MENCIPTAKAN
POLA BELAJAR EFEKTIF DARI RUMAH
Rumah adalah tempat. Keluarga adalah institusi. Keduanya bersatu dalam
bahtera rumah tangga. Dalam rumah tangga ini ada perkawinan suci yang telah
dimeteraikan oleh Allah. Apa yang dipersatukan Allah janganlah diceraikan oleh manusia. Rumah tangga ini dikaruniai buah-buah
hati. Kini mereka bukanlah dua melainkan satu danging. Hasil dari perkawinan
itulah hadirlah anak-anak dalam rumah tangga. Maka keluarga teridri dari ayah ibu dan anak.
Tugas mulia dari keluarga adalah mendidik anak-anak. Ketika orang tua
melaksanakan pendidikan di rumah tangga inilah yang disebut pendidik pertama dan utama. Tugas ini tidak
bisa digantikan oleh siapa pun. Orang tua memainkan peranan yang sangat
penting. Ingat keluarga sehat negara kuat. Itulah ajaran mulia para leluhur
kita. Perlu dijaga dan dilestarikan oleh institusi-intitusi keluarga di dunia
di atas planet bumi ini.
Dampak pandemi covid 19 menguji kreativitas keluarga untuk menata
pendidikan dalam keluarga lebih baik. Saatnya kerja di rumah. Menata tatalaksana
bagaimana mengatur anak belajar di
rumah. Sungguh perhatian intens sungguh-sungguh membelajarkan buah hati di rumah. Skil Pola pendidikan dan
pembelajaran sudah saatnya dimiliki oleh orang tua. Pertama perlu kerja sama
dengan guru. Bagaimana materi ajar sesuai kurikulum pastalah harus diketahui
oleh orang tua. Orang tua harus menciptakan situasi dan kondisi dan toleransi (sikonto).
Situasi yang kondusif harus diciptakan orang tua agar anak memperoleh pembelajaran
aktif, inofatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (paikem). Toleransi yang dimaksudkan di sini adalah orang tua menjauhkan mematikan TV, HP
non aktif, dan mencarikan tempat yang menyenangkan dan menyejukan sehingga memungkinkan belajar anak berjalan
efesien dan efektif.
Pemilihan metode belajar sesuai dengan umur anak. Bila anak masih
kelas rendah yaitu kelas I sampai kelas tiga sebaiknya metode yang tepat adalah
belajar sambil bermain. Bermain sambil belajar. Pokoknya ganti-ganti begitu
saja sesuai hobi kesenangan anak. Ketika anak asik bermain belajar menyenangkan
di sanalah maunya ulang terus dan pasti orang tua kewalahan. Bisa-bisa orang
tua lupa kerja. Maka pembagian tugas bapak dan mama perlu jelas.
Metode belajar untuk anak yang
sudah kelas tinggi. Misalnya kelas IV sampai kelas VI. Bermain peran masih bisa
tetapi segera difariasi permainan
bemakna. Ada penokohan. Cerita yang bisa dijadikan model, karakter, atau nilai-nilai yang terkandung dalam suatu cerita atau permainan. Jangan lupa
orang tua harus kerja sama denga guru kelasnya. Agar materi pembelajaran
disesuaikan dengan kurikulum. Saatnya bermain dengan kurikulum di rumah. Apabila
ada asesmen oleh guru ada sahutan dengan
komptensi yang mau dicapai. Kondisi ini membuat anak mengagumi ternyata orang
tua bisa.
Saatnya belajar dari rumah dan belajar di rumah denga tekun pasti
hasilnya menyenagkan. Waktu belajar di rumah perlu di atur.dan harus ada tanda
alaram waktu. waktu belajar, makan, bermain, dan istirahat teratur. Bersama anak
disepakati jadwal atau roster belajar.Tepat waktu perlu dijadikan prinsip. Seperti
pepatah kecil reanja-anja besar terbawa-bawa. Bila sudah terbiasa dengan hidup
tertib dari rumah tangga, maka ketika di sekolah dan di mana saja pasti tertib
waktu.
Teknologi informasi dan komunikasi masuk dalam pembelajarn dalam
jaringan (daring). Situasi yang sedang dialami di dunia ini. Pandemi corona
virus memaksa orang tua dan guru harus
menguasai pembelajaran dalam jaringan
menjadi kebutuhan. Mau tidak mau harus punya alat elektonik. Hand phone (HP)
androit, leptob, dan printer harus di hadirkan di rumah. Alat teknologi
informasi dan komunikasi sangat membatu manusia orang tua, anak, guru, dan
masyarakat cepat memperoleh informasi cepat, tepat, akurat, dan terkini. Dengan HP dunia
di tangan kita. Ilmu bisa diperoleh
diujung jari. Cara pandang kita yang sempit karena gagap teknologi (gaptek). Membuat
orang masih terisolasi dalam ketidaktahuan.
Menjadi miskin ilmu, pasti miskin
harta. Pola pikir di bawah “tempurung”. Mindsednya sulit berubah. Inilah manusia
yang kekurangan gizi ilmu. Apabila hal ini kita masih piara di dalam perikehidupan
maka sumber daya manusia menjadi kerdil.
Maka untuk mendukung pembelajaran yang bermutu di rumah perlu didukung
oleh fasilitas. Buku pelajaran, alat tulis, ruangan yang memadai. Alat-alat
permainan edukatif (APE) baik dalam
ruangan mau pun di luar ruangan. Sudah saatnya
keluarga menjadi sekolah. Belajar dari covid 19
sesuai dengan tema hari pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2020.
Kesimpulan
Ada efek posetif dari corona virus 19 agar megembalikan orang tua pada tugas dan funsinya yang mulia mendidik
anak. Menjadi pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Melahirkan mengasuh, mengasah, mengasih anak sebagai titipan Tuhan hadir
dalam keluarga. Buah hati suami isteri. Dididik menjadi anak yang berguna bagi
dirinya, orang tua pemerintah dan negara.
.
Penulis : Simon Anunu,S.Ag,
M.Pd
SDN Naibonat Kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur
SDN Naibonat Kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur
mantul peserta nomor 35
BalasHapusMantapp
BalasHapusKeren, Bp.
BalasHapusMantap
BalasHapusMantap.
BalasHapus