota Kefamenanu Kabupaten TTU pada saat pastor paroki
St.Antonius Padua Sasi Pater Titus kaget
karena anak dari ketua lingkungan Fatu Auni paroki tersebut sudah ada di
Mutiara Kasih di Cijantung jakarta. Tersentak pastor paoki marah ketua
lingkungannya itu dengan tuduhan praktek traffiking. Ketua lingkungan paulus Taek tidak patah
arang. Orang tua anak kakak beradik Dion dan Risto yang sudah ada di Mutiara
Kasih, memperkuat alibinya dengan
memberitakan kepada pastor bahwa pukul 12.00 wita hari ini, simon Anunu putra Paroki ini yang merekrut
Dion dan Risto ke Mutiara Kasih, bersama ketua Yayasan Mutiara Kasih (Ibu
Agustin bersama ibu Enny) akan tiba di
Paroki Sasi.
Memang benar
Pada tanggal 23 Maret 2015 Simon Anunu (Penulis) mendampingi sekaligus
memperkenalkan ketua Yayasan Mutiara Kasih ibu Agustin kepada Pastor Paroki St.
Antonius Padua sasi. Dari Sasi ketua Yayasan bertemu lagi pastor paroki St.
Andreas Tunbaba RD.Jhon Naben sekaligus sosialisasi dua jam. Blusukan
dilanjutkan ke Kampung Tes di sana ibu Agustin dan ibu Enny bermalam tidur
beralaskan tikar di atas pelupuh (belahan bambu) . Besok pagi tanggal 24 maret
2015 jam 7.00 wita ketua yayasan Mutiara Kasih dan tim blusukan lagi bertemu
siswa dan guru SMA BIKOMI UTARA. Alasan
penulis menghadirkan momen perkenalan ini agar Pater Titus dan RD. Jhon, siswa
SMA BIKOMI UTARA menjadi sahabat Mutiara Kasih. Mengapa? Karena sudah dua tahun
penulis merekrut anak dari kampung Tes,
kampung Haumeni, Oepoli dan desa Napan serta anak-anak Bansone kota Kefa, paroki sasi ke Mutiara Kasih harus lewat wawancara dan tes bila lulus oleh RD.PIET
OLIN di paroki Taklale dengan jarak tempuh dua ratusan kilometer. Pengalaman
pahit selama anak-anak dari Kefamenanu datang ke Paroki St.Maria Fatima Taklale
di Kupang mulai dari pendaftaran sampai tunggu hasil harus menginap di rumah pa
Simon Anunu bertempat di Naibonat berminggu-minggu. Akomodasi, transportasi
pergi pulang untuk tes kesehatan,
wawancara dan dengar hasil menjadi tanggung jawab penulis karena
perbuatan kasih. Alasan ke dua mendekatkan pelayanan perekrutan, wawancara, tes
kesehatan, dan memfasilitasi saat berangkat ke jakarata lebih dipermudah oleh
pastor paroki setempat.
Menjala SAHABAT MUTIARA KASIH. Sambil menyelam
minum air. pribahasa ini mau mengatakan memperkenalkan mutiara kasih sekaligus
MENJALA SAHABAT MUTIARA KASIH kepada
Pastor Paroki di Dekenat TTU dan Dekenat Mena
sekitar wini ponu jalur utara
pulau Timor. Satu tahun dua pastor paroki
menjadi pastor SAHABAT MUTIARA KASIH. Pada tahun 2015 menjala pastor
paroki St.Antonius Sasi Pater Titus dan Pastor Paroki St.Andreas Tunbaba
RD.Jhon Naben menjadi sahabat Mutiara
Kasih. Pada tahun 2016 berhasil menjala pastor Paroki Kristus Raja Haumeni
RD.Stef Bria dan pastor Deken Mena
RD.Kanisius Oki.
Sudah menjadi buah bibir. Mutiara Kasih di paroki
St.Antonius padua Sasi dan paroki paroki sahabat Mutiara Kasih suka
membicarakan eksistensi mutiara kasih. Pada tahun 2016 ketua Yayasan Mutiara
Kasih Ibu Agustin dan ibu Eny Susatyo bersama penulis uji petik evaluasi
bertemu orang tua sahabat Mutiara Kasih di Paroki Sasi, paroki Tunbaba,
dan paroki Kristus Raja Haumeni. Dari evaluasi ini ternyata ada kesan orang tua
misalnya di kampung Tes dan Paroki Antonius Sasi begitu senang dengan adanya
gerakan mutiara kasih sudah dua tahun tamatan SMA tidak duduk di deker karena
sudah ditelan oleh mutiara kasih. Pada
malam itu juga orang tua Remigius Metan terima 19 juta dari ibu Agustin dan
anak Remigius Metan bersedia kembali ke Mutiara kasih. Dari uang itu orang tua menggunakan untuk
menyelesaikan rumah permanen.
Analogi petani menanam ada hasil dan gagal
panen. Begitu juga usaha Mutiara Kasih banyak
anak yang sukses tetapi juga
banyak yang gagal. Bahkan tidak luput juga ada anak yang bertingkahlaku
aneh seperti kacang lupa kulit.
Sudah waktunya Mutiara Kasih memancarkan kasihnya ke seluruh pelosok tanah air ibu pertiwi
Indonesia. Kibarkan bendera kasih. KOBARKAN KASIH KRISTUS. Biarlah kasih
Kristus dirasakan di mana-mana melalui rangkulan kasih sayang Mutiara Kasih
sebagai tindakan konkrit acsen iman kristiani .
Salam damai sejahtera.
Foto blusukan Ketua
Yayasan Mutiara Kasih bersama ibu Enny di Kampung Tes Paroki Kristus Raja
Haumeni Kabupaten TTU –NTT, rumah orang
tua Brigita Metan pada tanggal 23- 24
Maret 2015
ANGKA DUA BELAS MOMENTAL PENUH MAKNA
DUA BELAS PESERTA DIDIK PERDANA, GURU DAN PENDIRI
SMP KATOLIK SANTU DONBOSCO NAUNU KABUPATEN KUPANG NTT
Mengenang
inisiator dan pendiri SMP KATOLIK SANTU DON BOSCO kabupaten kupang.
Mendirikan sekolah bukan persoalan gampang. Tidur dan bermimpi itu hal yang
biasa. Bermimpi, menghayal dan berniat untuk mencerdaskan bangsa itu yang luar
biasa. Bermimpi tentang masa depan generasi penerus Gereja dan bangsa
adalah satu kekuatan yang luar biasa. Kata seorang filsuf yang masih
terngiang-ngiang di benakku adalah Rene Descartes. "Aku berpikir
maka aku ada (Cogito Ergo Sum)”, kalau aku tidak sedang berpikir apa aku
kemudian tidak ada? Ini pertanyaan yang menggelitik hatiku. Tidurku
bangunku dan perjalananku. Setiap saat aku berpikir. Sikap yang dipertontonkan
adalah menghayal karena pikiran. Kini berpikir dan berpikir untuk
hal yang akan datang. Berarti saya ada dan akan ada dalam pikiran orang pada
zamannya.
Pengalaman
pastoral menjadi animator serikat kepausan anak misioner (sekami ) dalam Gereja
katolik. Menyadari diri dalam tugas panggilan pembaptisan menjadi imam,nabi dan
raja. Merenungi panggilan nabi Yesaya. Yesaya Pernah mengatakan dalam
dirinya. Inilah aku utuslah aku. Nabi Yesaya mengamalkan panggilan ini dengan
seluruh jiwa dan raga. Membuat orang yang ia layani kagum
memandangnya. Karena ia sungguh menghayati apa yang ia katakan. Sampai
saat ini dan di sini termasuk penulis memaknai hidup nabi Yesaya. Animator
sekami adalah orang yang selalu memperhatikan pembinaan iman, moral dan
Pendidikan anak dan remaja. Arah pandangan hidup menjadikan
anak-anak berpendidikan, bermoral, dan suka menolong orang lain. Seperti
moto sekami “children helping children” artinya anak membantu anak. Dengan doa
derma kurban dan kesaksian. Ketika teman yang susah dan sedih ajaklah
bergembira dan bermain bersama. Pada saat yang sama ia melupakan susah dan
larut dalam kebersamaan. Apalagi bersama dalam iman, moral dan belajar bersama.
Hal ini dilakukan dari generasi ke generasi. Banyak anak dan remaja sekami yang
pernah bergabung menjadi akrab. Walau pun kini ada yang berpisah karena
Pendidikan, pekerjaan, keluarga tapi kenangan ini selalu
diingat.
Serikat kepausan Anak dan remaja
Misioner merupakan gerakan internasional dari anak-anak yang paling tua di
seluruh dunia. Pendirinya adalah Mgr. Charles de Forbin Janson, Uskup Nancy,
Perancis, pada tahun 1843 (thn 2003, HUT Sekami ke-160 thn).
Sejak 3
Mei 1922, dipusatkan ke Roma dengan status kepausan.
Ia sangat
prihatin dengan keadaan anak-anak di seluruh dunia, teristimewa di Cina, yg
pada waktu itu memiliki banyak anak yg menderita rohani dan jasmani.
Alasan
Mgr. Charles Mendirikan Kelompok Anak Misioner. Ia terharu dan berdoa serta
minta petunjuk Tuhan “bagaimana agar anak-anak dapat diselamatkan”
Ia
disadarkan Tuhan: anak-anak bukanlah obyek Kabar Gembira, tetapi subyek Kabar
Gembira. Artinya :
Anak-anak
mampu menjadi rasul-rasul kecil, sahabat-sahabat Yesus,pembawa Yesus
Anak-anak
sangat tulus dalam menolong temannya yg jauh lebih menderita, mereka mampu
melakukan, “children helping children”, anak bantu anak. Anak-anak dapat
membantu teman-temannya lewat doa dan derma, anak dapat menjadi sahabat bagi
temannya.
Tahun 1843
: Holy Childhood-Kanak-kanak Suci
Pelindung
gerakan ini adalah Yesus
Tujuan
utamanya : menjadikan anak-anak sahabat Yesus, yg berani memperkenalkan Yesus
pada temannya yg lain. Membawa teman-temannya yg baru kepada Yesus.Dengan
semangat setia kawan dituntun untuk rela menolong sesama sahabatnya yg lain.
Singkatnya menjadi rasul-rasul cilik atau misionaris-misionaris cinta.
Pada tanggal 3 Mei 1922 : Serikat Kepausan Anak Misioner berpusat di
Roma.Langsung di bawah perlindungan Sri Paus sendiri. Di Indonesia. Sekami
telah mulai bergiat sejak tahun 1970-an.
Mulanya
bernama SEKAR (Serikat Kepausan Anak dan Remaja) Sejak Lokakarya Nasional KKI
di Denpasar (1996), wakil-wakil dari seluruh keuskupan, bersama pimpinan Karya
Kepausan Indonesia, bersepakat untuk merubah namanya menjadi SEKAMI (Serikat
Kepausan Anak/Remaja Misioner)
Tambahan
kata Misioner dirasa perlu oleh para Dirdios KKI se-Indonesia, agar anak dan
remaja lebih menyadari peran dan perutusan misioner mereka
Tujuan
SEKAMI
1.
Membangun hubungan pribadi penuh persahabatan dengan Yesus dan dengan sesama
sahabat lainnya
2.
Membangun kesadaran misioner dalam hati dan budi anak dan remaja (setiap anak
adalah Misionaris cilik)
3.
Membngun persekutuan misioner di kalangan anak dan remaja (bersama-sama merekan
diutus sebagai misionaris)
4.
Membangun kerja sama misioner sejak dini di kalangan anak dan remaja (belajar
bertanggungjawab dan bekerja sama)
5.
Membangun kepedulian misioner anak lewat, doa dan derma (khusus bagi anak yg
jauh lebih menderita
6.
Mempersiapkan kader misioner dari kalangan anak (persiapan masa depan mereka dan
Gereja)
Sasaran
yang ingin dicapai :
1. Rela
dan sedia membagikan imannya akan Yesus, sebab :
a. Anak
juga mengambil bagian dalam perutusan Gereja
b. Anak
adalah misionaris : garam, terang dan cahaya dunia
c. Anak
bukan hanya obyek misi, tp subyek misi bersama orang lain, sesama anggota
Gereja
2. Rela
dan sedia membagikan miliknya yg kendati sedikit bagi anak-anak lain :
a.
Perbuatan nyata adalah ungkapan konkrit iman dan doa serta tanggung jawab
misionernya
b.
Kesadaran misioner menghasilkan kerelaan untuk berbagi, secara nyata dalam hal
material/derma, lebih gembira karena memberi dan bukan karena menerima
c.
Kerelaan berbagi dinyatakan juga dengan saling menerima teman lain: budaya,
agama, bakat, talenta, dll.
Keanggotaan
1, Setiap
anak dan remaja Katolik (untuk Sekami Internasional, dibatasi 14 thn ke bawah),
boleh menjadi anggota Sekami
Untuk
Indonesia, tak ada keberatan untuk melibatkan anak-anak remaja, khususnya usia
SMP
2. Setiap
anggota Sekami hendaknya siap menjadi “sahabat di tengan sahabat”, dalam bentuk
sebuah serikat anak-anak, yaitu kumpulan/pertemanan/persahabatan nasional
bahkan internasional
3.
Seorang anak menjadi anggota resmi dengan memohon untuk menjadi anggota dan
permohonannya disetujui dan dikabulkan oleh Direktur Diosesan KKI Keuskupannya,
dengan sepengetahuan Direktur Nasional, melalui sebuah pelantikan.
4.
Sebelum mengajukan diri dan diterima sebagai anggota resmi, setiap anak harus
sudah pernah mengikuti pertemuan-pertemuan Sekami serta mengenal dan memahami
tujuannya
5.
Dianjurkan agar kelompok anak-anak membentuk kelompok para rasul, berjumlah
sekitar 12 orang. Ada seorang penanggung jawab; ada beberapa tugas yang dapat
digilirkan, agar anak-anak mulai belajar bekerja sama dan beroganisasi. Setiap
kelompok hendaknya mempunyai nama kelompok yg diambil dari seorang kudus/rasul,
yg menjadi pelindung rohani sekaligus teladan khusus mereka,dll.
6.
Penerimaan resmi anggota dilakukan lewat Ibadat Khusus atau dalam kesempatan
Misa Anak-anak.
7.
Hendaknya orang tua juga dilibatkan dalam perayaan pelantikan sehingga mereka
pun dapat lebih memahami peran misioner anaknya maupun mereka sebagai orang
tua/keluarga.
Ketika memandang ke depan
ternyata pemberdayaan Pendidikan informal, formal dan non formal dalam
masyarakat perlu diberdayakan. Ada yang karena jarak tempuh mencapai
tujuan Pendidikan tidak tercapai. Ada yang karena alasan ekonomi maka tujuan
Pendidikan formal putus di tengah jalan kehidupan. Ada yang karena korban
kekerasan rumah tangga Pendidikan putus tergantung. Ada yang salah
bergaul maka hamil dan menghamilkan.
Aku mencoba mencari jalan terbaik.
Seperti lagunya pance pondak dalam trio ambisi. Lagu trio ambisi masih
menjadi referensi kenangan di setiap waktu senggang bahkan menghiasi
aktifitas yang menjenuhkan. Aku pernah berpikir bagaimana sekelumit sebuah
Langkah untuk bertanya pada rumput yang bergoyang. Di pagi hari ia segar
siang hari ia layu karena disengat sinar matahari. Tetapi akhirnya
ia pernah hidup.
Didorong oleh keinginan luhur supaya
anak-anak mengenyam Pendidikan di tempat saya mengabdi. Maka pada tahun
2018 bersama Yayasan Bintang Timur di Desa Naunu kecamatan Fatuleu Kabupaten
Kupang mendirikan sebuah Lembaga SMP Katolik Santu Don Bosco. Kolaborasi
Lembaga keagamaan katolik Bersama pastor paroki Santa Helena Camplong
RD.Ansel Leu. Ketua stasi dan umat stasi Santa Maria Aitara di Naunu.
Rapat Bersama pihak Gereja, dinas terkait dalam hal ini Kepala cabang dinas
Pendidikan dan kebudayaan Kecamatan Fatuleu. Usif atau raja Hendrik Mambait pemilik
tanah menghibahkan tanah tiga hektar untuk kepentingan Pendidikan di tempat
ini. Bersama masyarakat dan tokoh masyarakat yang ada bersinergi
membangun gedung sekolah darurat. Pada tahun pertama siswa yang terdaftar ada
12 orang. Siswa yang 12 orang ini merupakan Angkatan pertama dari SDK Don
Bosco.
Angka dua belas (12) adalah angka
keramat yang bersejarah dalam Gereja Katolik. Ketika Yesus mengutus 12
murid membantu-Nya dalam karya misi kerajaan Allah di tengah dunia. Yesus
mengutus 12 murid pergi ajarlah semua orang menjadi murid-Nya. Dan ajarlah
mereka tentang kerajaan Allah sudah datang. Dan baptislah mereka dalam
nama bapa dan putera dan Roh Kudus. Ini menjadi dasar iman orang katolik
beraksi di panggung dunia ini. Secara moral dan semangat hidup harus ditanamkan
kepada generasi penerus bangsa ini. Dalam bingkai negara Republik
Indonesia menjadi warga negara 100 persen dan menjadi katolik 100
persen.
Dapat apa dan dapat berapa
dengan bekerja lintas batas. Teman dan sobat pembaca yang saya
cintai. Suatu saat saya ditanya oleh kepala Kantor wilayah Kementerian Agama
provinsi Nusa Tenggara Timur yang datang ke lokasi sekolah. Pada saat
duduk-duduk beliau bertanya. Bagaimana anda membagi waktu untuk
memperhatikan tugas anda sebagai kepala SDN Naibonat Kelurahan Naibonat
Kecamatan Kupang Timur.sekaligus animator sekami, pendiri Sekolah SMP Katolik
Santu Donbosco di Naunu ini. Sebagai guru agama katolik PNS Kementerian Agama
dan sekaligus guru umat dalam Bahasa latin Katekis. Katekis dalam kamus latin
berasal dari Bahasa Yunani “Katechein” artinya menyuarakan. Sebagai Katekis
bukan hanya katekese Bersama umat di Kelompok umat Basis (KUB), tetapi
ada aksi nyata menyelesaikan persoalan umat termasuk dalam hal ini Pendidikan
masyarakat. Untuk melaksanakan tugas karya pastoral saya perlu membagi
waktu. Pagi hari pukul 7.00 wita pasti sudah ada di SDN Naibonat memeg guru dan
harus mengajar agama katolik di kelas karena saya di bayar oleh negara lewat
kementerian agama. Pukul 12.15 wita tugas dinas selesai kembali rumah. Pasti
istirahat makan dan sore hari mulai atur stategi melaksanakan tugas
pastoral. Dalam menghayati tugas pastoral jelas tidak digaji karena upahmu
besar di surga.Hal ini yang menjiawai kunjungan ke sekami perKUB, untuk melaksanakan
tugas misioner. Hal ini yang biasa saya buat muali dari Oepoli sejak dua
belas tahun mejadi Katekis di Paroki Santa Maria Oepoli Desa Netemnanu
Utara Kecamatan Amfoang Timur sejak tahun 1990 sampai tahun 2002. Sejak saat
itu Uskup Mgr.Petrus Turang mengenal siapa itu Simon Anunu. Saat paling
berkesan bagi Uskup yang dibuat oleh Simon Anunu adalah penjemputan Uskup
Pada waktu kunjungan perdana Mgr.Petrus Turang melakukan kunjungan pastoral di
Paroki Santa Maria Oepoli. Menarik perhatian uskup waktu sekami Natoni
menyanyi menjemput uskup. Lalu uskup bertanya boleh besok saya
bertemu anak sekami stasi ini yang begini banyak mungkin di antara mereka ada
yang nanti menjadi imam. Betul hasilnya ada kini 5 imam dari Oepoli yang sudah
ditabiskan oleh Uskup Petrus Turang menjadi imam.Misalnya RD.Sintus Efi,
RD.Simon Temelab, RD.Adnan Berkanis,RD. Deodatus Parera, RD.Herman Poylado.
Masi ada yang sementara belajar bangku calon imam di seminari.
Nama: Simon Anunu, S.Ag, M.Pd
TTL. Kuan
TES TTU, 10 Desember 1968
Alamat :
NAIBONAT KUPANG TIMUR
GURU
AGAMA KATOLIK SDN NAIBONAT
https://draft.blogger.com/blog/post/edit/5764169765128195683/2192975556305646725
MENULIS BERSAMA OM JAY MENJADI
BLOGER AKU BISA
Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir
tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada.
Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan. Saya lakukan dengan berpikir
ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar
tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus
menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi para
penulis, saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur
sebenarnya kukatakan Bersama Om Jay dan nara sumber ibu
Kanjeng serta para nara sumber memotivasi dan mengantar pada
sikap mulai bisa menulis.
- AWAL MULA SUKA MENULIS
Sudah lama saya
idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian hilang. Keadaan
situasi muncul hilang. Pada saat keinginan muncul untuk menulis hilang
karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang
fatal adalah malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan
adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca yaitu sejak lima tahun
yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di
Nusa Tenggara Timur. Hal tulisan yang dikupas secara mendalam yang
membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya
hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial dari kumuh menjadi hidup
modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi
keluarga miskin. Petani miskin yang digambarkan di daerah tertentu.
Membuat niat bertanya mengapa mereka miskin. Bagaimana peran diri
dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah mengentaskan
kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter masyarakat
tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya yang masif.
Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban yang bisa
mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara kita
anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global mendunia.
Dampak corona virus yang datang dari cina ini sejak tahun 2019 merusak
tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan. Tatanan
kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah. Namanya baru
hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai macam strategi.
Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya pembelajaran dalam
jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan dan kebudayaan
putar otak mengendalikan sistim Pendidikan di Indonesia harus berjalan.
Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru pun tidak
tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat menggetarkan dalam
menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru bloger. Guru bloger yang
hebat dan luar biasa adalah guru besar karena badanya besar. Kata guru
besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya Kusuma alias Om Jay. Kata
guru besar karena badannya besar saya dengar pertama Ketika Om Jay mempresentasikan
diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan guru kota Kupang dan guru Kabupaten
Kupang yang bergabung dalam organisasi PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay.
Saat itu sebagai seorang peserta dari guru Kabupaten Kupang.
Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah secara khusus kepada saya. Buku
yang saya terima berjudul menulis setiap hari dan buktikan
apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan ratusan mata guru Kota
Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan spontan Om
Jay memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada tanganku karena saya
sungguh merespon eksistensi perkataan Om Jay dengan spontan tertawa
sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar dari mulut disertakan dengan
mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya. Dalam hati saya bertanya
mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di hadapan ratusan mata guru dan
mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam buku ini saya baca strategi menjadi
penulis. Jujur saya mau katakana dengan membaca buku ini termotivasi untuk
menjadi penulis seperti sang penulis motivator hebat. Ternyata guru
besar bukan hanya fisik, tetapi otak dan cara berpikirnya besar
pengaruhnya. Memotivasi guru Indonesia menjadi guru bloger dan
menulis dalam blog. Sejak saat itu saya berniat harus menjadi penulis
buku.
- AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN
IKUT GRUP BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY
Pada suatu saat. Persis hari minngu tanggal 3 Mei sampai 20
september 2020. Saya mengikuti kegiatan Writing Clup menulis
bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi
Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya
(Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat kegiatan ini telah saya terima
dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di
kabupaten kupang bahwa saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya
bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat
pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang.
Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan
ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus
kami praktekan menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang
motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi
mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu membuat saya
disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah
menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara.
Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini
adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena
bisa menulis saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa
bisa maka supaya tetap diberdayakan pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei
2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan
tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil
menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini
menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran
covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja
dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode
dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode
luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah.
Walau pun hal ini dipandang tidak efektif tapi itulah yang bisa dilakukan
selama masa pandemi corona virus-19.
3. KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN
MANFAAT SETELAH
MENGGUNAKAN BLOG
Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap
tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan
tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog.
Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk membuat blog. Pertama membuat
blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman grup dan
Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.
Manfaat mengenal blog dan menjadi bloger. Tulisan yang tersimpan
dalam blog meringankan beban leptop. Sangat membantu
mengakses tulisan atau video yang mau dibutuhkan.
Misalnya saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam
jaringan dan luar jaringan. Balajar dari rumah yang diselenggarakan
oleh kementerian agama Republik Indonesia. Tulisan dan video yang
tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi yang enak-enak. Di
hadapan peserta dan widyaiswara dari Jakarta saya menampilkan
bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau dan mengagumkan karena
tampilan blog yang khas. Tampilan blog yang berbeda dari presentasi
mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal yang membuat saya kagum . sampai
hari ini selalu teriang-teriang dalam ingatan saya. Peneguhan
dari widyiswara bahwa penampilan blog Simon Anunu perlu ditiru
karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan
dalam blog itu mempermudah kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles
atau hardis yang bisa kadang -kadang munglin tulisan
bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan mungkin tidak bisa
berbuat apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat
itu pasti tidak bisa ikut karena data hilang. Maka apa yang saya
rasakan manfaat blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati
mengatakan siapa dulu guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman
melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing
mereka mengenal blog dalam google. Sampai saat ini saya semakin
percaya diri dalam menggunakan blog. Saya coba mempercantik dengan
menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya
bangga karena bergabung bersama Om Jay dan nara sumber
yang berkompeten dalam bidangnya. Apalagi ada nara
sumber yang juga mempunyai penerbitan buku. Ternyata ada
kekompakan
4.MATERI YANG PALING DIINGAT DARI
NARA SUMBER IBU KANJENG
Pengalaman
bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa ibu Kanjeng
mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar
berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk
bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya
datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya
dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan
enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata
pilihan yang mudah dimaknai? Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan
membaca.
Teladan ibu Kanjeng
mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian
hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari
mana saya harus mulai menulis? Hal ini selalu menggoncang hati cepat
menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya
Kusumah, S.Pd, M.Pd. Lagi-lagi membuka buku Om Jay ini membacanya
berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan dan Prof.Arief
Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa
merupakan media menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui
tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri
menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga
menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa
saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting menulis
dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira
yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum
belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun
belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya.
Terima kasih para motivator yang selalu mengajak untuk memacu diri
agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya.
Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi
kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis
perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti
mengajak pembaca yang Budiman melahap habis tulisan-tulisan yang selalu
dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang.
Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis
pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan
kreatif dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus
saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita
agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya
belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama bisa menulis
di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir ulang-ulang. Menulis ini
yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan seminar menulis dari
dulu pasti saya sudah menjadi penulis yang terkenal. Sekarang baru mau
mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu
manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu
dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan kesempatan yang belum
optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum
terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal
ini yang selalu diminta untuk penambahan angka kredit kenaikan pangkat
menambah tingkatan golongan.
Penulis
Nama: SIMON
ANUNU,S.Ag,
M.Pd
Guru Agama Katolik dan budi
pekerti serta Kepala Sekolah di SDN
Naibonat Kabupaten
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala
Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama
Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun.
Masalah yang terjadi Ketika tidak mengajar agama tunjangan
sertifikasi akan hilang ditelan aturan.MENULIS BERSAMA OM
JAY MENJADI BLOGER AKU BISA
Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir
tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada.
Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan. Saya lakukan dengan berpikir
ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar
tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus
menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi para
penulis, saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur
sebenarnya kukatakan Bersama Om Jay dan nara sumber ibu
Kanjeng serta para nara sumber memotivasi dan mengantar pada
sikap mulai bisa menulis.
- AWAL MULA SUKA MENULIS
Sudah lama saya
idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian hilang. Keadaan
situasi muncul hilang. Pada saat keinginan muncul untuk menulis hilang
karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang
fatal adalah malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan
adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca yaitu sejak lima tahun
yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di
Nusa Tenggara Timur. Hal tulisan yang dikupas secara mendalam yang
membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya
hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial dari kumuh menjadi hidup
modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi
keluarga miskin. Petani miskin yang digambarkan di daerah
tertentu. Membuat niat bertanya mengapa mereka miskin. Bagaimana
peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah
mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter
masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya
yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban
yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara
kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global
mendunia. Dampak corona virus yang datang dari cina ini sejak tahun 2019
merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan.
Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah.
Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai
macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya
pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri
Pendidikan dan kebudayaan putar otak mengendalikan sistim Pendidikan di
Indonesia harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi
guru pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat
menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru
bloger. Guru bloger yang hebat dan luar biasa adalah guru besar karena
badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya
Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar
pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan
guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi
PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay. Saat itu sebagai seorang peserta
dari guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah
secara khusus kepada saya. Buku yang saya terima berjudul menulis
setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan
ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan
spontan Om Jay memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada
tanganku karena saya sungguh merespon eksistensi perkataan Om Jay
dengan spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar
dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya.
Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di
hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam
buku ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana
dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis seperti sang
penulis motivator hebat. Ternyata guru besar bukan hanya fisik, tetapi
otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya. Memotivasi guru
Indonesia menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya
berniat harus menjadi penulis buku.
- AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN
IKUT GRUP BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY
Pada suatu saat. Persis hari minngu tanggal 3 Mei sampai 20
september 2020. Saya mengikuti kegiatan Writing Clup menulis
bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi
Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya
(Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat kegiatan ini telah saya terima
dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di
kabupaten kupang bahwa saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya
bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat
pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang.
Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan
ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus
kami praktekan menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang
motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi
mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu membuat saya
disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah
menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara.
Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini
adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena
bisa menulis saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa
bisa maka supaya tetap diberdayakan pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei
2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan
tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil
menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini
menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran
covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja
dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode
dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode
luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah.
Walau pun hal ini dipandang tidak efektif tapi itulah yang bisa dilakukan
selama masa pandemi corona virus-19.
3. KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN
MANFAAT SETELAH
MENGGUNAKAN BLOG
Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap
tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan
tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog.
Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk membuat blog. Pertama membuat
blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman grup dan
Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.
Manfaat mengenal blog dan menjadi bloger. Tulisan yang tersimpan
dalam blog meringankan beban leptop. Sangat membantu
mengakses tulisan atau video yang mau dibutuhkan.
Misalnya saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam
jaringan dan luar jaringan. Balajar dari rumah yang diselenggarakan
oleh kementerian agama Republik Indonesia. Tulisan dan video yang
tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi yang enak-enak. Di
hadapan peserta dan widyaiswara dari Jakarta saya menampilkan
bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau dan mengagumkan karena
tampilan blog yang khas. Tampilan blog yang berbeda dari presentasi
mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal yang membuat saya kagum . sampai
hari ini selalu teriang-teriang dalam ingatan saya. Peneguhan
dari widyiswara bahwa penampilan blog Simon Anunu perlu ditiru
karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan
dalam blog itu mempermudah kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles
atau hardis yang bisa kadang -kadang munglin tulisan
bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan mungkin tidak bisa berbuat
apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu
pasti tidak bisa ikut karena data hilang. Maka apa yang saya
rasakan manfaat blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati
mengatakan siapa dulu guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman
melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing
mereka mengenal blog dalam google. Sampai saat ini saya semakin
percaya diri dalam menggunakan blog. Saya coba mempercantik dengan
menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya
bangga karena bergabung bersama Om Jay dan nara sumber
yang berkompeten dalam bidangnya. Apalagi ada nara
sumber yang juga mempunyai penerbitan buku. Ternyata ada
kekompakan
4.MATERI YANG PALING DIINGAT DARI
NARA SUMBER IBU KANJENG
Pengalaman
bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa ibu Kanjeng
mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar
berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk
bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya
datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya
dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan
enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata
pilihan yang mudah dimaknai? Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan
membaca.
Teladan ibu Kanjeng
mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian
hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari
mana saya harus mulai menulis? Hal ini selalu menggoncang hati cepat
menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya
Kusumah, S.Pd, M.Pd. Lagi-lagi membuka buku Om Jay ini membacanya
berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan dan Prof.Arief
Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa
merupakan media menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui
tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri
menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga
menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa
saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting menulis
dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira
yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum
belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun
belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya.
Terima kasih para motivator yang selalu mengajak untuk memacu diri
agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya.
Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi
kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis
perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti
mengajak pembaca yang Budiman melahap habis tulisan-tulisan yang selalu
dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang.
Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis
pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan
kreatif dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus
saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita
agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya
belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama bisa menulis
di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir ulang-ulang. Menulis ini
yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan seminar menulis dari
dulu pasti saya sudah menjadi penulis yang terkenal. Sekarang baru mau
mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu
manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu
dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan kesempatan yang belum
optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum
terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal
ini yang selalu diminta untuk penambahan angka kredit kenaikan pangkat
menambah tingkatan golongan.
Penulis
Nama: SIMON
ANUNU,S.Ag,
M.Pd
Guru Agama Katolik dan budi
pekerti serta Kepala Sekolah di SDN
Naibonat Kabupaten
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala
Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama
Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun.
Masalah yang terjadi Ketika tidak mengajar agama tunjangan
sertifikasi akan hilang ditelan aturan.MENULIS BERSAMA OM
JAY MENJADI BLOGER AKU BISA
Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir
tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada.
Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan. Saya lakukan dengan berpikir
ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar
tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus
menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi para
penulis, saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur
sebenarnya kukatakan Bersama Om Jay dan nara sumber ibu
Kanjeng serta para nara sumber memotivasi dan mengantar pada
sikap mulai bisa menulis.
- AWAL MULA SUKA MENULIS
Sudah lama saya
idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian hilang. Keadaan
situasi muncul hilang. Pada saat keinginan muncul untuk menulis hilang
karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang
fatal adalah malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan
adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca yaitu sejak lima tahun
yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di
Nusa Tenggara Timur. Hal tulisan yang dikupas secara mendalam yang
membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya
hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial dari kumuh menjadi hidup
modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi
keluarga miskin. Petani miskin yang digambarkan di daerah
tertentu. Membuat niat bertanya mengapa mereka miskin. Bagaimana
peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah
mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter
masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya
yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban
yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara
kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global
mendunia. Dampak corona virus yang datang dari cina ini sejak tahun 2019
merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan.
Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah.
Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai
macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya
pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan
dan kebudayaan putar otak mengendalikan sistim Pendidikan di Indonesia
harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru
pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat
menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru
bloger. Guru bloger yang hebat dan luar biasa adalah guru besar karena
badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya
Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar
pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan
guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi
PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay. Saat itu sebagai seorang peserta
dari guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah
secara khusus kepada saya. Buku yang saya terima berjudul menulis
setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan
ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan
spontan Om Jay memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada
tanganku karena saya sungguh merespon eksistensi perkataan Om Jay
dengan spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar
dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya.
Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di
hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam
buku ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana
dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis seperti sang
penulis motivator hebat. Ternyata guru besar bukan hanya fisik, tetapi
otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya. Memotivasi guru
Indonesia menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya
berniat harus menjadi penulis buku.
- AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN
IKUT GRUP BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY
Pada suatu saat. Persis hari minngu tanggal 3 Mei sampai 20
september 2020. Saya mengikuti kegiatan Writing Clup menulis
bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi
Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya
(Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat kegiatan ini telah saya terima
dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di
kabupaten kupang bahwa saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya
bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat
pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang.
Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan
ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus
kami praktekan menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang
motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi
mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu membuat saya
disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah
menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara.
Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini
adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena
bisa menulis saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa
bisa maka supaya tetap diberdayakan pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei
2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan
tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil
menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini
menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran
covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja
dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode
dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode
luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke
rumah. Walau pun hal ini dipandang tidak efektif tapi itulah yang bisa
dilakukan selama masa pandemi corona virus-19.
3. KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN
MANFAAT SETELAH
MENGGUNAKAN BLOG
Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap
tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan
tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog.
Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk membuat blog. Pertama membuat
blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman grup dan
Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.
Manfaat mengenal blog dan menjadi bloger. Tulisan yang tersimpan dalam
blog meringankan beban leptop. Sangat membantu
mengakses tulisan atau video yang mau dibutuhkan.
Misalnya saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam
jaringan dan luar jaringan. Balajar dari rumah yang diselenggarakan
oleh kementerian agama Republik Indonesia. Tulisan dan video yang
tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi yang enak-enak. Di
hadapan peserta dan widyaiswara dari Jakarta saya menampilkan
bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau dan mengagumkan karena
tampilan blog yang khas. Tampilan blog yang berbeda dari presentasi
mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal yang membuat saya kagum . sampai
hari ini selalu teriang-teriang dalam ingatan saya. Peneguhan
dari widyiswara bahwa penampilan blog Simon Anunu perlu ditiru
karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan
dalam blog itu mempermudah kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles
atau hardis yang bisa kadang -kadang munglin tulisan
bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan mungkin tidak bisa
berbuat apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat
itu pasti tidak bisa ikut karena data hilang. Maka apa yang saya
rasakan manfaat blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati
mengatakan siapa dulu guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman
melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing
mereka mengenal blog dalam google. Sampai saat ini saya semakin
percaya diri dalam menggunakan blog. Saya coba mempercantik dengan menambah
fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya
bangga karena bergabung bersama Om Jay dan nara sumber
yang berkompeten dalam bidangnya. Apalagi ada nara
sumber yang juga mempunyai penerbitan buku. Ternyata ada kekompakan
4.MATERI YANG PALING DIINGAT DARI
NARA SUMBER IBU KANJENG
Pengalaman
bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa ibu Kanjeng
mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar
berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk
bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya
datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya
dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan
enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata
pilihan yang mudah dimaknai? Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan
membaca.
Teladan ibu Kanjeng
mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian
hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari
mana saya harus mulai menulis? Hal ini selalu menggoncang hati cepat
menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya Kusumah,
S.Pd, M.Pd. Lagi-lagi membuka buku Om Jay ini membacanya
berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan dan Prof.Arief
Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa
merupakan media menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui
tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri
menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga
menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa
saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting menulis
dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira
yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum
belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun
belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya.
Terima kasih para motivator yang selalu mengajak untuk memacu diri
agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya. Ikutilah
lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi kesempatan
mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis perlahan
sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti mengajak pembaca
yang Budiman melahap habis tulisan-tulisan yang selalu dimuat di blog dan
dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang. Dengan ini pasti saya
dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis pasti saya raih dengan
sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan kreatif dari hasil
pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus saya kembangkan menuju
pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita agung yang harus
dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya belum diberdayakan
secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama bisa menulis di koran
majalah, bulitin. Memang sudah berpikir ulang-ulang. Menulis ini yang
memang berat karena belum terbiasa. Andaikan seminar menulis dari dulu
pasti saya sudah menjadi penulis yang terkenal. Sekarang baru mau mulai.
Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu
manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu
dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan kesempatan yang belum
optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum
terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal
ini yang selalu diminta untuk penambahan angka kredit kenaikan pangkat
menambah tingkatan golongan.
Penulis
Nama: SIMON
ANUNU,S.Ag,
M.Pd
Guru Agama Katolik dan budi
pekerti serta Kepala Sekolah di SDN
Naibonat Kabupaten
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala
Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama
Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun.
Masalah yang terjadi Ketika tidak mengajar agama tunjangan
sertifikasi akan hilang ditelan aturan.MENULIS BERSAMA OM
JAY MENJADI BLOGER AKU BISA
Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir
tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada.
Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan. Saya lakukan dengan berpikir
ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar
tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus
menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi para
penulis, saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur
sebenarnya kukatakan Bersama Om Jay dan nara sumber ibu
Kanjeng serta para nara sumber memotivasi dan mengantar pada
sikap mulai bisa menulis.
- AWAL MULA SUKA MENULIS
Sudah lama saya
idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian hilang. Keadaan
situasi muncul hilang. Pada saat keinginan muncul untuk menulis hilang
karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang
fatal adalah malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan
adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca yaitu sejak lima tahun
yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di
Nusa Tenggara Timur. Hal tulisan yang dikupas secara mendalam yang
membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya
hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial dari kumuh menjadi hidup
modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi
keluarga miskin. Petani miskin yang digambarkan di daerah
tertentu. Membuat niat bertanya mengapa mereka miskin. Bagaimana
peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah
mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter
masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya
yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban
yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara
kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global
mendunia. Dampak corona virus yang datang dari cina ini sejak tahun 2019
merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan.
Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah.
Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai
macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya
pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri
Pendidikan dan kebudayaan putar otak mengendalikan sistim Pendidikan di
Indonesia harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi
guru pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat
menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru
bloger. Guru bloger yang hebat dan luar biasa adalah guru besar karena
badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya
Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar
pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan
guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi
PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay. Saat itu sebagai seorang peserta
dari guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah
secara khusus kepada saya. Buku yang saya terima berjudul menulis
setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan
ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan
spontan Om Jay memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada
tanganku karena saya sungguh merespon eksistensi perkataan Om Jay
dengan spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar
dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya.
Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di
hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam
buku ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana dengan
membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis seperti sang penulis
motivator hebat. Ternyata guru besar bukan hanya fisik, tetapi otak dan
cara berpikirnya besar pengaruhnya. Memotivasi guru Indonesia
menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya berniat harus
menjadi penulis buku.
- AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN
IKUT GRUP BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY
Pada suatu saat. Persis hari minngu tanggal 3 Mei sampai 20
september 2020. Saya mengikuti kegiatan Writing Clup menulis
bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi
Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya
(Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat kegiatan ini telah saya terima
dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di
kabupaten kupang bahwa saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya
bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat
pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang.
Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan
ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus
kami praktekan menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang
motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi
mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu membuat saya
disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah
menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara.
Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini
adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena
bisa menulis saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa
bisa maka supaya tetap diberdayakan pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei
2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan
tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil
menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini
menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran
covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja
dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode
dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode
luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke
rumah. Walau pun hal ini dipandang tidak efektif tapi itulah yang bisa
dilakukan selama masa pandemi corona virus-19.
3. KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN
MANFAAT SETELAH
MENGGUNAKAN BLOG
Ketika
begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap tulisan
dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan tulisan
dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog. Motivasi terus
menerus dari Om Jay untuk membuat blog. Pertama membuat blog saya susah
membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman grup dan Om Jay saya
melatih diri sampai sukses membuat blog.
Manfaat mengenal blog dan menjadi bloger. Tulisan yang tersimpan
dalam blog meringankan beban leptop. Sangat membantu
mengakses tulisan atau video yang mau dibutuhkan.
Misalnya saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam
jaringan dan luar jaringan. Balajar dari rumah yang diselenggarakan
oleh kementerian agama Republik Indonesia. Tulisan dan video yang
tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi yang enak-enak. Di
hadapan peserta dan widyaiswara dari Jakarta saya menampilkan
bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau dan mengagumkan karena
tampilan blog yang khas. Tampilan blog yang berbeda dari presentasi
mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal yang membuat saya kagum . sampai
hari ini selalu teriang-teriang dalam ingatan saya. Peneguhan
dari widyiswara bahwa penampilan blog Simon Anunu perlu ditiru
karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan
dalam blog itu mempermudah kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles
atau hardis yang bisa kadang -kadang munglin tulisan
bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan mungkin tidak bisa
berbuat apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat
itu pasti tidak bisa ikut karena data hilang. Maka apa yang saya
rasakan manfaat blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati
mengatakan siapa dulu guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman
melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing
mereka mengenal blog dalam google. Sampai saat ini saya semakin
percaya diri dalam menggunakan blog. Saya coba mempercantik dengan
menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya
bangga karena bergabung bersama Om Jay dan nara sumber
yang berkompeten dalam bidangnya. Apalagi ada nara
sumber yang juga mempunyai penerbitan buku. Ternyata ada
kekompakan
4.MATERI YANG PALING DIINGAT DARI
NARA SUMBER IBU KANJENG
Pengalaman
bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa ibu Kanjeng
mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar
berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk
bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya
datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya
dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan
enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata
pilihan yang mudah dimaknai? Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan
membaca.
Teladan ibu Kanjeng
mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian
hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari
mana saya harus mulai menulis? Hal ini selalu menggoncang hati cepat
menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya
Kusumah, S.Pd, M.Pd. Lagi-lagi membuka buku Om Jay ini membacanya
berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan dan Prof.Arief
Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa
merupakan media menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui
tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri
menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga
menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa
saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting menulis
dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira
yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum
belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun
belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya.
Terima kasih para motivator yang selalu mengajak untuk memacu diri
agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya. Ikutilah
lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi kesempatan
mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis perlahan
sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti mengajak pembaca
yang Budiman melahap habis tulisan-tulisan yang selalu dimuat di blog dan
dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang. Dengan ini pasti saya
dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis pasti saya raih dengan
sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan kreatif dari hasil pikiran
dan merangkai ketrampilan menulis terus saya kembangkan menuju pribadi
matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita agung yang harus dikembangkan.
Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya belum diberdayakan secara baik.
Apabila rajin menulis lama-lama bisa menulis di koran majalah, bulitin.
Memang sudah berpikir ulang-ulang. Menulis ini yang memang berat karena
belum terbiasa. Andaikan seminar menulis dari dulu pasti saya sudah
menjadi penulis yang terkenal. Sekarang baru mau mulai. Memang ilmu tidak
ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu manfaatkan kesempatan.
Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu dan kesempatan selalu
tersedia. Niat memanfaatkan kesempatan yang belum optimal. Suka
menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum terbiasa.
Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal ini yang
selalu diminta untuk penambahan angka kredit kenaikan pangkat menambah
tingkatan golongan.
.MENULIS BERSAMA OM
JAY MENJADI BLOGER AKU BISA
Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir
tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada.
Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan. Saya lakukan dengan berpikir ulang-ulang.
Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar tentang
menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus menulis. Dari
mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi para penulis,
saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur sebenarnya
kukatakan Bersama Om Jay dan nara sumber ibu Kanjeng serta
para nara sumber memotivasi dan mengantar pada sikap mulai
bisa menulis.
MENULIS BERSAMA OM
JAY MENJADI BLOGER AKU BISA
Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir
tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada.
Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan. Saya lakukan dengan berpikir
ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar
tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus
menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi para
penulis, saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur
sebenarnya kukatakan Bersama Om Jay dan nara sumber ibu
Kanjeng serta para nara sumber memotivasi dan mengantar pada
sikap mulai bisa menulis.
- AWAL MULA SUKA MENULIS
Sudah lama saya
idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian hilang. Keadaan
situasi muncul hilang. Pada saat keinginan muncul untuk menulis hilang
karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang
fatal adalah malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan
adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca yaitu sejak lima tahun
yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di
Nusa Tenggara Timur. Hal tulisan yang dikupas secara mendalam yang
membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya
hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial dari kumuh menjadi hidup
modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi
keluarga miskin. Petani miskin yang digambarkan di daerah
tertentu. Membuat niat bertanya mengapa mereka miskin. Bagaimana
peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah
mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter
masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya
yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban
yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara
kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global
mendunia. Dampak corona virus yang datang dari cina ini sejak tahun 2019
merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan.
Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah.
Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai
macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya
pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan
dan kebudayaan putar otak mengendalikan sistim Pendidikan di Indonesia
harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru
pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat
menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru
bloger. Guru bloger yang hebat dan luar biasa adalah guru besar karena
badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya
Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar
pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan
guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi
PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay. Saat itu sebagai seorang peserta
dari guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah
secara khusus kepada saya. Buku yang saya terima berjudul menulis
setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan
ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan
spontan Om Jay memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada
tanganku karena saya sungguh merespon eksistensi perkataan Om Jay
dengan spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar
dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya.
Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di
hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam
buku ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana
dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis seperti sang
penulis motivator hebat. Ternyata guru besar bukan hanya fisik, tetapi
otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya. Memotivasi guru
Indonesia menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya
berniat harus menjadi penulis buku.
- AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN
IKUT GRUP BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY
Pada suatu saat. Persis hari minngu tanggal 3 Mei sampai 20
september 2020. Saya mengikuti kegiatan Writing Clup menulis
bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi
Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya
(Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat kegiatan ini telah saya terima
dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di
kabupaten kupang bahwa saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya
bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat
pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang.
Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan
ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus
kami praktekan menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang
motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi
mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu membuat saya
disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah
menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara.
Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini
adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena
bisa menulis saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa
bisa maka supaya tetap diberdayakan pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei
2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan
tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil
menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini
menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran
covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja
dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode
dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode
luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah.
Walau pun hal ini dipandang tidak efektif tapi itulah yang bisa dilakukan
selama masa pandemi corona virus-19.
3. KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN
MANFAAT SETELAH
MENGGUNAKAN BLOG
Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap
tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan
tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog.
Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk membuat blog. Pertama membuat
blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman grup dan
Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.
Manfaat mengenal blog dan menjadi bloger. Tulisan yang tersimpan
dalam blog meringankan beban leptop. Sangat membantu
mengakses tulisan atau video yang mau dibutuhkan.
Misalnya saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam
jaringan dan luar jaringan. Balajar dari rumah yang diselenggarakan
oleh kementerian agama Republik Indonesia. Tulisan dan video yang
tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi yang enak-enak. Di
hadapan peserta dan widyaiswara dari Jakarta saya menampilkan
bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau dan mengagumkan karena
tampilan blog yang khas. Tampilan blog yang berbeda dari presentasi
mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal yang membuat saya kagum . sampai
hari ini selalu teriang-teriang dalam ingatan saya. Peneguhan
dari widyiswara bahwa penampilan blog Simon Anunu perlu ditiru
karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan
dalam blog itu mempermudah kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles
atau hardis yang bisa kadang -kadang munglin tulisan
bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan mungkin tidak bisa berbuat
apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu
pasti tidak bisa ikut karena data hilang. Maka apa yang saya
rasakan manfaat blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati
mengatakan siapa dulu guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman
melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing
mereka mengenal blog dalam google. Sampai saat ini saya semakin
percaya diri dalam menggunakan blog. Saya coba mempercantik dengan
menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya
bangga karena bergabung bersama Om Jay dan nara sumber
yang berkompeten dalam bidangnya. Apalagi ada nara
sumber yang juga mempunyai penerbitan buku. Ternyata ada
kekompakan
4.MATERI YANG PALING DIINGAT DARI
NARA SUMBER IBU KANJENG
Pengalaman
bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa ibu Kanjeng
mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar
berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk
bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya
datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya
dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan
enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata
pilihan yang mudah dimaknai? Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan
membaca.
Teladan ibu Kanjeng
mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian
hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari
mana saya harus mulai menulis? Hal ini selalu menggoncang hati cepat
menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya
Kusumah, S.Pd, M.Pd. Lagi-lagi membuka buku Om Jay ini membacanya
berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan dan Prof.Arief
Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa
merupakan media menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui
tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri
menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga
menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa
saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting menulis
dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira
yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum
belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun
belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya.
Terima kasih para motivator yang selalu mengajak untuk memacu diri
agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya.
Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi
kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis
perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti
mengajak pembaca yang Budiman melahap habis tulisan-tulisan yang selalu
dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang.
Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis
pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan
kreatif dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus
saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita
agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya
belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama bisa menulis
di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir ulang-ulang. Menulis ini
yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan seminar menulis dari
dulu pasti saya sudah menjadi penulis yang terkenal. Sekarang baru mau
mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu
manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu
dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan kesempatan yang belum
optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum
terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal
ini yang selalu diminta untuk penambahan angka kredit kenaikan pangkat
menambah tingkatan golongan.
Penulis
Nama: SIMON
ANUNU,S.Ag,
M.Pd
Guru Agama Katolik dan budi
pekerti serta Kepala Sekolah di SDN
Naibonat Kabupaten
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala
Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama
Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun.
Masalah yang terjadi Ketika tidak mengajar agama tunjangan
sertifikasi akan hilang ditelan aturan.MENULIS BERSAMA OM
JAY MENJADI BLOGER AKU BISA
Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir
tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada.
Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan. Saya lakukan dengan berpikir
ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar
tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus
menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi para
penulis, saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur
sebenarnya kukatakan Bersama Om Jay dan nara sumber ibu
Kanjeng serta para nara sumber memotivasi dan mengantar pada
sikap mulai bisa menulis.
- AWAL MULA SUKA MENULIS
Sudah lama saya
idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian hilang. Keadaan
situasi muncul hilang. Pada saat keinginan muncul untuk menulis hilang
karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang
fatal adalah malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan
adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca yaitu sejak lima tahun
yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di
Nusa Tenggara Timur. Hal tulisan yang dikupas secara mendalam yang
membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya
hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial dari kumuh menjadi hidup
modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi
keluarga miskin. Petani miskin yang digambarkan di daerah
tertentu. Membuat niat bertanya mengapa mereka miskin. Bagaimana
peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah
mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter
masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya
yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban
yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara
kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global
mendunia. Dampak corona virus yang datang dari cina ini sejak tahun 2019
merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan.
Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah.
Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai
macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya
pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan
dan kebudayaan putar otak mengendalikan sistim Pendidikan di Indonesia
harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru
pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat
menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru
bloger. Guru bloger yang hebat dan luar biasa adalah guru besar karena
badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya
Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar
pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan
guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi
PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay. Saat itu sebagai seorang peserta
dari guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah
secara khusus kepada saya. Buku yang saya terima berjudul menulis
setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan
ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan
spontan Om Jay memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada
tanganku karena saya sungguh merespon eksistensi perkataan Om Jay
dengan spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar
dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya.
Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di
hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam
buku ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana
dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis seperti sang
penulis motivator hebat. Ternyata guru besar bukan hanya fisik, tetapi
otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya. Memotivasi guru
Indonesia menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya
berniat harus menjadi penulis buku.
- AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN
IKUT GRUP BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY
Pada suatu saat. Persis hari minngu tanggal 3 Mei sampai 20
september 2020. Saya mengikuti kegiatan Writing Clup menulis
bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi
Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya
(Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat kegiatan ini telah saya terima
dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di
kabupaten kupang bahwa saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya
bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat
pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang.
Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan
ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus
kami praktekan menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang
motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi
mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu membuat saya
disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah
menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara.
Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini
adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena
bisa menulis saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa
bisa maka supaya tetap diberdayakan pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei
2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan
tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil
menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini
menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran
covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja
dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode
dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode
luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah.
Walau pun hal ini dipandang tidak efektif tapi itulah yang bisa dilakukan
selama masa pandemi corona virus-19.
3. KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN
MANFAAT SETELAH
MENGGUNAKAN BLOG
Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap
tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan
tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog.
Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk membuat blog. Pertama membuat
blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman grup dan
Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.
Manfaat mengenal blog dan menjadi bloger. Tulisan yang tersimpan
dalam blog meringankan beban leptop. Sangat membantu
mengakses tulisan atau video yang mau dibutuhkan.
Misalnya saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam
jaringan dan luar jaringan. Balajar dari rumah yang diselenggarakan
oleh kementerian agama Republik Indonesia. Tulisan dan video yang
tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi yang enak-enak. Di
hadapan peserta dan widyaiswara dari Jakarta saya menampilkan
bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau dan mengagumkan karena
tampilan blog yang khas. Tampilan blog yang berbeda dari presentasi
mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal yang membuat saya kagum . sampai
hari ini selalu teriang-teriang dalam ingatan saya. Peneguhan
dari widyiswara bahwa penampilan blog Simon Anunu perlu ditiru
karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan
dalam blog itu mempermudah kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles
atau hardis yang bisa kadang -kadang munglin tulisan
bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan mungkin tidak bisa berbuat
apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu
pasti tidak bisa ikut karena data hilang. Maka apa yang saya
rasakan manfaat blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati
mengatakan siapa dulu guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman
melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing
mereka mengenal blog dalam google. Sampai saat ini saya semakin
percaya diri dalam menggunakan blog. Saya coba mempercantik dengan
menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya
bangga karena bergabung bersama Om Jay dan nara sumber
yang berkompeten dalam bidangnya. Apalagi ada nara
sumber yang juga mempunyai penerbitan buku. Ternyata ada
kekompakan
4.MATERI YANG PALING DIINGAT DARI
NARA SUMBER IBU KANJENG
Pengalaman
bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa ibu Kanjeng
mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar
berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk
bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya
datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya
dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan
enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata
pilihan yang mudah dimaknai? Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan
membaca.
Teladan ibu Kanjeng
mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian
hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari
mana saya harus mulai menulis? Hal ini selalu menggoncang hati cepat
menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya
Kusumah, S.Pd, M.Pd. Lagi-lagi membuka buku Om Jay ini membacanya
berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan dan Prof.Arief
Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa
merupakan media menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui
tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri
menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga
menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa
saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting menulis
dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira
yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum
belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun
belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya.
Terima kasih para motivator yang selalu mengajak untuk memacu diri
agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya.
Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi
kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis
perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti
mengajak pembaca yang Budiman melahap habis tulisan-tulisan yang selalu
dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang.
Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis
pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan
kreatif dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus
saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita
agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya
belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama bisa menulis
di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir ulang-ulang. Menulis ini
yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan seminar menulis dari
dulu pasti saya sudah menjadi penulis yang terkenal. Sekarang baru mau
mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu
manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu
dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan kesempatan yang belum
optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum
terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal
ini yang selalu diminta untuk penambahan angka kredit kenaikan pangkat
menambah tingkatan golongan.
Penulis
Nama: SIMON
ANUNU,S.Ag, M.Pd
Guru Agama Katolik dan budi
pekerti serta Kepala Sekolah di SDN
Naibonat Kabupaten
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala
Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama
Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun.
Masalah yang terjadi Ketika tidak mengajar agama tunjangan
sertifikasi akan hilang ditelan aturan.MENULIS BERSAMA OM
JAY MENJADI BLOGER AKU BISA
Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir
tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada.
Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan. Saya lakukan dengan berpikir
ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar
tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus
menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi para
penulis, saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur
sebenarnya kukatakan Bersama Om Jay dan nara sumber ibu
Kanjeng serta para nara sumber memotivasi dan mengantar pada
sikap mulai bisa menulis.
- AWAL MULA SUKA MENULIS
Sudah lama saya
idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian hilang. Keadaan
situasi muncul hilang. Pada saat keinginan muncul untuk menulis hilang
karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang
fatal adalah malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan
adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca yaitu sejak lima tahun
yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di
Nusa Tenggara Timur. Hal tulisan yang dikupas secara mendalam yang
membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya
hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial dari kumuh menjadi hidup
modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi
keluarga miskin. Petani miskin yang digambarkan di daerah
tertentu. Membuat niat bertanya mengapa mereka miskin. Bagaimana peran
diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah
mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter
masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya
yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban
yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara
kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global
mendunia. Dampak corona virus yang datang dari cina ini sejak tahun 2019
merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan.
Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah.
Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai
macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya
pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri
Pendidikan dan kebudayaan putar otak mengendalikan sistim Pendidikan di
Indonesia harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi
guru pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat
menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru
bloger. Guru bloger yang hebat dan luar biasa adalah guru besar karena
badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya
Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar
pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan
guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi
PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay. Saat itu sebagai seorang peserta
dari guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah
secara khusus kepada saya. Buku yang saya terima berjudul menulis
setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan
ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan
spontan Om Jay memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada
tanganku karena saya sungguh merespon eksistensi perkataan Om Jay
dengan spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar
dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya.
Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di
hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam
buku ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana
dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis seperti sang
penulis motivator hebat. Ternyata guru besar bukan hanya fisik, tetapi
otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya. Memotivasi guru
Indonesia menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya
berniat harus menjadi penulis buku.
- AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN
IKUT GRUP BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY
Pada suatu saat. Persis hari minngu tanggal 3 Mei sampai 20
september 2020. Saya mengikuti kegiatan Writing Clup menulis
bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi
Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya
(Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat kegiatan ini telah saya terima
dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di
kabupaten kupang bahwa saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya
bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat
pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang.
Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan
ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus
kami praktekan menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang
motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi
mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu membuat saya
disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah
menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara.
Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini
adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena
bisa menulis saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa
bisa maka supaya tetap diberdayakan pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei
2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan
tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil
menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini
menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran
covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja
dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode
dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode
luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah.
Walau pun hal ini dipandang tidak efektif tapi itulah yang bisa dilakukan
selama masa pandemi corona virus-19.
KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN MANFAAT SETELA MENGGUNAKAN
BLOG
Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap
tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan
tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog.
Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk membuat blog. Pertama membuat
blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman grup dan
Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.
Manfaat mengenal blog dan menjadi bloger. Tulisan yang tersimpan dalam
blog meringankan beban leptop. Sangat membantu
mengakses tulisan atau video yang mau dibutuhkan.
Misalnya saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam
jaringan dan luar jaringan. Balajar dari rumah yang diselenggarakan
oleh kementerian agama Republik Indonesia. Tulisan dan video yang
tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi yang enak-enak. Di
hadapan peserta dan widyaiswara dari Jakarta saya menampilkan
bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau dan mengagumkan karena
tampilan blog yang khas. Tampilan blog yang berbeda dari presentasi
mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal yang membuat saya kagum . sampai
hari ini selalu teriang-teriang dalam ingatan saya. Peneguhan
dari widyiswara bahwa penampilan blog Simon Anunu perlu ditiru
karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan
dalam blog itu mempermudah kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles
atau hardis yang bisa kadang -kadang munglin tulisan
bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan mungkin tidak bisa
berbuat apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat
itu pasti tidak bisa ikut karena data hilang. Maka apa yang saya
rasakan manfaat blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati
mengatakan siapa dulu guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman
melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing
mereka mengenal blog dalam google. Sampai saat ini saya semakin
percaya diri dalam menggunakan blog. Saya coba mempercantik dengan menambah
fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya
bangga karena bergabung bersama Om Jay dan nara sumber
yang berkompeten dalam bidangnya. Apalagi ada nara
sumber yang juga mempunyai penerbitan buku. Ternyata ada kekompakan
4.MATERI YANG PALING DIINGAT DARI
NARA SUMBER IBU KANJENG
Pengalaman
bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa ibu Kanjeng
mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar
berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk
bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya
datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya
dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan
enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata
pilihan yang mudah dimaknai? Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan
membaca.
Teladan ibu Kanjeng
mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian
hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari
mana saya harus mulai menulis? Hal ini selalu menggoncang hati cepat
menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya
Kusumah, S.Pd, M.Pd. Lagi-lagi membuka buku Om Jay ini membacanya
berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan dan Prof.Arief
Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa
merupakan media menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui
tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri
menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga
menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa
saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting menulis
dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira
yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum
belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun
belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya.
Terima kasih para motivator yang selalu mengajak untuk memacu diri
agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya.
Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi
kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis
perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti
mengajak pembaca yang Budiman melahap habis tulisan-tulisan yang selalu
dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang.
Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis
pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan
kreatif dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus
saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita
agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya
belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama bisa
menulis di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir ulang-ulang.
Menulis ini yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan seminar
menulis dari dulu pasti saya sudah menjadi penulis yang terkenal. Sekarang
baru mau mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih
ada waktu manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada
hal waktu dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan kesempatan
yang belum optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan
yang belum terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis
artikel. Pada hal ini yang selalu diminta untuk penambahan angka kredit
kenaikan pangkat menambah tingkatan golongan.
Penulis
Nama: SIMON
ANUNU,S.Ag,
M.Pd
Guru Agama Katolik dan budi
pekerti serta Kepala Sekolah di SDN
Naibonat Kabupaten
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengapa sudah Kepala
Sekolah masih mengajar? Karena saya disertifikasi pendidik sebagai guru Agama
Katolik. Kepala sekolah hanya bersifat tentative sewaktu-waktu bisa turun.
Masalah yang terjadi Ketika tidak mengajar agama tunjangan
sertifikasi akan hilang ditelan aturan.MENULIS BERSAMA OM
JAY MENJADI BLOGER AKU BISA
Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir
tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada.
Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan. Saya lakukan dengan berpikir
ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar
tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus
menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi para
penulis, saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur
sebenarnya kukatakan Bersama Om Jay dan nara sumber ibu
Kanjeng serta para nara sumber memotivasi dan mengantar pada
sikap mulai bisa menulis.
- AWAL MULA SUKA MENULIS
Sudah lama saya
idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian hilang. Keadaan
situasi muncul hilang. Pada saat keinginan muncul untuk menulis hilang
karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang
fatal adalah malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan
adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca yaitu sejak lima tahun
yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di
Nusa Tenggara Timur. Hal tulisan yang dikupas secara mendalam yang
membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya
hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial dari kumuh menjadi hidup
modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi
keluarga miskin. Petani miskin yang digambarkan di daerah
tertentu. Membuat niat bertanya mengapa mereka miskin. Bagaimana
peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah
mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter
masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya
yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban
yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara
kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global
mendunia. Dampak corona virus yang datang dari cina ini sejak tahun 2019
merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan.
Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah.
Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai
macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya
pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri
Pendidikan dan kebudayaan putar otak mengendalikan sistim Pendidikan di
Indonesia harus berjalan. Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi
guru pun tidak tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat
menggetarkan dalam menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru
bloger. Guru bloger yang hebat dan luar biasa adalah guru besar karena
badanya besar. Kata guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya
Kusuma alias Om Jay. Kata guru besar karena badannya besar saya dengar
pertama Ketika Om Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan
guru kota Kupang dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi
PGRI. Secara pribadi saya kenal Om Jay. Saat itu sebagai seorang peserta
dari guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah
secara khusus kepada saya. Buku yang saya terima berjudul menulis
setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan
ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan
spontan Om Jay memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada
tanganku karena saya sungguh merespon eksistensi perkataan Om Jay
dengan spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar
dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya.
Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di
hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam
buku ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana
dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis seperti sang
penulis motivator hebat. Ternyata guru besar bukan hanya fisik, tetapi
otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya. Memotivasi guru
Indonesia menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya
berniat harus menjadi penulis buku.
- AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN
IKUT GRUP BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY
Pada suatu saat. Persis hari minngu tanggal 3 Mei sampai 20
september 2020. Saya mengikuti kegiatan Writing Clup menulis
bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi
Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya
(Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat kegiatan ini telah saya terima
dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di
kabupaten kupang bahwa saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya
bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat
pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang.
Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan
ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus
kami praktekan menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang
motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi
mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu membuat saya
disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah
menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara.
Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini
adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena
bisa menulis saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa
bisa maka supaya tetap diberdayakan pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei
2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan
tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil
menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini
menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran
covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja
dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode
dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode
luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke
rumah. Walau pun hal ini dipandang tidak efektif tapi itulah yang bisa
dilakukan selama masa pandemi corona virus-19.
3. KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN
MANFAAT SETELAH MENGGUNAKAN BLOG
Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap
tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan
tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog.
Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk membuat blog. Pertama membuat
blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman grup dan
Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.
Manfaat mengenal blog dan menjadi bloger. Tulisan yang tersimpan
dalam blog meringankan beban leptop. Sangat membantu
mengakses tulisan atau video yang mau dibutuhkan.
Misalnya saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam
jaringan dan luar jaringan. Balajar dari rumah yang diselenggarakan
oleh kementerian agama Republik Indonesia. Tulisan dan video yang
tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi yang enak-enak. Di
hadapan peserta dan widyaiswara dari Jakarta saya menampilkan
bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau dan mengagumkan karena
tampilan blog yang khas. Tampilan blog yang berbeda dari presentasi
mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal yang membuat saya kagum . sampai
hari ini selalu teriang-teriang dalam ingatan saya. Peneguhan
dari widyiswara bahwa penampilan blog Simon Anunu perlu ditiru
karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan
dalam blog itu mempermudah kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles
atau hardis yang bisa kadang -kadang munglin tulisan
bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan mungkin tidak bisa berbuat
apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu
pasti tidak bisa ikut karena data hilang. Maka apa yang saya
rasakan manfaat blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati
mengatakan siapa dulu guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman
melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing
mereka mengenal blog dalam google. Sampai saat ini saya semakin
percaya diri dalam menggunakan blog. Saya coba mempercantik dengan
menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya
bangga karena bergabung bersama Om Jay dan nara sumber
yang berkompeten dalam bidangnya. Apalagi ada nara
sumber yang juga mempunyai penerbitan buku. Ternyata ada
kekompakan
4.MATERI YANG PALING DIINGAT DARI
NARA SUMBER IBU KANJENG
Pengalaman
bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa ibu Kanjeng
mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar
berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk
bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya
datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya
dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan
enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata
pilihan yang mudah dimaknai? Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan
membaca.
Teladan ibu Kanjeng
mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian
hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari
mana saya harus mulai menulis? Hal ini selalu menggoncang hati cepat
menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya
Kusumah, S.Pd, M.Pd. Lagi-lagi membuka buku Om Jay ini membacanya
berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan dan Prof.Arief
Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa
merupakan media menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui
tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri
menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga
menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa
saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting menulis
dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira
yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum
belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun
belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya.
Terima kasih para motivator yang selalu mengajak untuk memacu diri
agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya.
Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi
kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis
perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti
mengajak pembaca yang Budiman melahap habis tulisan-tulisan yang selalu
dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang.
Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis
pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan
kreatif dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus
saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita
agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya
belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama bisa menulis
di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir ulang-ulang. Menulis ini
yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan seminar menulis dari
dulu pasti saya sudah menjadi penulis yang terkenal. Sekarang baru mau
mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada waktu
manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal waktu
dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan kesempatan yang belum
optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum
terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal
ini yang selalu diminta untuk penambahan angka kredit kenaikan pangkat
menambah tingkatan golongan.
MENULIS BERSAMA OM
JAY MENJADI BLOGER AKU BISA
Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir
tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada.
Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan. Saya lakukan dengan berpikir
ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar
tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus
menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi para
penulis, saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur
sebenarnya kukatakan Bersama Om Jay dan nara sumber ibu
Kanjeng serta para nara sumber memotivasi dan mengantar pada
sikap mulai bisa menulis.
- AWAL MULA SUKA MENULIS
Sudah lama saya idam-idamkan
menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian hilang. Keadaan situasi
muncul hilang. Pada saat keinginan muncul untuk menulis hilang karena
tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang fatal
adalah malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan adalah
suka membaca. Tanda potensi suka membaca yaitu sejak lima tahun yang lalu
saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di Nusa Tenggara
Timur. Hal tulisan yang dikupas secara mendalam yang membuat saya suka
membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya hidup baru.
Situasi perubahan hidup sosial dari kumuh menjadi hidup modern
mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi keluarga
miskin. Petani miskin yang digambarkan di daerah tertentu.
Membuat niat bertanya mengapa mereka miskin. Bagaimana peran diri
dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah mengentaskan
kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter masyarakat
tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya yang masif.
Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban yang bisa
mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara kita
anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global mendunia.
Dampak corona virus yang datang dari cina ini sejak tahun 2019 merusak
tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan. Tatanan
kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah. Namanya baru
hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai macam strategi.
Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya pembelajaran dalam
jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan dan kebudayaan
putar otak mengendalikan sistim Pendidikan di Indonesia harus berjalan.
Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru pun tidak
tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat menggetarkan dalam
menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru bloger. Guru bloger yang
hebat dan luar biasa adalah guru besar karena badanya besar. Kata guru
besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya Kusuma alias Om Jay. Kata
guru besar karena badannya besar saya dengar pertama Ketika Om Jay
mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan guru kota Kupang dan
guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi PGRI. Secara pribadi saya
kenal Om Jay. Saat itu sebagai seorang peserta dari guru Kabupaten
Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah secara khusus kepada saya.
Buku yang saya terima berjudul menulis setiap hari dan buktikan
apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan ratusan mata guru Kota
Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan spontan Om
Jay memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada tanganku karena saya
sungguh merespon eksistensi perkataan Om Jay dengan spontan tertawa
sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar dari mulut disertakan dengan
mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya. Dalam hati saya bertanya
mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di hadapan ratusan mata guru dan
mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam buku ini saya baca strategi
menjadi penulis. Jujur saya mau katakana dengan membaca buku ini termotivasi
untuk menjadi penulis seperti sang penulis motivator hebat.
Ternyata guru besar bukan hanya fisik, tetapi otak dan cara berpikirnya
besar pengaruhnya. Memotivasi guru Indonesia menjadi guru bloger
dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya berniat harus menjadi penulis
buku.
- AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN
IKUT GRUP BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY
Pada suatu saat. Persis hari minngu tanggal 3 Mei sampai 20
september 2020. Saya mengikuti kegiatan Writing Clup menulis
bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi
Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya
(Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat kegiatan ini telah saya terima
dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di
kabupaten kupang bahwa saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya
bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat
pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang.
Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan
ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus
kami praktekan menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang
motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi
mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu membuat saya
disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah
menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara.
Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini
adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena
bisa menulis saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa
bisa maka supaya tetap diberdayakan pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei
2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan
tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil
menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini
menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran
covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja
dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode
dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode
luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke
rumah. Walau pun hal ini dipandang tidak efektif tapi itulah yang bisa
dilakukan selama masa pandemi corona virus-19.
3. KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN
MANFAAT SETELAH
MENGGUNAKAN BLOG
Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap
tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan
tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog.
Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk membuat blog. Pertama membuat
blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman grup dan
Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.
Manfaat mengenal blog dan menjadi bloger. Tulisan yang tersimpan
dalam blog meringankan beban leptop. Sangat membantu
mengakses tulisan atau video yang mau dibutuhkan. Misalnya
saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam jaringan dan luar
jaringan. Balajar dari rumah yang diselenggarakan oleh kementerian
agama Republik Indonesia. Tulisan dan video yang tersimpan dalam blog
membuat saya mengakses informasi yang enak-enak. Di hadapan peserta
dan widyaiswara dari Jakarta saya menampilkan bloger Simon Anunu.
Membuat mereka terpukau dan mengagumkan karena tampilan blog
yang khas. Tampilan blog yang berbeda dari presentasi mereka yang
biasa-biasa saja. Satu hal yang membuat saya kagum . sampai hari ini selalu
teriang-teriang dalam ingatan saya. Peneguhan dari
widyiswara bahwa penampilan blog Simon Anunu perlu ditiru karena
ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan dalam
blog itu mempermudah kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles atau
hardis yang bisa kadang -kadang munglin tulisan bisa
terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan mungkin tidak bisa berbuat
apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu
pasti tidak bisa ikut karena data hilang. Maka apa yang saya
rasakan manfaat blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati
mengatakan siapa dulu guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman
melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing
mereka mengenal blog dalam google. Sampai saat ini saya semakin
percaya diri dalam menggunakan blog. Saya coba mempercantik dengan
menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya
bangga karena bergabung bersama Om Jay dan nara sumber
yang berkompeten dalam bidangnya. Apalagi ada nara
sumber yang juga mempunyai penerbitan buku. Ternyata ada
kekompakan
4.MATERI YANG PALING DIINGAT DARI
NARA SUMBER IBU KANJENG
Pengalaman
bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa ibu Kanjeng
mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar
berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk
bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya
datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya
dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan
enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata
pilihan yang mudah dimaknai? Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan
membaca.
Teladan ibu Kanjeng
mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian
hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari
mana saya harus mulai menulis? Hal ini selalu menggoncang hati cepat menulis
setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya Kusumah,
S.Pd, M.Pd. Lagi-lagi membuka buku Om Jay ini membacanya
berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan dan Prof.Arief
Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa
merupakan media menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui
tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri
menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga
menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa
saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting menulis
dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira
yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum
belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun
belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya.
Terima kasih para motivator yang selalu mengajak untuk memacu diri
agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya.
Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi
kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis
perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti
mengajak pembaca yang Budiman melahap habis tulisan-tulisan yang selalu
dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang.
Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis
pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan
kreatif dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus
saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita
agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya
belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama bisa
menulis di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir ulang-ulang.
Menulis ini yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan seminar menulis
dari dulu pasti saya sudah MENULIS BERSAMA OM
JAY MENJADI BLOGER AKU BISA
Suatu ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir
tentang menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada.
Untuk menuangkan pikiran dalam tulisan. Saya lakukan dengan berpikir
ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar
tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus
menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan motivasi para
penulis, saya coba mulai. Mulai dari pikiran mengatur kata-kata. Jujur
sebenarnya kukatakan Bersama Om Jay dan nara sumber ibu
Kanjeng serta para nara sumber memotivasi dan mengantar pada
sikap mulai bisa menulis.
- AWAL MULA SUKA MENULIS
Sudah lama saya
idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian hilang. Keadaan
situasi muncul hilang. Pada saat keinginan muncul untuk menulis hilang
karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa. Hambatan lain yang
fatal adalah malas. Peluang yang ada pada diri saya menjadi kekuatan
adalah suka membaca. Tanda potensi suka membaca yaitu sejak lima tahun
yang lalu saya langganan koran harian Pos Kupang yang terbit setiap hari di
Nusa Tenggara Timur. Hal tulisan yang dikupas secara mendalam yang
membuat saya suka membacanya adalah masalah sosial. Apalagi ada perubahan gaya
hidup baru. Situasi perubahan hidup sosial dari kumuh menjadi hidup
modern mendorong saya untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi keluarga
miskin. Petani miskin yang digambarkan di daerah tertentu.
Membuat niat bertanya mengapa mereka miskin. Bagaimana peran diri
dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah mengentaskan
kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter masyarakat
tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya yang masif.
Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban yang bisa
mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan. Sementara kita anggap
Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi masalah global mendunia. Dampak
corona virus yang datang dari cina ini sejak tahun 2019 merusak tatanan
hidup diberbagai kehidupan. Dunia Pendidikan hancur berantakan. Tatanan
kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau tidak mau harus berubah. Namanya baru
hidup dalam situasi yang baru harus dihadapkan dengan berbagai macam strategi.
Jurus minimalis terpaksa harus dilaksanakan. Misalnya pembelajaran dalam
jaringan dan pembelajaran luar jaringan. Mas Menteri Pendidikan dan kebudayaan
putar otak mengendalikan sistim Pendidikan di Indonesia harus berjalan.
Walau pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru pun tidak
tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat menggetarkan dalam
menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru bloger. Guru bloger yang
hebat dan luar biasa adalah guru besar karena badanya besar. Kata guru
besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya Kusuma alias Om Jay. Kata
guru besar karena badannya besar saya dengar pertama Ketika Om Jay
mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan guru kota Kupang dan
guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi PGRI. Secara pribadi saya
kenal Om Jay. Saat itu sebagai seorang peserta dari guru Kabupaten
Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi hadiah secara khusus kepada saya.
Buku yang saya terima berjudul menulis setiap hari dan buktikan
apa yang terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan ratusan mata guru Kota
Kupang dan Kabupaten Kupang. Mengapa secara khusus dan spontan Om
Jay memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada tanganku karena saya
sungguh merespon eksistensi perkataan Om Jay dengan spontan tertawa
sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan keluar dari mulut disertakan dengan
mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak berdaya. Dalam hati saya bertanya
mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya di hadapan ratusan mata guru dan
mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam buku ini saya baca strategi
menjadi penulis. Jujur saya mau katakana dengan membaca buku ini termotivasi
untuk menjadi penulis seperti sang penulis motivator hebat.
Ternyata guru besar bukan hanya fisik, tetapi otak dan cara berpikirnya
besar pengaruhnya. Memotivasi guru Indonesia menjadi guru bloger
dan menulis dalam blog. Sejak saat itu saya berniat harus menjadi penulis
buku.
- AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN
IKUT GRUP BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY
Pada suatu saat. Persis hari minngu tanggal 3 Mei sampai 20
september 2020. Saya mengikuti kegiatan Writing Clup menulis
bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi
Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya
(Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat kegiatan ini telah saya terima
dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru di
kabupaten kupang bahwa saya telah menyelesaikan kegiatan menulis. Saya
bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses. Mendapat
pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten kupang.
Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat kegiatan
ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber. Sekaligus
kami praktekan menulis setiap hari. Untuk menjawabi pernyataan sang
motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu konsentrasi
mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber. Itu membuat saya
disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi 60 jam pasti sudah
menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang aparatur sipil negara.
Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan dan pelatihan ini
adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk menulis. Karena
bisa menulis saya putuskan harus setia dengan grup menulis ini. Merasa
bisa maka supaya tetap diberdayakan pada hari Pendidikan tanggal 2 Mei
2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta oleh Om Jay masukan
tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya tulis ini berhasil
menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah ”. Buku ini
menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah penyebaran
covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup baru. Kerja
dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah lewat metode
dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan dengan metode
luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar dari rumah ke rumah.
Walau pun hal ini dipandang tidak efektif tapi itulah yang bisa dilakukan
selama masa pandemi corona virus-19.
3. KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN
MANFAAT SETELAH
MENGGUNAKAN BLOG
Ketika begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap
tulisan dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan
tulisan dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog.
Motivasi terus menerus dari Om Jay untuk membuat blog. Pertama membuat
blog saya susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman grup dan
Om Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.
Manfaat mengenal blog dan menjadi bloger. Tulisan yang tersimpan
dalam blog meringankan beban leptop. Sangat membantu
mengakses tulisan atau video yang mau dibutuhkan.
Misalnya saat pelatihan metodologi pembelajaran dalam
jaringan dan luar jaringan. Balajar dari rumah yang diselenggarakan
oleh kementerian agama Republik Indonesia. Tulisan dan video yang
tersimpan dalam blog membuat saya mengakses informasi yang enak-enak. Di
hadapan peserta dan widyaiswara dari Jakarta saya menampilkan
bloger Simon Anunu. Membuat mereka terpukau dan mengagumkan karena
tampilan blog yang khas. Tampilan blog yang berbeda dari presentasi
mereka yang biasa-biasa saja. Satu hal yang membuat saya kagum . sampai
hari ini selalu teriang-teriang dalam ingatan saya. Peneguhan
dari widyiswara bahwa penampilan blog Simon Anunu perlu ditiru
karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan atau video yang tersimpan
dalam blog itu mempermudah kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles
atau hardis yang bisa kadang -kadang munglin tulisan
bisa terhapus. Pasti kita kelabakan bahkan mungkin tidak bisa berbuat
apa-apa. Pasti dan mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu
pasti tidak bisa ikut karena data hilang. Maka apa yang saya
rasakan manfaat blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam hati
mengatakan siapa dulu guru bloger siapa mau lawan? Teman-teman
melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa membimbing
mereka mengenal blog dalam google. Sampai saat ini saya semakin
percaya diri dalam menggunakan blog. Saya coba mempercantik dengan
menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog Simon Anunu. Secara pribadi saya
bangga karena bergabung bersama Om Jay dan nara sumber
yang berkompeten dalam bidangnya. Apalagi ada nara
sumber yang juga mempunyai penerbitan buku. Ternyata ada
kekompakan
4.MATERI YANG PALING DIINGAT DARI
NARA SUMBER IBU KANJENG
Pengalaman
bersama ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa ibu Kanjeng
mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar
berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk
bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya
datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya
dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan
enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata
pilihan yang mudah dimaknai? Katanya diperoleh dari membaca-membaca dan
membaca.
Teladan ibu Kanjeng
mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian
hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari
mana saya harus mulai menulis? Hal ini selalu menggoncang hati cepat menulis
setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya Kusumah,
S.Pd, M.Pd. Lagi-lagi membuka buku Om Jay ini membacanya
berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny R.Semiawan dan Prof.Arief
Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa
merupakan media menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui
tulisan. Kata ibu kanjeng “jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri
menulis setiap hari. Inilah yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga
menulis dan simpan di blog. Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa
saja. Dengan mencoba dan mencoba akhirnya sekarang sadar penting menulis
dan simpan di blog. Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira
yang terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum
belajar. Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun
belajar. Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya.
Terima kasih para motivator yang selalu mengajak untuk memacu diri
agar selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya.
Ikutilah lomba blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi
kesempatan mengasah diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis
perlahan sudah bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti
mengajak pembaca yang Budiman melahap habis tulisan-tulisan yang selalu
dimuat di blog dan dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang.
Dengan ini pasti saya dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis
pasti saya raih dengan sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan
kreatif dari hasil pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus
saya kembangkan menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita
agung yang harus dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya
belum diberdayakan secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama bisa
menulis di koran majalah, bulitin. Memang sudah berpikir ulang-ulang.
Menulis ini yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan seminar menulis
dari dulu pasti saya sudah menjadi penulis yang terkenal. Sekarang baru
mau mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih ada
waktu manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada hal
waktu dan kesempatan selalu tersedia. Niat memanfaatkan kesempatan yang
belum optimal. Suka menggunakan waktu banyak bercerita lisan namun tulisan yang
belum terbiasa. Mangapa sampai sekarang belum menulis buku? Menulis artikel.
Pada hal ini yang selalu diminta untuk penambahan angka kredit kenaikan
pangkat menambah tingkatan golongan.
BERSAMA OM JAY MENJADI
BLOGER AKU BISA
Suatu
ketika saya berpikir. Kalau bisa menulis harus membangun pola pikir tentang
menulis. Senada dengan prinsip Descartes. Aku berpikir maka aku ada. Untuk
menuangkan pikiran dalam tulisan. Saya lakukan dengan berpikir
ulang-ulang. Bukan hanya sampai disitu saja. Rajin membaca, mengikuti seminar
tentang menulis. Hal ini membangun satu pola untuk menata bagaimana harus
menulis. Dari mana harus mulai. Lewat dorongan dan
motivasi para penulis, saya coba mulai. Mulai dari
pikiran mengatur kata-kata. Jujur sebenarnya kukatakan Bersama Om
Jay dan nara sumber ibu Kanjeng serta para nara sumber memotivasi dan
mengantar pada sikap mulai bisa menulis.
- AWAL MULA SUKA MENULIS
Sudah lama saya
idam-idamkan menjadi penulis. Idaman ini muncul kemudian hilang.
Keadaan situasi muncul hilang. Pada saat keinginan muncul untuk
menulis hilang karena tidak konsentrasi. Ada juga dipengaruhi belum biasa.
Hambatan lain yang fatal adalah malas. Peluang yang ada pada diri
saya menjadi kekuatan adalah suka membaca. Tanda potensi suka
membaca yaitu sejak lima tahun yang lalu saya langganan koran harian
Pos Kupang yang terbit setiap hari di Nusa Tenggara Timur. Hal tulisan
yang dikupas secara mendalam yang membuat saya suka membacanya adalah masalah
sosial. Apalagi ada perubahan gaya hidup baru. Situasi perubahan hidup
sosial dari kumuh menjadi hidup modern mendorong saya
untuk berubah. Misalnya baca tulisan kondisi keluarga miskin. Petani
miskin yang digambarkan di daerah tertentu.
Membuat niat bertanya mengapa mereka miskin. Bagaimana
peran diri dan orang lain mengentaskan kemiskinan. Bagaimana peran pemerintah
mengentaskan kemiskinan. Apalagi NTT dijuluki daerah miskin. Lagi pula karakter
masyarakat tetap statis. Masih dililit berbagai irasional hidup. Sosial budaya
yang masif. Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Salah satu jawaban
yang bisa mengatasi masalah sosial ini adalah masalah Pendidikan.
Sementara kita anggap Pendidikan sebagai solusi malah datang lagi
masalah global mendunia. Dampak corona virus yang datang dari cina
ini sejak tahun 2019 merusak tatanan hidup diberbagai kehidupan. Dunia
Pendidikan hancur berantakan. Tatanan kehidupan baru dalam dunia Pendidikan mau
tidak mau harus berubah. Namanya baru hidup dalam situasi yang baru harus
dihadapkan dengan berbagai macam strategi. Jurus minimalis terpaksa harus
dilaksanakan. Misalnya pembelajaran dalam jaringan dan pembelajaran luar jaringan.
Mas Menteri Pendidikan dan kebudayaan putar otak
mengendalikan sistim Pendidikan di Indonesia harus berjalan. Walau
pun dalam situasi pandemi ini. Maka organisasi guru pun tidak
tinggal diam. Ada pula guru penggerak. Gerakan yang sangat menggetarkan dalam
menggoyang dan menggoncang guru penggerak adalah guru bloger. Guru bloger yang
hebat dan luar biasa adalah guru besar karena badanya besar. Kata
guru besar yang karena badanya besar dijuluki oleh Wijaya Kusuma alias Om Jay.
Kata guru besar karena badannya besar saya dengar pertama Ketika Om
Jay mempresentasikan diri di hotel Pelangi. Dihadapan ratusan guru kota Kupang
dan guru Kabupaten Kupang yang bergabung dalam organisasi PGRI. Secara pribadi
saya kenal Om Jay. Saat itu sebagai seorang peserta
dari guru Kabupaten Kupang. Apalagi Om Jay yang saat itu memberi
hadiah secara khusus kepada saya. Buku yang saya terima
berjudul menulis setiap hari dan buktikan apa yang
terjadi. Buku ini diserahkan di hadapan ratusan mata guru Kota Kupang dan Kabupaten
Kupang. Mengapa secara khusus dan spontan Om
Jay memindahtangankan buku itu dari tangannya kepada tanganku karena
saya sungguh merespon eksistensi perkataan Om Jay
dengan spontan tertawa sungguh-sungguh. Rupanya tertawa spontan
keluar dari mulut disertakan dengan mimik yang meyakinkan membuat Om Jay tak
berdaya. Dalam hati saya bertanya mengapa secara spontan Om Jay memanggil saya
di hadapan ratusan mata guru dan mata kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendapat hadiah buku. Dalam
buku ini saya baca strategi menjadi penulis. Jujur saya mau katakana
dengan membaca buku ini termotivasi untuk menjadi penulis seperti
sang penulis motivator hebat. Ternyata guru besar bukan hanya fisik,
tetapi otak dan cara berpikirnya besar pengaruhnya. Memotivasi guru
Indonesia menjadi guru bloger dan menulis dalam blog. Sejak saat itu
saya berniat harus menjadi penulis
buku.
- AWAL MULA SAYA TAHU DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN
IKUT GRUP BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY
Pada suatu saat. Persis hari minngu tanggal 3 Mei sampai 20
september 2020. Saya mengikuti kegiatan Writing Clup menulis
bersama AISEI. DiklatMenulis bersama AISEI Komunitas Pendidik Indonesia Narasumber: Wijaya Kusumah (Om Jay), Agus Sampurno, Dedi Dwitagama, Sri Sugiastuti, dan Wijaya (Kang Jaro) yang diselenggarakan AISEI secara vicon dengan ZOOM Meeting dan Live Youtube. Sertifikat kegiatan ini telah saya
terima dan dokumentasikan. Sebarkan dengan gembira kepada sahabat. Guru – guru
di kabupaten kupang bahwa saya telah menyelesaikan kegiatan menulis.
Saya bangga karena telah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sukses.
Mendapat pujian dari atasan. Dan ucapan selamat grup guru agama kabupaten
kupang. Sebagai kepala sekolah dan juga guru agama katolik kami bangga. Lewat
kegiatan ini. Mulai tahu membuat resume dari setiap materi dari nara sumber.
Sekaligus kami praktekan menulis setiap hari. Untuk menjawabi
pernyataan sang motivator Om Jay. Biar sibuk apa pun selalu sisikan waktu
konsentrasi mengikuti zoom meting menulis resume materi nara sumber.
Itu membuat saya disiplin menulis. Grup menulis Bersama Om Jay berdurasi
60 jam pasti sudah menjamin angka kredit untuk naik pangkat sebagai seorang
aparatur sipil negara. Jumlah jam pertemuan ini Setiap jam pelajaran Pendidikan
dan pelatihan ini adalah 60 menit. Proses ini membuat saya semakin bisa untuk
menulis. Karena bisa menulis saya putuskan harus setia dengan grup
menulis ini. Merasa bisa maka supaya tetap diberdayakan pada hari
Pendidikan tanggal 2 Mei 2020. Dalam semangat hari Pendidikan ini kami diminta
oleh Om Jay masukan tulisan yang dilombakan. Ternyata hasil dari kumpulan karya
tulis ini berhasil menerbitkan buku yang berjudul “pola pembelajaran dari rumah
”. Buku ini menjawabi tantangan zaman. Di mana sejak bulan maret 2020. Mencegah
penyebaran covid 19 sistim Pendidikan di Indonesia berubah suatu tatanan hidup
baru. Kerja dari rumah belajar dari rumah. Guru melaksanakan tugas dari rumah
lewat metode dalam jaringan (daring). Siswa belajar dari rumah bisa dilakukan
dengan metode luar jaringan (luring). Di mana guru mendatangi siswa mengajar
dari rumah ke rumah. Walau pun hal ini dipandang tidak efektif tapi
itulah yang bisa dilakukan selama masa pandemi corona
virus-19.
3. KESAN PERTAMA TENTANG BLOG DAN
MANFAAT SETELAH
MENGGUNAKAN
BLOG
Ketika
begabung dalam grup menulis ini kami diwajibkan untuk menyimpan setiap tulisan
dalam blog. Pertama dengar kata blog begitu asing. Apalagi masukan tulisan
dalam blog. Secara pribadi saya kalang kabut dalam membuat blog. Motivasi terus
menerus dari Om Jay untuk membuat blog. Pertama membuat blog saya
susah membuat alamat blog. Atas bimbingan teman-teman grup dan Om
Jay saya melatih diri sampai sukses membuat blog.
Manfaat
mengenal blog dan menjadi bloger. Tulisan yang tersimpan
dalam blog meringankan beban leptop. Sangat
membantu mengakses tulisan atau video
yang mau dibutuhkan. Misalnya saat pelatihan metodologi
pembelajaran dalam jaringan dan luar jaringan. Balajar
dari rumah yang diselenggarakan oleh kementerian
agama Republik Indonesia. Tulisan dan video yang tersimpan dalam
blog membuat saya mengakses informasi yang enak-enak. Di
hadapan peserta dan widyaiswara dari Jakarta saya
menampilkan bloger Simon Anunu. Membuat mereka
terpukau dan mengagumkan karena tampilan blog yang
khas. Tampilan blog yang berbeda dari presentasi mereka yang
biasa-biasa saja. Satu hal yang membuat saya kagum . sampai hari ini
selalu teriang-teriang dalam ingatan saya.
Peneguhan dari widyiswara bahwa penampilan blog
Simon Anunu perlu ditiru karena ini sudah canggih. Menurutnya apabila tulisan
atau video yang tersimpan dalam blog itu
mempermudah kita. Agar kita tidak sibuk membawa fles atau
hardis yang bisa kadang -kadang munglin
tulisan bisa terhapus. Pasti kita kelabakan
bahkan mungkin tidak bisa berbuat apa-apa. Pasti dan
mungkin tidak jadi presentase. Bila ujian pada saat itu pasti tidak
bisa ikut karena data hilang. Maka apa yang saya rasakan
manfaat blog membuat saya semakin percaya diri. Dalam
hati mengatakan siapa dulu guru bloger siapa
mau lawan? Teman-teman melihat saya mereka sangat bangga karena saya sudah bisa
membimbing mereka mengenal blog dalam google. Sampai saat
ini saya semakin percaya diri dalam menggunakan blog.
Saya coba mempercantik dengan menambah fitur-fitur memperindah tampilan blog
Simon Anunu. Secara pribadi saya bangga karena
bergabung bersama Om Jay dan
nara sumber yang berkompeten dalam
bidangnya. Apalagi ada nara sumber yang juga mempunyai penerbitan
buku. Ternyata ada kekompakan
4.MATERI YANG PALING DIINGAT
DARI NARA SUMBER IBU KANJENG
Pengalaman bersama
ibu Kanjeng adalah tulisan-tulisannya. Luar biasa ibu Kanjeng
mempunyai banyak tulisan. Bukan hanya itu. Materi yang diberikan saat seminar
berbicara dari pengalaman menulis. Inilah yang membuat aku terpanah untuk
bertanya ke dalam mengapa dia bisa begini. Ternyata pengalaman bukan hanya
datang dari membaca tetapi pengalaman gagal menulis. Buku-buku yang ditulisnya
dengan kalimat yang sederhana kaya makna. Kalimat pendek. Kata-kata pilihan
enak dibaca. Aku pernah bertanya dalam hati.dari mana kalimat, kata-kata
pilihan yang mudah dimaknai? Katanya diperoleh dari membaca-membaca
dan membaca.
Teladan ibu Kanjeng
mendorong saya untuk mencoba. Pada awal memang ada niat menulis tetapi kemudian
hilang. Merenungkan nasib bila saya jadi penulis. Pasti saya terkenal. Dari
mana saya harus mulai menulis? Hal ini selalu menggoncang hati cepat
menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Mengingat tulisan Wijaya
Kusumah, S.Pd, M.Pd. Lagi-lagi membuka buku Om Jay ini
membacanya berulang-ulang. Sekapur sirih oleh Prof. Conny
R.Semiawan dan Prof.Arief Rachman dalam halaman awal buku tulisan Om
Jay. Di sana dikatakan bahwa Bahasa merupakan media menyatakan
pikiran dan perasaan seseorang melalui tulisan. Kata ibu kanjeng
“jadilah penulis terkenal dengan membiasakan diri menulis setiap hari. Inilah
yang disebut proses menulis. Hal yang bagus juga menulis dan simpan di blog.
Pertama saya anggap ini ajakan yang biasa-biasa saja. Dengan mencoba dan
mencoba akhirnya sekarang sadar penting menulis dan simpan di blog.
Kini baru merasa baiknya. Ini saya anggap berita gembira yang
terlambat. Kenapa dulu saya tidak tahu, mungkin karena aku belum belajar.
Memang ilmu hanya bisa dimiliki oleh setiap insan yang mau tekun belajar.
Skill menulis harus saya terus mempertajam dalam diri saya. Terima kasih para
motivator yang selalu mengajak untuk memacu diri agar
selalu menulis. Lewat grup whatsap ada ajakan mana tulisannya. Ikutilah lomba
blog. Bagi saya lomba blog bukan soal menang kalah tetapi kesempatan mengasah
diri menjadi penulis. Kayaknya ketrampilan menulis perlahan sudah
bercokol dalam diri. Menggunakan kalimat pendek. Pasti mengajak pembaca yang
Budiman melahap habis tulisan-tulisan yang selalu dimuat di blog dan
dipublikasikan bagi kepentingan maslahat banyak orang. Dengan ini pasti saya
dikenal sebagai penulis buku. Cita-cita menjadi penulis pasti saya raih dengan
sukses. Pengalaman adalah guru terbaik. Tulisan kreatif dari hasil
pikiran dan merangkai ketrampilan menulis terus saya kembangkan
menuju pribadi matang dalam karya menulis. Itulah cita-cita agung yang harus
dikembangkan. Ternyata hal ini sudah ada dalam diri. Hanya belum diberdayakan
secara baik. Apabila rajin menulis lama-lama bisa menulis di koran
majalah, bulitin. Memang sudah berpikir ulang-ulang. Menulis ini
yang memang berat karena belum terbiasa. Andaikan seminar menulis
dari dulu pasti saya sudah menjadi penulis yang terkenal. Sekarang
baru mau mulai. Memang ilmu tidak ada kata terlambat. Apalagi menyesal. Masih
ada waktu manfaatkan kesempatan. Kesempatan menulis ini yang belum biasa. Pada
hal waktu dan kesempatan selalu tersedia. Niat
memanfaatkan kesempatan yang belum optimal. Suka menggunakan waktu
banyak bercerita lisan namun tulisan yang belum terbiasa. Mangapa sampai
sekarang belum menulis buku? Menulis artikel. Pada hal ini yang selalu diminta
untuk penambahan angka kredit kenaikan pangkat menambah tingkatan
golongan.
MENCIPTAKAN POLA
BELAJAR EFEKTIF DARI RUMAH
Rumah adalah tempat. Keluarga adalah institusi.
Keduanya bersatu dalam bahtera rumah tangga. Dalam rumah tangga ini ada
perkawinan suci yang telah dimeteraikan oleh Allah. Apa yang dipersatukan Allah
janganlah diceraikan oleh manusia. Rumah tangga ini dikaruniai
buah-buah hati. Kini mereka bukanlah dua melainkan satu danging. Hasil dari
perkawinan itulah hadirlah anak-anak dalam rumah tangga. Maka
keluarga teridri dari ayah ibu dan anak.
Tugas mulia dari keluarga adalah mendidik
anak-anak. Ketika orang tua melaksanakan pendidikan di rumah tangga inilah yang
disebut pendidik pertama dan utama. Tugas ini tidak bisa digantikan
oleh siapa pun. Orang tua memainkan peranan yang sangat penting. Ingat keluarga
sehat negara kuat. Itulah ajaran mulia para leluhur kita. Perlu dijaga dan
dilestarikan oleh institusi-intitusi keluarga di dunia di atas planet bumi ini.
Dampak pandemi covid 19 menguji kreativitas
keluarga untuk menata pendidikan dalam keluarga lebih baik. Saatnya kerja di
rumah. Menata tatalaksana bagaimana mengatur anak belajar di rumah.
Sungguh perhatian intens sungguh-sungguh membelajarkan buah hati di
rumah. Skil Pola pendidikan dan pembelajaran sudah saatnya dimiliki oleh orang
tua. Pertama perlu kerja sama dengan guru. Bagaimana materi ajar sesuai kurikulum
pastalah harus diketahui oleh orang tua. Orang tua harus menciptakan situasi
dan kondisi dan toleransi (sikonto). Situasi yang kondusif harus
diciptakan orang tua agar anak memperoleh pembelajaran aktif,
inofatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (paikem). Toleransi yang
dimaksudkan di sini adalah orang tua menjauhkan mematikan TV, HP non
aktif, dan mencarikan tempat yang menyenangkan dan
menyejukan sehingga memungkinkan belajar anak berjalan efesien dan
efektif.
Pemilihan metode belajar sesuai dengan umur anak.
Bila anak masih kelas rendah yaitu kelas I sampai kelas tiga sebaiknya metode
yang tepat adalah belajar sambil bermain. Bermain sambil belajar. Pokoknya
ganti-ganti begitu saja sesuai hobi kesenangan anak. Ketika anak asik bermain
belajar menyenangkan di sanalah maunya ulang terus dan pasti orang tua
kewalahan. Bisa-bisa orang tua lupa kerja. Maka pembagian tugas bapak dan mama
perlu jelas.
Metode belajar untuk anak yang sudah
kelas tinggi. Misalnya kelas IV sampai kelas VI. Bermain peran masih bisa
tetapi segera difariasi permainan bemakna. Ada penokohan. Cerita
yang bisa dijadikan model, karakter, atau nilai-nilai yang
terkandung dalam suatu cerita atau permainan. Jangan lupa orang tua
harus kerja sama denga guru kelasnya. Agar materi pembelajaran disesuaikan
dengan kurikulum. Saatnya bermain dengan kurikulum di rumah. Apabila
ada asesmen oleh guru ada sahutan dengan komptensi yang mau dicapai.
Kondisi ini membuat anak mengagumi ternyata orang tua bisa.
Saatnya belajar dari rumah dan belajar di rumah
denga tekun pasti hasilnya menyenagkan. Waktu belajar di rumah perlu di
atur.dan harus ada tanda alaram waktu. waktu belajar, makan, bermain, dan
istirahat teratur. Bersama anak disepakati jadwal atau roster belajar.Tepat
waktu perlu dijadikan prinsip. Seperti pepatah kecil reanja-anja besar
terbawa-bawa. Bila sudah terbiasa dengan hidup tertib dari rumah tangga, maka
ketika di sekolah dan di mana saja pasti tertib waktu.
Teknologi informasi dan komunikasi masuk dalam
pembelajarn dalam jaringan (daring). Situasi yang sedang dialami di dunia ini.
Pandemi corona virus memaksa orang tua dan guru harus
menguasai pembelajaran dalam jaringan menjadi kebutuhan. Mau tidak
mau harus punya alat elektonik. Hand phone (HP) androit, leptob, dan printer
harus di hadirkan di rumah. Alat teknologi informasi dan komunikasi sangat
membatu manusia orang tua, anak, guru, dan masyarakat cepat memperoleh
informasi cepat, tepat, akurat, dan terkini. Dengan HP dunia
di tangan kita. Ilmu bisa diperoleh diujung jari. Cara pandang kita
yang sempit karena gagap teknologi (gaptek). Membuat orang masih terisolasi
dalam ketidaktahuan.
Menjadi miskin ilmu, pasti miskin harta. Pola pikir
di bawah “tempurung”. Mindsednya sulit berubah. Inilah manusia yang kekurangan
gizi ilmu. Apabila hal ini kita masih piara di dalam perikehidupan maka sumber
daya manusia menjadi kerdil.
Maka untuk mendukung pembelajaran yang bermutu di
rumah perlu didukung oleh fasilitas. Buku pelajaran, alat tulis, ruangan yang
memadai. Alat-alat permainan edukatif (APE) baik dalam ruangan mau
pun di luar ruangan. Sudah saatnya keluarga menjadi sekolah. Belajar
dari covid 19 sesuai dengan tema hari pendidikan
Nasional tanggal 2 Mei 2020.
Kesimpulan
Ada efek posetif dari corona virus 19
agar megembalikan orang tua pada tugas dan funsinya yang
mulia mendidik anak. Menjadi pendidik pertama dan utama dalam keluarga.
Melahirkan mengasuh, mengasah, mengasih anak sebagai titipan Tuhan
hadir dalam keluarga. Buah hati suami isteri. Dididik menjadi anak yang berguna
bagi dirinya, orang tua pemerintah dan negara.
.
COVID 19 MENGUJI KREATIVITAS GURU
Kreativitas guru Kabupaten Kupang
melawan dampak pandemik covid 19. Dengan tekad siapa takut ? Bukan
sekedar isapan jempol. Tetapi tindakan memutus mata
rantai penyebaran corona virus. Profesional
tindakan menjadi taruhannya. Teknologi pembelajaran menjangkau siswa
belajar di rumah melalui metode dalam jaringan (daring).
Bagaimana nasib guru yang belum
menguasai teknologi informasi komunikasi? Masih ada jalan lain ke
Roma. Jalur konvensional menjadi pilihan. Mereka menyalurkan berkat dengan
berkunjung dari rumah ke rumah melalui metode offline. Perilaku ini dipertanyakan
oleh satgas pandemik covid 19. Jangan sampai menjadi penyalur atau penerima
corona virus. Menjadi pahlawan tanpa tanda jasa semakin
nyata. Lalu guru kembali rumah membawa berkat atau penyakit sudah
mejadi nasib tak tentu. Oh Tuhan tolonglah hambamu ini. Hidup ini harus menjadi
berkat.Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.
Dampak pandemik covid 19 membuat
pemerintah mengambil langkah tepat. Sudah Tiga tahapan
pemerintah memberlakukan gelombang belajar dari rumah (LFH)
dan Kerja dari rumah (WFH). Tindakan ini dilakukan untuk cegah dan
memutuskan mata rantai penyebaran virus corona yang mematikan
itu.Metode mengajar apakah yang paling cocok? Biasanya guru- guru
mengajar dalam kelas. Kini dipaksa berpikir ekstra keluar dari
kebiasaan.
Lewat kesempatan ini melalui hasil
penelitian online, penulis menemukan ada dua cara mengajar
selama covid 19 masih mengamuk. Bagaikan singa meraung mencari
mangsanya. Hal ini ditemukan dari jawaban dan tanggapan pembaca
online lewat tulisan yang berjudul: Bagaimana membangun komunikasi
efektif bersama orang tua selama LFH/WFH? Bagi kepala sekolah dan
guru di kabupaten Kupang.
Dari
jawaban pembaca online menganggap media pembaca online menjadi wadah diskusi
guru dan kepala sekolah. Mencari jalan terbaik. Dari kecamatan Fatuleu
Barat seorang guru mengatakan” Saya kepala pusing mencari jalan mau
bertemu siswa untuk pembelajaran. Sementara banyak siswa jaga
“burung dan kera di kebun”. Beberapa guru dari kota
Kupang dan Kabupaten Kupang yang mengatakan metode yang cocok
pembelajaran saat covid ini adalah bisa daring / online. Tetapi
banyak guru mengatakan karena kendala jaringan dan tidak punya HP banyak siswa
belajar di luar jaringan alias offline.
Pembelajaran offline
Bagaimana pembelajaran
offline? Pembelajaran di luar jaringan yang biasa disebut pembelajaran offline.
Kompetensi paedagogik guru mengolah kurikulum sebagai media santapan
pembelajaran. Disinilah proses memanusiakan manusia. Guru memperhatikan program
semester target kurikulum. Arah materi yang diajarkan yang harus dicapai
semester ini. Guru melihat tema yang cocok sebagai bahan ajar. Materi
pembelajaran ini dikemas dalam RPP lalu menghasilkan soal-soal dari
tujuan pembelajaran ini yang perlu ditugaskan kepada siswa belajar dari rumah.
Inilah pergumulan guru dalam kerja dari rumah selama masih ganasnya virus
corona berkecembak di bumi ini.
Siswa difasilitasi satu siswa satu buku
Siswa difasilitasi dengan buku
pengangan atau yang dikenal buku siswa. Setiap siswa dapat satu buku, sehingga
peserta didik tidak berkumpul belajar dari buku yang sama. Karena itu sekolah
wajib membeli buku menggunakan dana bos 20% sesuai juknis BOS.
Motode guru pembelajaran
offline
Contohnya di SDN
Naibonat Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang.
Melalui kepala Sekolah Simon Anunu,s.Ag,M.Pd memberi
instruksi kepada guru dan siswa untuk pembelajaran
offline. Didukung lagi dengan orang tua siswa yang kebanyakan belum
ada HP androit. Ada beberapa orang tua sudah mempunyai HP androit
tapi orang tua juga belum mengetahui cara membantu anak belajar
dalam jaringan.
Pembelajaran online
Pembelajaran dalam jaringan (daring).
Hal ini disebabkan guru telah menguasai teknologi Informasi
Komunikasi yang dibingkai dalam pembelajaran dalam jaringan (daring). Ada
beberapa model pembelajaran online yaitu:
1) Belajar melalui Youtube.
Dalam pembelajaran melalui youtube. Guru
menyiapkan materi/bahan ajar secara baik. RPP sudah disiapkan.
Kegiatan pembelajaran dilakukan seolah-olah sudah ada anak dalam ruangan
belajar. Guru menggunakan media LCD. Pembelajaran berlangsung seperti biasa
mulai pembuka, isi dan penutup. Siswa harus mengikuti proses
pembelajaran dari awal sampai akhir dengan tekun dari rumah. Sesudah
guru memaparkan pembelajaran lewat tayangan di LCD siswa diberi kesempatan
untuk refleksi dan bertanya tentang bahan ajar yang membutuhkan penjelasan
tambahan, pendalaman, penguatan dan tugas berikutnya. Hal ini
dimungkinkan pulsa data tersedia.
Siswa kls IV SDN Naibonat ikut pembelajaran online di rumah
2) Siswa yang memiliki HP
androit
Siswa diarahkan untuk mengakses pembelajaran melalui youtube
kalau gurunya sudah membuat youtuber. Lebih baik lagi guru membagikan link sehingga siswa belajar mandiri kapan saja, di mana saja,
dengan siapa saja. Siswa sudah disampaikan jadwal belajar. Informasi belajar
online sudah sisampaikan kepada orang tua. Orang tua memfasilitasi anak belajar
online di rumah termasuk menyiapkan pulsa data. Saatnya tiba langsung online.
3) Vidio pembelajaran.
Guru membuat vidio pembelajaran dikirim ke youtube. Dari youtube guru
ambil link vidionya dan sebarkan kepada anak didik. sehingga siswa belajar
mandiri kapan saja, di mana saja, dengan siapa saja. Inilah yang dianjurkan
oleh rumah belajar yang disiapkan oleh Kemendikbud RI.
4) Pulsa internet belajar
online.
Dalam
juknis perubahan BOS sudah disiapkan alokasi dana membiayai pulsa internet
belajar online. Bagaimana mennggunakan dana BOS untuk pulsa data baik untuk
guru dan orang tua diatur oleh kepala sekolah kata Mas Nadiem
menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia.
5) Evaluasi.
Menurut arahan menteri pendidikan dan
kebudayaan RI dikatakan:
”Pada hari Rabu (25/3/2020 menekankan bahwa pembelajaran dalam jaringan (daring)/jarak
jauh. Kemudian, lanjut dia, bukti atau produk aktivitas belajar diberi umpan
balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi
skor/nilai kuantitatif.”
Penilaian pembelajaran merujuk pada
tujuan pembelajaran sebagai umpan balik. Umpan balik yang dimaksudkan Mas
Nadiem adalah ditekankan pada proses memanusiakan manusia. Mengasah
pola pikir anak menguasai materi sekaligus mengantar peserta
didik merubah anak meningkatkan pengetahuan. Menguasai teknologi
pembelajaran.
6) Guru perlu membuat karya
inovatif model pembelajaran berbasis teknologi informasi
komunikasi. Hal ini mendorong penulis untuk membuat modul
pembelajaran online.
7) Lampiran guru SDN
Naibonat menggunakan metode luring
[14.13, 25/4/2020] +62 822-3554-0898: Selamat sore Bpk kepsek, ni hasil
belajar ank kls IVA di rumah
Wali kelas Ibu Christina Febriana, S.Pd.SD
[14.13, 25/4/2020] +62 822-3554-0898: Selamat pagi ank2 semua, hari ini
Sabtu, 25 April 2020
Kita lanjut belajar yaaa....
Matpel IPS dan Bindo
IPS (KD 3.3 dan 4.3)
3.3. Mengidentifikasi kegiatan ekonomi dan hubungannya dengan berbagai
bidang pekerjaan serta kehidupan sosial dan budaya di lingkungan sekitar sampai
provinsi.
4.3. Menyajikan hasil identifikasi kegiatan ekonomi dan hubungannya
dengan berbagai bidang pekerjaan serta kehidupan sosial dan budaya.
Buku Maestro Yg Tema 8 Subtema 1. hal. 24-27
Kerja soal hal 26 (Ayo berlatih 7) dan kinerja 3 soal lihat pada hal 27
Bindo (KD 3.9 dan 4.9)
3.9. Mencermati tokoh - tokoh yang terdapat pada teks fiksi.
4.9. Menyampaikan kasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks
fiksi secara lisan, tulis dan visual
Resume belajar
menulis online gelombang 7 bersama Om Jay pada hari ini tanggal 27 April 2020
Pukul 13.00 s.d 15.00.
Oleh : SIMON
ANUNU Kabupaten Kupang NTT
Nara sumber: Bapak Dr . Onno W Purba
Tempat tanggal lahir : Bandung,17
Agustus 1962
S1 ITB tamat tahun 1981 pernah studi di kanada
Tema: Menulis dan Membuat Buku Digital
Pemateri yang satu
ini sangat menguasai materi yang dipresentasikan. Dari tampan
fisiknya ganteng dan pintar. Ternyata ia seorang pakar
teknologi informasi. Karena menjadi pakar ia
buktikan dengan menuangkan apa yang ada padanya dalam
bentuk tulisan. Ia juga aktif menulis dalam bidang teknologi informasi, media,
seminar, konferensi nasional maupun internasional dan percaya filosofi copyleft
(sumber terbuka), banyak tulisannya dipublikasikan di Internet secara gratis
Sebagai pakar
Teknologi Bapak Onno hanya menggunakan netbook dan telpon seluler Android merek
lokal. Pada tahun 2013 ia bergabung sebagai Dosen di Surya University.
Universitas ini didirikan oleh fisikawan ;Prof Yohanes Surya Ph.D. Prof.surya
pernah datang di Kupang NTT memberikan motivasi agar
mahasiswa di Kupang mencintai fisika.
Pemateri ini
mengajak peserta untuk menulis dan membuat buku digital atau
elektronik atau yang sering didengar dengan istilah e- ebook. Hal tersebut
dilakukan untuk mengantisipasi jangkauan dari buku yang nyata (fisik)
apabila tidak dapat didistribusikan dalam skala yang jauh. Kondisi ini juga
tidak dapat dilepaskan dari buku elektronik dimana semua orang bisa mengakses
buku tersebut melalui fasilitas Internet. Dengan begitu masyarakat
tidak perlu mencari buku teks tersebut di toko buku karena bisa melalui
Internet.
Hal tersebut
menjadi pilihan yang tepat di mana e- book dapat disimpan didalam labtop atau
handphone yang sifatnya lebih praktis. Puluhan hingga ratusan e-book bisa
dibawa setiap hari dimana pun mereka berada. Hal ini mempermudah
masyarakat mengakses buku belajar di mana saja,kapan, dengan siapa
saja. Diera digital seperti saat ini, hampir setiap orang didunia bisa
mengakses Internet melalui teknologi yang dimilikinya.
Bapak Ono tidak
segan—segan menuangkan ilmunya Setidaknya ada dua cara membuat buku digital
yang bisa digunakan untuk mengubah format Word ke dalam format PDF yaitu
secara offline dan online. Secara offline dalam artikan bahwa proses
untuk mengubah file tersebut dilakukan tanpa menggunakan bantuan Internet.
Apabila tulisan
sudah jadi secara keseluruhan, maka format dalam bentuk Word tersebut harus
diubah dalam format PDF. Setidaknya ada dua alasan yang membuat tulisan
tersebut harus diubah ke dalam format PDF yaitu keamanan dari tulisan itu
sendiri dan kepraktisan dari e-book yang akan diterbitkan.
Cara membuat buku
digital ini bisa digunakan oleh penulis ketika sedang membuka Microsoft
Word. Pilihan untuk menyimpan file tersebut ke dalam format PDF sudah
tersedia didalam fasilitas aplikasi tersebut. Di sisi lain, secara online
mengandung maksud bahwa proses pengubahan dari Word ke PDF memerlukan
bantuan Internet.
Dengan kata lain
penulis bisa menggunakan cara ini dengan membuka beberapa website yang
menggunakan jasa untuk mengubah format tersebut. Kelebihan dari aplikasi online
yaitu tidak hanya untuk diubah ke dalam bentuk PDF, tetapi format PDF pun juga
bisa diubah kedalam bentuk Word.Pertama, penulis bisa mengubah file dalam
format Word kedalam PDF melalui sistem offline. Biasanya disetiap aplikasi
Microsoft Word ada pilihan untuk disimpan kedalam bentuk PDF yaitu bagian
Save As .
Apabila Microsoft Word belum menyediakan pilihan tersebut maka penulis bisa
mendownload aplikasi tersebut melalui https ://www.microsof. com /en- us /download.
Apabila telah berhasil didownload, langkah selanjutnya adalah dengan menginstal
aplikasi tersebut. Kedua, penulis dan penerbit bisa mengubah format file dari
Word ke PDF dengan menggunakan akses Internet ( online).
Kesimpulan
Materi malam ini membuat saya semakin
mengetahui bagaimana menulis dan Membuat Buku Digital. Terima kasih kepada
bapak ONO dan modetor bapak WIJAYA KUSUMA.Terus memotivasi kami peserta
belajar gelombang 7 semakin bisa.Saya secara pribadi mulai
mengekspos diri di kabupaten Kupang bahwa saya bisa menulis.Contonya hari ini
saya menghasilkan tulisan dengan :covid 19 menguji kreativitas
guru di Kabupaten Kupang.
MENCEGAH PENYEBARAN VIRUS CORONA GURU DAN SISWA BERTAHAN DI
RUMAH
Oleh SIMON ANUNU
Guru mengajar tanpa siswa adalah guru itu sudah
tertular virus sinting gila mengong (SGM). Siswa belajar tanpa guru itu biasa.
Lebih asik lagi kalau siswa dan guru berada dalam kelas
berinteraksi itulah pembelajaran yang intens. Idealnya komunikasi
guru dan siswa harus tatap muka. Hal inilah yang dirindukan oleh guru dan siswa
sekoah Dasar.Ketika Pemerintah menginstruksikan kegiatan
belajar mengajar dilakukan dari rumah demi
mencegah penyebaran virus
corona (Covid-19). Hal ini tersentak
menghancurkan hubungan guru dan peserta didik. Kini bukan satu dalam
kegiatan belajar mengajar, tetapi dua bagaikan pinang dibelah dua. Aduh
sakitnya di sini.Tahap pertama di rumahkan tanggal 20 Maret
sampai 4 April 2020.anak masih senang. Tahap dua di
rumahkan tanggal 6 April-20 April 2020 anak dan guru
mulai gelisah. Ketika pemberlakuan tahap tiga tanggal 22
April sampai dengan tanggal 30
Mei 2020 hancur harapan.Mengapa tidak hancur?
Banyak orang tua mulai mempertanyakan masa depan anak . Ada anak yang menangis
karena mau bertemu teman dan gurunya tapi apalah daya dibatasi dan
dipisahkan oleh pandemik Covid 19. Masih anak dan orang
tua datang ke rumah kepala sekolah. Walau pun sudah diberi
tahu perpanjangan waktu di rumahkan dari tampak wajah
anak dan orang tua semacam tidak mau menerima kenyataan. Tapi apa
hendak dikata, dunia sudah mengalami nasib
begini. Belajar
dari rumah (LFH) harus dilakukan oleh siswa. Bekerja dari
rumah (WFH) itulah yang dilakukan guru.
Apa yang bisa mempersatukan guru dan murid ? Biar jauh di mata namun
dekat di hati. Ada beberapa hal yang bisa menghubungkan guru dan
siswa agar terjadi pembelajaran adalah:1) Ada siswa yang
dari sono tidak ada HP. Alasan karena ekonomi orang tua lemah lembut. Lagi pula
ada orang tua yang menggap kasih HP untuk anak adalah buang-buang doi. Jangan
sampai salah gunakan . Masih ada orang menganggap kasi anak pegang HP nanti dia
buat sembarang. Kini tuntutan zaman harus belajar online orang tua
mulai kelabakan.
2) Guru tidak mati akal. Ada guru saking rindu untuk mengajar ikut sampai
dan ajar di rumah anak. Walau ada larangan pemerintah. Semangat dedi kasih
tanpa upah dengan harapan upah besar di surga. Covid pun tidak pusing sadar
sudah pulang kembali ke rumah.
3) Guru membagikan Buku paket bahan ajar , buku pelajaran sesuai dengan
tema untuk SD. SMP dan SMA sesuai mata pelajaran masing -masing.
Hal yang terjadi di SDN Naibonat bagi siswa yang tidak
memiliki HP diinventarisir oleh wali kelas dan
diberlakukan pembelajaran ofline .
4) Pembelajaran Online dilakukan bagi siswa yang
memiliki HP. Kalau yang terjadi di SDN Naibonat ada
grup WA wali kelas masing-masing dengan orang tua.
Materinya diWA-kan oleh guru kepada orang tua. Orang tua mulai
pusing membelajarkan di rumah sebagai peran pendidik pertama dan
utama.
5) Kepala sekolah membuat pengumuman online kepada Guru dan
siswa untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Kepala sekolah
meneruskan format laporan WFH yang diberikan oleh Dinas pendidikan
dan kebudayaan Kabupaten Kupang. Format diisi oleh
wali kelas dan guru mata pelajaran lalu diberikan kepada kepala
sekolah dan kepala sekolah laporkan sebagai laporan sekolah kepada
kepala Dinas sebagai laporan lembaga.
Kesimpulan Pembelajarn ofline
dan online masih tetap ada kekurangan dan kelebihannya.
Biasanyan pembelajaran dalam kelas masi ada yang tuntas
dan tidak tuntas. Tapi dalam kundisi
darurat covid 19 mau tidak mau harus berjalan. Sambil berdoa
berharap badai pasti
berlalu. Ada guru dari Kecamatan
Fatuleu Barat melalui telpon seluler. Mengatakan: “ Saya pusing dengan anak –
anak mau belajar online atau ofline kita cari setengah
mati. Anak tidak belajar karena ada jaga burung dan jaga kera makan buang
jagung di kebun”Dalam tulisan ini saya menjawab beberapa pertanyaan. Salah
satunya adalah, Bagaimana membelajarkan anak belajar dari
rumah di saat situasi covid ini?
DAMPAK PERCERAIAN SUAMI ISTRI BAGI ANAK BALITA
Ketika aku memandang balita yang tertidur tanpa belaian kasih
seorang ibu membuat saya teringat akan masalah pastoral keluarga. Sebagai
seorang katekis petugas pastoral dalam karya pelayanan umat katolik
setiap hari dihadapkan dengan masalah kawin cerai. Mamang dalam
Gereja Katolik sifat perkawinan monogami tak terceraikan.
Tetapi Perceraian menjadi momok yang menakutkan
bagi setiap keluarga. Tak hanya suami-istri saja, perceraian juga menjadi
sebuah hal yang menakutkan bagi anak. Hal ini akan membawa dampak buruk pada
kehidupan seluruh anggota keluarga. Dalam hal ini, anak adalah salah satu yang
paling banyak terkena imbasnya.
Ada banyak sekali penyebab perceraian, antara lain
gagalnya komunikasi, kekerasan dalam rumah tangga, ketidaksetiaan, masalah
ekonomi, hingga pernikahan usia dini. Apa pun alasannya, kedua orangtua perlu
memikirkan matang-matang apa saja dampak yang akan dirasakan keluarga setelah
bercerai.
Kemudian, banyak pertanyaan timbul dari para
orangtua tentang pada usia berapa perceraian orangtua mempunyai dampak buruk
yang sedikit bagi anak? Apakah pada usia balita, anak dianggap belum banyak
terpapar kehidupan orangtuanya, jadi akan lebih mudah dan lebih minimal
dampaknya bagi anak ketika orangtuanya bercerai?
Pada dasarnya, tidak ada “usia terbaik” untuk
bercerai. Dampak negatif perceraian akan selalu dirasakan entah berapa pun usia
anak. Perceraian tetap memberikan dampak psikologis pada anak. Orangtua
setidaknya harus memahami dampak dan kebutuhan anak setelah perceraian.
Pada Balita, dampak perceraian memang seakan tak
terlihat. Banyak orangtua menganggap bahwa pada usia ini anak belum bisa
benar-benar memahami keadaan sekitarnya. Padahal, yang tak terlihat tersebut
justru akan berdampak pada kehidupannya kelak.
Sebagai
orangtua, sudah tugas kita untuk memastikan anak bisa tumbuh dengan baik
layaknya keluarga normal lainnya. Untuk itu, perhatikan beberapa dampak
perceraian pada balita menurut dua tahapan umur.
Pada keluarga normal, usia anak 0 – 2 tahun adalah
masa paling bahagia. Bagaimanapun, buah cinta antara suami dan istri baru saja
menampakkan wajahnya di dunia. Harusnya, kedua orangtua berbahagia menyambut
kedatangan si kecil. Akan tetapi, perpisahan dan perceraian pun bisa terjadi.
Pada usia 0 – 2 tahun, persepsi anak tentang
perceraian belum terlihat. Bayi tentu saja tidak mempunyai kesadaran nyata
tentang perceraian. Dampaknya baru terasa pada kehidupannya kelak, terutama
karena ia tidak dibesarkan dalam rumah seperti keluarga pada umumnya.
Permasalah yang harus dicarikan solusi untuk
mendukung perkembangan optimal anak adalah tentang pembentukan kelekatan
khusus. Pada umumnya, setelah bercerai, ibu atau ayah yang memegang hak asuh
akan kembali bekerja. Waktu yang dihabiskan bersama anak pun akan berkurang.
Untuk itu, setidaknya anak harus mempunyai satu sosok pengasuh utama yang
secara terus menerus melakukan kontak dengan anak. Ini akan membentuk kelekatan
awal pada diri anak.
Kehadiran pengasuh bukan untuk menggantikan peran
ayah atau ibu sebagai orangtua. Siapa pun pasti sepakat bahwa menjadi orangtua
tunggal bukanlah hal yang mudah. Kehadiran pengasuh adalah partner terbaik
untuk mendukung perkembangan maksimal anak.
Kelekatan
dalam diri anak menjadi landasan utama untuk mencapai kesejahteraan diri (well-being),
yaitu rasa bahwa anak dicintai dan istimewa. Namun, prospek mempunyai dua
orangtua yang terlibat mengasuh anak pada usia ini menjadi kurang mungkin.
Setelah perceraian, salah satu orangtua sudah tidak berada di rumah secara
teratur. Di sisi lain, ada pihak orangtua yang tidak tinggal bersama anak,
kemudian menikah lagi, dan tidak mempunyai ikatan langsung dengan anak.
Risiko ketika pihak orangtua tidak lagi mempunyai
kontak harian pada usia ini adalah memudarnya sosok orangtua dalam kehidupan
anak. Ayah atau ibu yang kehilangan kontak akan kehilangan kelekatan dan arti
pada diri anak.
Untuk memastikan bahwa anak tetap mendapatkan kasih
sayang yang cukup, ada baiknya Anda dan mantan pasangan tetap menjalin
komunikasi yang baik. Doronglah mantan untuk ikut serta mengasuh anak.
Di sisi lain, pengasuh yang menjadi partner Anda
dalam mengasuh anak sebaiknya mengerti dan benar-benar peduli kebutuhan anak.
Orangtua kedua harus belajar bagaimana memberikan kasih yang sama dengan Anda
untuk si kecil. Dengan begitu, akan lebih aman memercayakan perawatan anak
kepada mereka.
Akhirnya saya mengajak pasangan suami istri
(pasutri) agar mendasarkan keluarga pada semangat keluarga Kudus Nazaret (Yesus
Maria dan Yosep). Hidup ini adalah anugerah Allah. Anak adalah buah cinta suami
istri. Titipan Allah kepada suami istri untuk bekerja sama dengan Allah
melahirkan, memelihara, membesarkan dan membahagiakan anak agar berguna bagi
nusa dan bangsa. Amin.
POTENSI MENDIRIKAN TAMAN SEMINARI DAN SEKOLAH
MENENGAH ATAS AGAMA KATOLIK (SMAK) DI NTT SANGAT TINGGI
Sambutan Kepala Kantor Wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Timur dan Sambutan Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama
Republik Indonesi di Hotel Sotis Kupang. Kesempatan bertepatan dengan kegiatan pembinaan
kompetensi pendidik taman seminari di Kupang. Peserta yang hadir ada
empat puluh orang (40) pendidik taman seminari se
Indonesia yang berlangsung mulai tanggal 7 – 10 Mei 2019.
Kegiatan ini diadakan di
NTT mengingat jumlah penduduk beragama Katolik di Indonesia, terbanyak ada
di NTT. Potensi mendirikan Taman Seminari di NTT sangat tinggi Jika
diandaikan setiap paroki memiliki satu Taman Seminari, atau jika boleh setiap
stasi yang memiliki gereja/kapela memiliki satu Taman Seminari, maka potensi
Taman Seminari di NTT adalah sebanyak 3.353 lemaga PAUD Taman
Seminari.
Taman Seminari dan lembaga pendidikan berbasis agama katolik lainnya
menjadi jalur atau saluran yang paling efektif dan kuat dalam mewariskan,
meneruskan dan memperkuat tradisi, ajaran iman dan moral Katolik sejak dini
pada generasi milenial, generasi unggul di tahun 2045.
Perhatian Kanwil Kementerian Agama
Provinsi NTT untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini adalah Raudatul Athfal
(PAUD berciri khas Islam) dan Taman Seminari (PAUD berciri khas
Katolik). Hingga saat ini, di NTT sudah terdapat 15 Taman
Seminari yang telah memperoleh ijin operasional dari Dirjen Bimas Katolik
Kemenag RI. Terdapat beberapa Taman Seminari yang sudah mulai beroperasi
juga di NTT namun belum memperoleh ijin operasional dari Dirjen Bimas Katolik ,
seperti Taman Seminari Santu Simon Petrus di stasi Santa Maria
Aitara Naunu paroki St.Helena Lili Camplong Kabupaten Kupang
Provinsi NTT.
Mengapa Ijin Operasional
Taman Seminari Santu Simon Petrus Kabupaten Kupang belum
diterbitkan oleh Dirjen Bimas Katolik RI ? Pada hal sudah
mengantongi Rekomendasi pejabat Gereja Katolik cukup dari Pastor
Paroki. Tentu mengandaikan Uskup selaku otoritas gereja lokal sudah
mengetahui dan menyetujuinya. Hal ini mendorong pengelola Taman
Seminari Santu Simon Petrus melangkah dengan pasti pada
tanggal 1 Juni 2019 pukul 8.45 wita bertemu dan
dialog dengan Mgr.Petrus Turang Uskup Agung Kupang dan
hasilnya menanti berkat Tuhan dan doa Bunda
Maria.
Tujuan kegiatan pembinaan kompetensi
pendidik Taman Seminari untuk membantu Pendidik Taman Seminari
merancang proses kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan bagi peserta didik pada Taman Seminari. Selamat
berproses demi masa depan Taman Seminari di Indonesia.
Selanjutnya Kakanwil Kementerian Agama Provinsi NTT membeberkan
data Pendidikan Agama Pada Sekolah Umum:
1. Ada 7.656 sekolah umum dengan rincian:
- 5.098 SD (3.300 negeri dan 1.798 swasta)
- 1.693 SMP (1.285 negeri dan 408 swasta)
- 541 SMA (341 negeri dan 200 swasta)
- 290 SMK (145 negeri dan 145 swasta)
- 34 SLB (27 negeri dan 7 swasta)
2. Ada
5.145 lembaga PAUD yang terdiri atas: 1.532 TK, 124 RA, 3.132 Kelompok Bermain,
22 Taman Penitipan Anak dan 335 Satuan PAUD Sejenis.
- Lembaga pendidikan di tingkat PAUD belum
terdapat pengaturan khusus tentang pendidikan agama, kecuali RA dan Taman
Seminari yang diatur secara khusus oleh Ditjen terkait.
- Pendidikan Umum Berciri Khas Agama
- Program Pendidikan Islam, terdapat: 124 RA swasta,
73 Madrasah Negeri dan 245 Madrasah Swasta (MI 175 buah, MTs 96 buah, MA
46 buah dan MAK Negeri 1 buah)
- Program Bimas Katolik, terdapat: 1 SMAK
Negeri, 14 SMAK Swasta (13 SMAK Umum dan 1 SMAK Seminari) l
» Pendidikan
Keagamaan
- Program Pendidikan Islam, terdapat: 31 buah
Pondok Pesantren dan 1 buah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, 55 buah Diniyah
Takmiliyah dan 520 Lembaga Pendidikan Alquran.
- Program Bimas Katolik, terdapat: 13 buah Taman
Seminari, 5 buah Sekolah Tinggi Pastoral Strata 1 dan 1 buah Program Pasca
Sarjana.
- Program Bimas Kristen, terdapat: 1 STAKN, 7
Sekolah Tinggi Ilmu Teologia Kristen, 32 SMTK/SMAK, 8 SMPTK dan 2 SDTK.
- Program Bimas Hindu, terdapat 17 Pasraman.
- Program Bimas Budha, terdapat 2 Sekolah
Minggu.
PEMBINAAN ANAK USIA DINI PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI
NUSA TENGGARA TIMUR
» Pendidikan Anak Usia Dini
diselenggarakan melalui tiga jalur yakni:
Ø Jalur Formal : berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul
Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Ø Jalur Nonformal : berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Ø Jalur Informal : berbentuk pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
» Syarat mendirikan Taman Seminari,
antara lain :
Ø Sarana prasarana tidak menuntut banyak gedung,
Ø Jumlah siswa minimal 10 orang sudah bisa (bandingkan dengan
jumlah balita Katolik yang banyak di NTT),
Ø Tenaga pendidik dan kependidikan tidak sebanyak jika
mendirikan SMAK,
Ø Rekomendasi dari pemerintah cukup dari Pejabat Bimas
Katolik setempat, dan;
Ø Rekomendasi pejabat Gereja Katolik cukup dari Pastor Paroki
(tentu mengandaikan Uskup selaku otoritas gereja lokal sudah mengetahui dan
menyetujuinya).
Pada RENSTRA Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Nusa Tenggara Timur, pengelolaan pendidikan anak usia dini disatukan
dengan pendidikan dasar, sehingga selalu disebut Pendidikan Agama pada PAUD dan
Dasar. Hal ini ditegaskan lagi dalam regulasi yang menetapkan bahwa pada PAUD
tidak disebutkan secara khusus tentang mata pelajaran agama, sehingga tidak
terdapat guru mata pelajaran agama pada PAUD. secara khusus menjadi perhatian
Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini
adalah Raudatul Athfal (PAUD berciri khas Islam) dan sekarang sudah hadir pula
Taman Seminari (PAUD berciri khas Katolik).
Sebagai penjabaran dari UU Sisdiknas
nomor 20 Tahun 2003, Peraturan Menteria Agama nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah, mendefinisikan Raudhatul Athfal yang
disingkat RA sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan dengan
kekhasan agama Islam bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam)
tahun. RA dibina oleh pelaksana Program Pendidikan Islam pada tingkat
Kabupaten/Kota atas koordinasi pelaksana program Pendidikan Islam pada tingkat
Provinsi.
Senada dengan RA, pada program Bimas
Katolik juga terdapat Taman Seminari. Berdasarkan Keputusan Dirjen Bimas Katolik
nomor 23 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pendirian Taman Seminari Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Taman Seminari
didefinisikan sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan dengan
kekhasan agama Katolik bagi anak berusia 4 (empat) sampai dengan 6 (enam)
tahun. Berdasarkan SK Dirjen Bimas Katolik nomor 23 tahun 2015, pembinaan Taman
Seminari berada pada Direktorat Pendidikan Katolik Ditjen Bimas Katolik Kemenag
RI.
Keberadaan Taman Seminari yang saat ini
berdasarkan SK Dirjen Bimas Katolik diharapkan akan semakin menguat dan
berkembang di Indonesia. Kita semua berharap agar pada waktunya akan terbit
Peraturan Menteri Agama yang menaungi keberadaannya. Dengan itu, ruang gerak
koordinasi terkait pembinaan dan pengawasan Taman Seminari ke depan menjadi
lebih optimal. Secara khusus untuk wilayah NTT yang memiliki struktur Bimas
Katolik terlengkap di Indonesia dan jumlah umat Katolik terbanyak, maka perlu
ada penegasan khusus yang berbeda dari wilayah lainnya, terkait pembinaan dan
pengawasan lembaga pendidikan formal berciri khas agama Katolik. Potensi yang
banyak dan besar ini, perlu dimanfaatkan secara maksimal.
Pengelola
dan Kepala Sekolah Taman seminari santu SIMON PETRUS STASI NAUNU PAROKI
ST.HELENA LILI CAMPLONG Kabupaten Kupang Provinsi NTT
APA ITU SIOMAI
Siomai adalah salah satu jenis dim sum. Dalam bahasa Mandarin, makanan ini disebut shaomai, sementara dalam bahasa Kanton disebut siu maai. Dalam dialek Beijing, makanan ini juga ditulis sebagai 燒麥, dan juga dibaca shaomai. Kulit siomai serupa dengan
kulit pangsit. Makanan ini konon berasal dari Mongolia Dalam.
Dalam resep masakan Cina, siomai adalah daging babi cincang yang dibungkus kulit yang tipis dari tepung terigu. Walaupun demikian, siomai juga dibuat dari udang, daging kepiting, atau daging sapi. Siomai dibuat berbentuk silinder, dan di atasnya diberi hiasan seperti
telur kepiting, parutan wortel, atau kacang polong. Setelah dimatangkan dengan cara dikukus, siomai dimakan dengan cuka atau kecap asin.
Dalam masakan Indonesia terdapat berbagai jenis variasi siomai berdasarkan daging untuk
isi, mulai dari siomai ikan tenggiri, ayam, udang, kepiting, atau campuran daging ayam dan udang.
Bahan untuk isi dicampur dengan sagu atau tapioka. Di beberapa daerah, siomai tidak
selalu dibungkus dengan kulit dari tepung terigu (kulit Pangsit).
Siomai
biasanya disajikan dengan beberapa jenis bahan pelengkap. Pelengkap siomai yang
biasa disajikan antara lain telur ayam rebus dan sayuran seperti kentang, peria dan kubis. Sebelum dihidangkan, biasanya siomai
dan bahan pelengkapnya dikukus agar dapat disajikan dalam kondisi hangat. Tahu
bakso (tahu putih dan tahu kulit yang diisi adonan tapioka) juga dapat
dimasukkan ke dalam jenis siomai. Karena itulah di Jawa Barat, siomai juga
populer dengan sebutan Bakso Tahu.
Siomai
umumnya dihidangkan dengan siraman saus kacang yang dibuat dari kacang tanah yang dihaluskan dan diencerkan dengan air. Bumbu untuk saus kacang
ini antara lain cabai merah, bawang putih, gula pasir, asam jawa, bawang putih, garam dapur, dan cuka. Sewaktu disajikan, siomai bisa
ditambahkan kecap manis, sambal botol dan perasan jeruk limau.
Di Jawa
Barat teknik penyajian Bakso Tahu terbagi menjadi dua, yaitu bakso tahu kering
dan bakso tahu basah. Umumnya pedagang yang menyajikan siomai dengan kedua
pilihan penyajian ini juga menyediakan batagor dengan penyajian kering dan
basah. Bakso tahu/batagor kering, disajikan dengan bumbu kacang seperti
siomai/batagor pada umumnya. Adapun bakso tahu/batagor basah (disebut juga
bakso tahu/batagor kuah) adalah siomai/batagor (beserta berbagai bahan pelengkapnya)
yang disajikan di dalam kuah kaldu, dengan taburan seledri, bawang goreng dan
kecap manis.
Penulis : SIMON ANUNU,S.Ag,M.Pd.Guru
Agama Katolik SDN Naibonat sekaligus Kepala Sekolah.Kabupaten Kupang Provinsi
NTT.
KELOR MENCEGAH COVID 19
Small
is beautifull and small is power. Dalam bahasa Indonesia saya memahami
istilah kalimat bahasa Inggris ini begini “kecil itu indah dan kecil itu kuat
punya pengaruh”. Makna ungkapan ini mengungkapkan daun kelor kecil
nyaris di pandang mata. Sekilas terlintas dalam pikiran manusia awam kau daun
kecil apa pengaruhmu. Sama juga dengan daun yang lain. Ternyata luar biasa
pengaruhmu dalam mengusik ketakutan dunia dalam menghadapi virus
corona (Covid 19). Daunmu kecil khasiatmu kuat pengaruhmu mengandung
golongan senyawa antara lain hesperidin, rhamnetin,
kaempferol, kuersetin dan myricetin yang terkandung dalam daun kelor. Itulah
yang dibuktikan para peneliti.
Hasil penelitian ini
didapat dari screening aktivitas terhadap ratusan protein dan ribuan senyawa
herbal terkait dengan mekanisme kerja virus. Hasilnya diperoleh beberapa
golongan senyawa tersebut berpotensi untuk menghambat dan mencegah virus
SARS-CoV-2 (virus corona).“Hasil penemuan ini diharapkan bermanfaat bagi
masyarakat untuk mencegah dan meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan virus
corona. Selain itu, sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan RI, WHO dan
CDC,” ujar Dekan FKUI Fahrial Syam dalam keterangan resminya.Daun kelor memang
telah lama dikenal akan khasiatnya mengobati jenis penyakit ganas.
Selengkapnya, di bawah ini terdapat 3 khasiat utama daun kelor seperti dihimpun
berbagai sumber.
1. Tinggi kandungan antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat melawan radikal bebas di dalam
tubuh.
2.Menurunkan kadar gula darah
Sejumlah penelitian memang menunjukkan
daun kelor efektif menurunkan kadar gula darah. Para ilmuwan meyakini hal itu
berasal dari senyawa isothiocyanate.
Namun, sebagian penelitian baru
diujikan pada hewan. Studi berbasis manusia yang ada masih dalam skala kecil.
Hasilnya, kadar gula darah puasa mereka turun rata-rata 13,5 persen. Studi
kecil lainnya melibatkan enam penderita diabetes yang diberi 50 gram daun kelor
dalam menu makanannya. Hasilnya, kadar gula darah mereka dapat berkurang
21 persen.
Sahabatku
kenalan basaudara, Keluargaku menghidangkan santapan hidup sehat
hanya semangkok bubur daun kelor setiap hari. Daun diambil dari kebun yang
biasa ditanam sendiri bebas dari pupuk kimia.
RESUME MATERI
BELAJAR GELOMBANG 7 BERSAMA PROF.EKO
Semalam aku belajar
menjadi penulis bersama narasumber yang sangat kompeten dalam bidang IT. Saya
anggap ini orang ini luar biasa bukan biasa di luar. Sungguh saya kagumi.
Kekaguman yang saya sanjung adalah keahliannya dalam bidang yang ia omongin. Ia
tidak asal omong. Backgroundnya dilatarbelakangi oleh hasil belajar. Bukan
hanya belajar, tapi dia buat dari hal yang kecil menjadi yang besar. Ada
ungkapan klasik: “Kecil teranja-anja besar terbawa-bawa” Bayangkan dari kecil
su bisa menulis bersama teman-teman sebaya. Lagi pula masih kecil sudah punya
cita-cita mau keliling dunia.
Dari jawaban
pertanyaan peserta yang Prof. Eko jawab mengulas secara mendalam dan
menguraikan cara berpikirnya memperoleh skill yang ia miliki sampai sekarang.
Dari dunia nyata sampai dunia maya. Dari mengajar langsung sampai live streaming YouTube.
Dan yang
paling menarik bagi saya Prof.Eko
akhir-akhir ini mulai menjadi pribadi tren dan motivator dalam pekerja
sosial. Lihat di channel youtube dengan laman EKOJI CHANNEL. Dan tidak
peduli ada atau tidaknya yang nonton yang penting beliau dapat mengajar membuat
di YouTube. Membuat peluang belajar dan membelajarkan kepada masyarakat
termasuk saya penikmatnya melalui belajar
gelombang 7 yang dinahkodai oleh OmJAY dan Mas Bambang moderatornya.
Semalam dalam kolom
bertanya kepada Prof.Eko: “ Bagaimana mengatasi masalah yang saya alami yaitu
berpikir lola sekali, lamban membuat resume dan mengatasi
kesibukan yang menghalangi cepat menjadi penulis”. Tadi pagi baru saya
lanjutkan pertanyaan ini dalam japri ke Prof.Eko, setelah mendapat sms
dari Mas Bambang memberikan nomor kontak Prof Richardus Eko Indrajit.
Siapakah Prof.Eko ?.
Pemilik hidup dan
kehidupan orang yang luar biasa ini dapat kita baca dalam profile berikut ini:
Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. R. Eko Indrajit, M.Sc., MBA.,
Mphil., MA
Alias
: Richard
Profesi
: Tokoh Teknologi
Informasi
Tempat Lahir
: Jakarta
Tanggal Lahir
: Jumat, 24 Januari 1969
Zodiac
: Aquarius
Warga Negara
: Indonesia. Istri : Lisa
A. Riyanto
BIOGRAFI
Richardus Eko Indrajit merupakan
pakar teknologi yang berbakat. Tak hanya sebagai pakar, narasumber berbagai seminar,
ia juga seorang akademisi sekaligus penulis puluhan judul buku dan ratusan
jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan tingkat nasional maupun internasional.
Lahir di Jakarta, 24 Januari 1969,
pria yang akrab disapa Richard ini memulai karir di dunia teknologi sejak duduk
di bangku kuliah. Menuntaskan pendidikan di ITS, seolah haus akan ilmu, ia
kemudian melanjutkan pendidikan di berbagai macam universitas seperti Harvard
University, University of the City of Manila, Maastricht School of Management,
Leicester University, dan London School of Public Relations.
Sekembalinya dari luar negeri, ayah
dari tiga anak ini sempat bekerja di sebuah perusahaan multinasional seperti
Price Waterhouse, Prosys Bangun Nusantara, Renaissance Indonesia, Jakarta
Consulting Group, Soedarpo Informatika Enterprise, dan IndoConsult Utama.
Namun, ia lantas memutuskan keluar untuk mendirikan sebuah perusahaan konsultan
teknologi informasi independen yang membantu banyak perusahaan baik swasta
maupun pemerintahan.
Dia aktif pula membantu pemerintah
dalam sejumlah penugasan. Dimulai dari penunjukan sebagai Widyaiswara Lembaga
Ketahanan Nasional (Lemhannas), yang diikuti dengan berperan sebagai Staf
Khusus Bidang Teknologi Informasi Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
Staf Khusus Balitbang Departemen Komunikasi dan Informatika, Staf Khusus Bidang
Teknologi Informasi Badan Narkotika Nasional, dan Konsultan Ahli Direktorat
Teknologi Informasi dan Unit Khusus Manajemen Informasi Bank Indonesia.
Saat ini ditunjuk oleh pemerintah
Republik Indonesia untuk menahkodai institusi pengawas internet Indonesia
ID-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on Internet
Infrastructure) dan menjadi anggota aktif dari Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP), Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Dewan Riset
Nasional (DRN), dan Dewan Pendidikan Tinggi (DPT).
Selain aktif sebagai konsultan
teknologi informasi, suami dari Elisabeth Dhany Retno Putri ini juga menjadi
akademisi di beberapa universitas; Universitas Indonesia, Universitas Katolik
Atmajaya, Bina Nusantara University, Curtin University of Technology,
Universitas Trisakti, Edith Cowan University, dan IPMI-Monash University. Tak
hanya pandai di bidang pendidikan serta profesional, Richard juga pandai dalam
organisasi.
Kini, ia menjabat sebagai Presiden
Association of Higher Learning Institution in Computing and Information
Technology Studies dimana ia memimpin lebih dari 700 universitas dan 1.500
program studi di seluruh Indonesia dan President of International Association
of Software Architect.
Seolah tak pernah padam semangatnya,
Richard juga telah banyak menelurkan karyanya. Tercatat lebih dari tiga puluh
judul buku dan ratusan jurnal yang telah dipublikasikan baik nasional maupun
internasional
Nah su tau kan pribadi sang
motivator kita dalam belajar menulis
buku hanya dalam satu minggu menghasilkan buku.
Aku baru sadar bahwa dalam satu
hari menghasilkan satu halaman biar sibuk apa pun. Pasti dalam tiga minggu
dapat 100 halaman. Aku bertekad mulai hari ini saya menulis dengan 5W1H. Misalnya judulnya DIGITAL MINDSET
maka saya coba terapkan hasil dari
pemateri beberapa hari yang lalu yang disingkat: TOJRP yaitu menentukan tema, membuat
outline atau (daftar isi), membuat jadwal, refleksi melihat kembali perbaiki,
menambah,mengurangi dan terakhir saya berikan kepada penerbit untuk dicetak.
Pasti saya pilih Prof.Eko membantu saya.Tema yang saya dapat melalui belajar
malam ini adalah DIGITAL MINDSET dengan menjawab pertanyaan (dalam bentuk tulisan)
sebb.
Chapter
1.
APA yang dimaksud dengan digital mindset.
2.
MENGAPA digital mindset dibutuhkan
3.
SIAPA yang harus merubah mindsetnya
4.
DIMANA digital mindset harus diterapkan
5.
KAPAN digital mindset diterapkan. Dan
6.
BAGAIMANA cara menerapkannya.
Apalagi Prof. Eko su
berjanji, “ satu hari tulis satu. Berarti hari keenam sudah jadi. Hari ketujuh
kasih ke saya. Anda tidak perlu banyak berpikir, karena semua sudah saya
paparkan dalam presentasi. Tinggal anda bahasakan saja sesuai dengan yang anda
tangkap. Di hari ketujuh, tulisan saya akan saya tambah-tambahkan sana sini.
Kemudian saya akan LANGSUNG terbitkan dengan e-ISBN resmi dari perusahaan
publikasi saya yang di Yogyakarta, yaitu CV PREINEXUS yang bermitra dengan
penerbit lama Graha Ilmu. Anda adalah penulis pertamanya, saya penulis
keduanya. Kalau ternyata e-bukunya laku (kita jual di situs EKOJI CHANNEL
dengan harga murah meriah, karena yang penting banyak yang beli).Agar menarik,
semua royalti jadi milik anda. Kalau ternyata banyak yang laku, kita terbitkan
versi kedua dalam bentuk fisik sehingga anda dapat ISBN.Tertarikkkkk??? saya
mau lelang judulnya malam ini... silahkan nanti dipimpin moderator. kalau ada 3
orang memilih judul yang sama, lebih baik. jadi pengarangnya 4 orang plus saya.
rejeki dibagi tiga penulis....”
Penulis Simon Anunu dari SDN Naibonat Kabupaten Kupang
Prov.NTT, Blog simon Anunu.com,Email.simonanunu68@gmail.com,twitter simon
anunu
KINI
AKU HARUS BISA MENULIS ARTIKEL
Semalam pukul 19.00-21.00 hari selasa,14 April 2020, aku memfokuskan
perhatianku pada pemateri Bapak Dr. Jejen Musfah. Beliau hadir dalam
membelajarkan grup belajar online (GBO) yang dinakodai oleh Omjay sang
motivator bloger. Bukan apa, tapi saya sungguh merasakan bagaimana menulis
artikel lewat motivator Dr.Jejen.
Saya amati tiru
dan menulis (ATM) dalam angan-angan. saya klik google ko lihat ambel, Menurut
wikipedia Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang
tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan di media online maupun cetak (melalui koran, majalah,
buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat
meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
Isi artikel dapat
bermacam - macam, beberapa contoh yang sering kita baca:
1. Sejarah
2. Petualangan
3. Argumentasi
4. Hasil penelitian
5. Bimbingan untuk melakukan/
mengajarkan sesuatu
Penulis artikel bermacam-macam kriterianya, sebagai berikut:
· Penulis
Artikel Buku
· Penulis
Artikel Berita
· Penulis
Artikel Marketing
· Penulis
Artikel Online
· Penulis
Artikel Narasi
· Penulis
Artikel Naskah
“Saya mengikuti semangat Prof.Eko
setiap hari tulis 1 halamn. Maka pagi ini, bangun pagi santapan pertama adalah
menulis Resume belajar Gelombag 7 bersama Dr.Jejen”.
Siapa dia Dr.Jejen?
Mari kita lihat dalam ulasan
berikut ini:
Bapak Dr Jejen Musfah lahir di Serang, 02 Juni 1977. Pendidikan Beliau
adalah S1 Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Bahasa Arab IAIN Jakarta
(1996-2000), S2 Kajian UIN Jakarta (2002 -2004),Diploma Kajian Bahasa Arab
LIPIA Jakarta (2006-2007). Sedangkan S3 Ilmu Pendidikan UNINUS Bandung (2007
-2010).
Jabatan :
1. Dosen Prodi Manajemen Pendidikan UIN Syahid sejak 2005 sampai
sekarang.
2. Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan Islam FITK UIN Jakarta
(2016-2020)
3. Sekretaris Program Magister FITK (2012 -2016)
4. Sekretaris Departemen Pembinaan Mental dan Spiritual PB PGRI (2018
-2019)
5. Pemimpin Redaksi Majalah PB PGRI (2016-2019)
6. Wakil Sekretaris Jenderal PB PGRI (2019 -2024)
7. Pemimpin Redaksi Majalah PB PGRI (2019 - 2024)
8. Redaktur Pelaksana Majalah Pinisi BDK Makassar (2018 sampai sekarang
9. Redaktur Pelaksana Jurnal Baruga BDK Makassar (2018 sampai sekarang
10. Tim Ahli Rancangan UU guru dan Dosen DPD RI, 2018
11. Staf Ahli Komite III DPD RI (2020 -2021)
Beliu juga banyak menulis buku berjumlah 13 judul Buku, Opini
dikoran, artikel Ilmiah, reviewer , peneliti dan narasumber tentang pendidikan.
Ada pun prestasi yang beliau raih puluhan prestasi seperti: Juara 2
opini pendidikan tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kemendikbud
tahun 2014, juara harapan pendidikan keluarga tingkat nasional, Kemendikbud
2016, Dosen Teladan FITK UIN Syarif Hidayatullah 2017 dan yang terakhir
prestasi yang diraih adalah penerima dana hebat Riset dari Kemenag RI.
Beliau juga pernah melawat ke Luar Negeri seperti :https://wijayalabs.wordpress.com
1. Nasional University Singapura 2018
2. Internasional Islamic University Malaysia 2008
3. Infrastrukture University Kuala Lumpur Malaysia 2014
4. Universitas Putra Malaysia (UPM) 2017
5. Yala Raja Bath University Thailand 2017
6. Culalangkom University Bangkok Thailand 2018
7.Culalangkom University Demontration School Bangkok, 2018
8. Universitas Kebangsaan Malaysia, 2018
9. KBRI Singapura 2019
10. As Sofa College Selangor Malaysia 2019
11. Sekolah Songsem Sasana Vitaya Foundation School (SSVS) Thailand
2019.
Karier beliau begitu memuncak disaat beliau masih berumur 43 tahun,
masih sangat muda tapi nama beliau sangat bersinar baik di Indonesia maupun di
Asia Tenggara.
Majalah Suara Guru PB PGRI email : majalah.suaraguru@gmail.com
Salam teman2 guru se indonesia
Opini intinya gagasan penulis atas kebijakan atau fakta pendidikan yg
terjadi
Artinya opini tdk akan khilangan topik
Kebijakan dan fakta pendidikn selalu hadir
Tapi tdk smua berhasil mnangkap momentum utk mnanggapi
Guru adalah praktisi
Majalah sg setua pgri sndiri
Sudah puluhan tahun
Tulisan bisa dimuat di online dan offline
Cetak 5000 eksmplar
Dibagikan ke hampir 34 provinsi
Rubriknya beragam
Opini. Resensi. Sastra. Destinasi. Dll
Sy kira itu pngantarnya ya
Di atas adlah email bagi yg akan krim tulisan
apa saja syaratnya kita bisa menbgirimkan artikel ke redaksi majalah
guru?
Menyebutkan status dan foto
Tulisannya bisa sesuai rubrik di atas
Diutamakan bidang pendidikan
Dan isu2 yg hangat
Sampai saat ini jujur saja.. masih kekurangan naskah berkualitas
Cenderung diterima
Dgn editing redaktur
ANTUSIASME PESERTA GELOMBANG 7 dalam merespon presenter Dr. Jejen Musfah
saya sampaikan secara jelas dan mutakir dalam daftar berikut ini:
[19.24, 14/4/2020] Eni Setyowati: Selamat malam pak jejen...maaf mau
tanya...utk ketentuan/syarat2 pengiriman naskah...apa saja ya.....terima kasih🙏🏻
[19.25, 14/4/2020] Jejen Musfah pgri: Di atas sdh dijawab
[19.25, 14/4/2020] Jejen Musfah pgri: Menyebutkan status dan foto
[19.26, 14/4/2020] Jejen Musfah pgri: Opini. Resensi. Sastra. Destinasi.
Dll
[19.26, 14/4/2020] Noraliapurwa Gel8: Assalamualaikum pak Jejen,,
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih karena tulisan saya sudah dimuat
secara online di website PGRI, yang ingin saya tanyakan
1. Apakah boleh 1 orang mengirimkan beberapa artikel ke majalah PGRI?
2. Tema tulisan yang paling disukai untuk dimuat di majalah PGRI yang
seperti apa pak?
Terimakasih
[19.27, 14/4/2020] Jejen Musfah pgri: Boleh lebih. Ttg pendidikan
mutakgir
[19.27, 14/4/2020] Jejen Musfah pgri: H
[19.27, 14/4/2020] Musiin Kediri: Apakah untuk opini ada batasan dalam
berpendapat dan untuk sastra bentuknya berupa karya sastra atau teori dari
karya sastra. Terima kasih
[19.27, 14/4/2020] +62 858-5050-2204: Apakah dalam mengirim article
syarat2 yg harus dipenuhi dan berapa artikel dimuat di majalah guru
Moch. Zahli Bojonegoro
[19.27, 14/4/2020] Rahma Dharmasraya: Assalamualaikum pak Jejen, mhn
maaf sy mau nanya apakah naskah yg akan dikirim ditentukan jumlah halamannya
atau berdasarkan apa, trm ksh🙏🙏
[19.28, 14/4/2020] Rusmin Kalsel: Adakah tatacara atau aturan khusus
tentang tulisan (ukuran dan jenis huruf, pemgaturan halaman dll) agar
tulisan bisa diterbitkan. RUSMIN (G8-017) Kab. Barito Kuala KALSEL
[19.29, 14/4/2020] Jejen Musfah pgri: Tdk mengandung syara
Sastra bisa keduanya
[19.29, 14/4/2020] Jejen Musfah pgri: Opini maksimal 1000 kata
[19.29, 14/4/2020] Jejen Musfah pgri: Bebas
[19.30, 14/4/2020] wijayalabs: assalamualikum pak Jeje Apakah kita
mengirim artikel ke Suara guru PGRI ada biayanya? Dari rasita Bengkulu
[19.30, 14/4/2020] Jejen Musfah pgri: tidak ada Free.
Demikian resume yang saya buat atas perhatian ucapkan terima
kasih. Silahkan komentar untuk menambah, mengurangi, koreksi penulis sangat
mengharapkan.
Ass,wrb.
Cukup su te su 5 halaman........da.....Bersama doa Bunda Maria
pasti saya bisa menulis artikel seperti Dr. Jejen Musfah.
MENCIPTAKAN POLA
BELAJAR EFEKTIF DARI RUMAH
Rumah adalah tempat. Keluarga adalah institusi.
Keduanya bersatu dalam bahtera rumah tangga. Dalam rumah tangga ini ada
perkawinan suci yang telah dimeteraikan oleh Allah. Apa yang dipersatukan Allah
janganlah diceraikan oleh manusia. Rumah tangga ini dikaruniai
buah-buah hati. Kini mereka bukanlah dua melainkan satu danging. Hasil dari
perkawinan itulah hadirlah anak-anak dalam rumah tangga. Maka
keluarga teridri dari ayah ibu dan anak.
Tugas mulia dari keluarga adalah mendidik
anak-anak. Ketika orang tua melaksanakan pendidikan di rumah tangga inilah yang
disebut pendidik pertama dan utama. Tugas ini tidak bisa digantikan
oleh siapa pun. Orang tua memainkan peranan yang sangat penting. Ingat keluarga
sehat negara kuat. Itulah ajaran mulia para leluhur kita. Perlu dijaga dan
dilestarikan oleh institusi-intitusi keluarga di dunia di atas planet bumi ini.
Dampak pandemi covid 19 menguji kreativitas
keluarga untuk menata pendidikan dalam keluarga lebih baik. Saatnya kerja di
rumah. Menata tatalaksana bagaimana mengatur anak belajar di rumah.
Sungguh perhatian intens sungguh-sungguh membelajarkan buah hati di
rumah. Skil Pola pendidikan dan pembelajaran sudah saatnya dimiliki oleh orang
tua. Pertama perlu kerja sama dengan guru. Bagaimana materi ajar sesuai
kurikulum pastalah harus diketahui oleh orang tua. Orang tua harus menciptakan
situasi dan kondisi dan toleransi (sikonto). Situasi yang kondusif
harus diciptakan orang tua agar anak memperoleh pembelajaran aktif,
inofatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (paikem). Toleransi yang
dimaksudkan di sini adalah orang tua menjauhkan mematikan TV, HP non
aktif, dan mencarikan tempat yang menyenangkan dan
menyejukan sehingga memungkinkan belajar anak berjalan efesien dan
efektif.
Pemilihan metode belajar sesuai dengan umur anak.
Bila anak masih kelas rendah yaitu kelas I sampai kelas tiga sebaiknya metode
yang tepat adalah belajar sambil bermain. Bermain sambil belajar. Pokoknya
ganti-ganti begitu saja sesuai hobi kesenangan anak. Ketika anak asik bermain
belajar menyenangkan di sanalah maunya ulang terus dan pasti orang tua
kewalahan. Bisa-bisa orang tua lupa kerja. Maka pembagian tugas bapak dan mama
perlu jelas.
Metode belajar untuk anak yang sudah
kelas tinggi. Misalnya kelas IV sampai kelas VI. Bermain peran masih bisa
tetapi segera difariasi permainan bemakna. Ada penokohan. Cerita
yang bisa dijadikan model, karakter, atau nilai-nilai yang
terkandung dalam suatu cerita atau permainan. Jangan lupa orang tua
harus kerja sama denga guru kelasnya. Agar materi pembelajaran disesuaikan
dengan kurikulum. Saatnya bermain dengan kurikulum di rumah. Apabila
ada asesmen oleh guru ada sahutan dengan komptensi yang mau dicapai.
Kondisi ini membuat anak mengagumi ternyata orang tua bisa.
Saatnya belajar dari rumah dan belajar di rumah
denga tekun pasti hasilnya menyenagkan. Waktu belajar di rumah perlu di
atur.dan harus ada tanda alaram waktu. waktu belajar, makan, bermain, dan
istirahat teratur. Bersama anak disepakati jadwal atau roster belajar.Tepat
waktu perlu dijadikan prinsip. Seperti pepatah kecil reanja-anja besar
terbawa-bawa. Bila sudah terbiasa dengan hidup tertib dari rumah tangga, maka
ketika di sekolah dan di mana saja pasti tertib waktu.
Teknologi informasi dan komunikasi masuk dalam
pembelajarn dalam jaringan (daring). Situasi yang sedang dialami di dunia ini.
Pandemi corona virus memaksa orang tua dan guru harus
menguasai pembelajaran dalam jaringan menjadi kebutuhan. Mau tidak
mau harus punya alat elektonik. Hand phone (HP) androit, leptob, dan printer
harus di hadirkan di rumah. Alat teknologi informasi dan komunikasi sangat
membatu manusia orang tua, anak, guru, dan masyarakat cepat memperoleh
informasi cepat, tepat, akurat, dan terkini. Dengan HP dunia
di tangan kita. Ilmu bisa diperoleh diujung jari. Cara pandang kita
yang sempit karena gagap teknologi (gaptek). Membuat orang masih terisolasi
dalam ketidaktahuan.
Menjadi miskin ilmu, pasti miskin harta. Pola pikir
di bawah “tempurung”. Mindsednya sulit berubah. Inilah manusia yang kekurangan
gizi ilmu. Apabila hal ini kita masih piara di dalam perikehidupan maka sumber
daya manusia menjadi kerdil.
Maka untuk mendukung pembelajaran yang bermutu di
rumah perlu didukung oleh fasilitas. Buku pelajaran, alat tulis, ruangan yang
memadai. Alat-alat permainan edukatif (APE) baik dalam ruangan mau pun di
luar ruangan. Sudah saatnya keluarga menjadi sekolah. Belajar dari covid
19 sesuai dengan tema hari pendidikan Nasional tanggal 2
Mei 2020.
Kesimpulan
Ada efek posetif dari corona virus 19
agar megembalikan orang tua pada tugas dan funsinya yang
mulia mendidik anak. Menjadi pendidik pertama dan utama dalam keluarga.
Melahirkan mengasuh, mengasah, mengasih anak sebagai titipan Tuhan
hadir dalam keluarga. Buah hati suami isteri. Dididik menjadi anak yang berguna
bagi dirinya, orang tua pemerintah dan negara.
Profile penulis :
Nama: Simon Anunu, S.Ag, M.Pd
Aku dilahirkan di
Kuan Tes, Kabupaten TTU, 10 Desember 1968. Mengenal Pendidikan mulai
dari SDK Tes 1977 sampai kelas III dan tamat di SDN Sasi Kefa 1983. SMPN Kefa
1987 lanjut SPGAK Warta Bakti Kefa tamat 1990. D2 IPI Malang tamat
1996. S1 Sekolah Tinggi Pastoral Keuskupan Agung Kupang tamat 2004. S2
Pascasarjana Undana Kupang Prodi PIPS tamat 2015. Mengapa sekolah tahun tidak
teratur karena sebagai anak petani subsisten sekolah sedikit cari uang baru
sambung. Pengalaman mendirikan SMP Katolik San Daniel Oepoli, SMP Katolik Santu
Donbosco Naunu Kabupaten Kupang. Pengelola Paket ABC PKBM Bintang Timur sambung
Kembali anak yang putus sekolah. Tokoh Agama Peduli HIV/AIDS Kabupaten Kupang
otlet Kondom. Asesor PAUD PNF NTT. Instruktur K13. Animator Sekami. Kepala SDN
Naibonat. Ketua pengawas KSP Swasti Sari. Alamat tempat tinggal:
Naibonat Kabupaten Kupang Provinsi NTT
Pengalaman menulis: Jejak digital motivator andal.pola
pembelajaran yang efektif dari rumah, Refleksi dan resolusi saat
pandemi dan Puisi patidusa dan literasi sekolah di masa pandemi. Bersama guru
Bloger Indonesia hebat.
HP.WA 085237893978 Email; simonanunu68@gmail.com.face book simon
anunu.blog: https://naibonatnew.blogspot.com
.