Sabtu, 02 Mei 2020

MENCIPTAKAN POLA BELAJAR EFEKTIF DARI RUMAH

                                                                     
MENCIPTAKAN  POLA BELAJAR EFEKTIF DARI RUMAH

Rumah adalah tempat. Keluarga adalah institusi. Keduanya bersatu dalam bahtera rumah tangga. Dalam rumah tangga ini ada perkawinan suci yang telah dimeteraikan oleh Allah. Apa yang dipersatukan Allah janganlah diceraikan oleh  manusia. Rumah tangga ini dikaruniai buah-buah hati. Kini mereka bukanlah dua melainkan satu danging. Hasil dari perkawinan itulah hadirlah anak-anak dalam rumah tangga.  Maka keluarga teridri dari ayah ibu dan anak.

Tugas mulia dari keluarga adalah mendidik anak-anak. Ketika orang tua melaksanakan pendidikan di rumah tangga inilah yang disebut  pendidik pertama dan utama. Tugas ini tidak bisa digantikan oleh siapa pun. Orang tua memainkan peranan yang sangat penting. Ingat keluarga sehat negara kuat. Itulah ajaran mulia para leluhur kita. Perlu dijaga dan dilestarikan oleh institusi-intitusi keluarga di dunia di atas planet bumi ini.

Dampak pandemi covid 19 menguji kreativitas keluarga untuk menata pendidikan dalam keluarga lebih baik. Saatnya kerja di rumah. Menata tatalaksana bagaimana mengatur anak  belajar di rumah. Sungguh perhatian intens sungguh-sungguh membelajarkan  buah hati di rumah. Skil Pola pendidikan dan pembelajaran sudah saatnya dimiliki oleh orang tua. Pertama perlu kerja sama dengan guru. Bagaimana materi ajar sesuai kurikulum pastalah harus diketahui oleh orang tua. Orang tua harus menciptakan situasi dan kondisi dan toleransi (sikonto). Situasi  yang kondusif harus diciptakan  orang tua agar anak memperoleh pembelajaran aktif, inofatif, kreatif, efektif  dan menyenangkan (paikem). Toleransi yang dimaksudkan di sini  adalah orang tua menjauhkan mematikan TV, HP non aktif, dan mencarikan tempat yang menyenangkan dan menyejukan  sehingga memungkinkan belajar anak berjalan efesien dan efektif.

Pemilihan metode belajar sesuai dengan umur anak. Bila anak masih kelas rendah yaitu kelas I sampai kelas tiga sebaiknya metode yang tepat adalah belajar sambil bermain. Bermain sambil belajar. Pokoknya ganti-ganti begitu saja sesuai hobi kesenangan anak. Ketika anak asik bermain belajar menyenangkan di sanalah maunya ulang terus dan pasti orang tua kewalahan. Bisa-bisa orang tua lupa kerja. Maka pembagian tugas bapak dan mama perlu jelas.
Metode belajar  untuk anak yang sudah kelas tinggi. Misalnya kelas IV sampai kelas VI. Bermain peran masih bisa tetapi segera difariasi  permainan bemakna. Ada penokohan. Cerita yang bisa dijadikan model, karakter,  atau nilai-nilai yang terkandung  dalam suatu cerita atau permainan. Jangan lupa orang tua harus kerja sama denga guru kelasnya. Agar materi pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum. Saatnya bermain dengan kurikulum di rumah. Apabila ada  asesmen oleh guru ada sahutan dengan komptensi yang mau dicapai. Kondisi ini membuat anak mengagumi ternyata orang tua bisa.

Saatnya belajar dari rumah dan belajar di rumah denga tekun pasti hasilnya menyenagkan. Waktu belajar di rumah perlu di atur.dan harus ada tanda alaram waktu. waktu belajar, makan, bermain, dan istirahat teratur. Bersama anak disepakati jadwal atau roster belajar.Tepat waktu perlu dijadikan prinsip. Seperti pepatah kecil reanja-anja besar terbawa-bawa. Bila sudah terbiasa dengan hidup tertib dari rumah tangga, maka ketika di sekolah dan di mana saja pasti tertib waktu.

Teknologi informasi dan komunikasi masuk dalam pembelajarn dalam jaringan (daring). Situasi yang sedang dialami di dunia ini. Pandemi corona virus memaksa  orang tua dan guru harus menguasai  pembelajaran dalam jaringan menjadi kebutuhan. Mau tidak mau harus punya alat elektonik. Hand phone (HP) androit, leptob, dan printer harus di hadirkan di rumah. Alat teknologi informasi dan komunikasi sangat membatu manusia orang tua, anak, guru, dan masyarakat cepat memperoleh informasi  cepat, tepat, akurat, dan terkini. Dengan HP dunia di  tangan kita. Ilmu bisa diperoleh diujung jari. Cara pandang kita yang sempit karena gagap teknologi (gaptek). Membuat orang masih terisolasi dalam ketidaktahuan.

Menjadi miskin ilmu, pasti miskin harta. Pola pikir di bawah “tempurung”. Mindsednya sulit berubah. Inilah manusia yang kekurangan gizi ilmu. Apabila hal ini kita masih piara di dalam perikehidupan maka sumber daya manusia menjadi kerdil.

Maka untuk mendukung pembelajaran yang bermutu di rumah perlu didukung oleh fasilitas. Buku pelajaran, alat tulis, ruangan yang memadai. Alat-alat permainan edukatif  (APE) baik dalam ruangan mau pun  di luar ruangan. Sudah saatnya keluarga menjadi sekolah. Belajar dari covid 19  sesuai dengan tema hari pendidikan Nasional  tanggal 2 Mei 2020.

Kesimpulan
Ada efek posetif dari corona virus  19 agar  megembalikan orang tua  pada tugas dan funsinya yang mulia mendidik anak. Menjadi pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Melahirkan mengasuh,  mengasah, mengasih anak sebagai titipan Tuhan hadir dalam keluarga. Buah hati suami isteri. Dididik menjadi anak yang berguna bagi dirinya, orang tua pemerintah dan negara.  
     .       
Penulis : Simon Anunu,S.Ag, M.Pd
SDN Naibonat Kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur

5 komentar: