Kamis, 23 April 2020

MENCEGAH PENYEBARAN VIRUS CORONA

                                       
                                          
MENCEGAH PENYEBARAN VIRUS CORONA GURU DAN SISWA BERTAHAN DI RUMAH
 BAGI GURU KABUPATEN   KUPANG
           
          Oleh SIMON ANUNU
Guru mengajar tanpa siswa adalah guru itu sudah tertular virus sinting gila mengong (SGM). Siswa belajar tanpa guru itu biasa. Lebih asik lagi kalau siswa dan guru berada dalam kelas berinteraksi  itulah pembelajaran yang intens. Idealnya komunikasi guru dan siswa harus tatap muka. Hal inilah yang dirindukan oleh guru dan siswa sekoah Dasar.Ketika Pemerintah menginstruksikan kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah demi mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Hal ini tersentak menghancurkan  hubungan guru dan peserta didik. Kini bukan satu dalam kegiatan belajar mengajar, tetapi dua bagaikan pinang dibelah dua. Aduh sakitnya di sini.Tahap pertama di rumahkan  tanggal 20 Maret sampai  4 April 2020.anak masih senang. Tahap dua di rumahkan  tanggal  6 April-20 April 2020 anak dan guru mulai gelisah. Ketika pemberlakuan  tahap tiga tanggal  22 April  sampai dengan tanggal 30 Mei   2020  hancur harapan.Mengapa tidak hancur? Banyak orang tua mulai mempertanyakan masa depan anak . Ada anak yang menangis karena mau bertemu teman dan gurunya tapi apalah daya dibatasi  dan dipisahkan oleh pandemik  Covid 19.  Masih anak dan orang tua  datang ke rumah kepala sekolah. Walau pun sudah diberi tahu  perpanjangan  waktu di rumahkan dari tampak wajah anak dan orang tua semacam  tidak mau menerima kenyataan. Tapi apa hendak dikata, dunia sudah mengalami nasib begini.                Belajar dari rumah (LFH)  harus dilakukan  oleh siswa. Bekerja dari rumah  (WFH) itulah     yang dilakukan guru. Apa yang bisa mempersatukan guru dan  murid ? Biar jauh di mata namun dekat di hati. Ada beberapa hal  yang bisa menghubungkan guru dan siswa agar terjadi  pembelajaran adalah:1)  Ada siswa yang dari sono tidak ada HP. Alasan karena ekonomi orang tua lemah lembut. Lagi pula ada orang tua yang menggap kasih HP untuk anak adalah buang-buang doi. Jangan sampai salah gunakan . Masih ada orang menganggap kasi anak pegang HP nanti dia buat sembarang. Kini tuntutan zaman  harus belajar online orang tua mulai kelabakan.
2) Guru tidak mati akal. Ada guru saking rindu untuk mengajar ikut sampai dan ajar di rumah anak. Walau ada larangan pemerintah. Semangat dedi kasih tanpa upah dengan harapan upah besar di surga. Covid pun tidak pusing sadar sudah pulang kembali ke  rumah.
3) Guru membagikan Buku paket bahan ajar , buku pelajaran sesuai dengan tema untuk SD. SMP dan SMA sesuai mata pelajaran masing -masing. Hal  yang  terjadi di SDN Naibonat bagi siswa yang tidak memiliki  HP diinventarisir oleh wali kelas   dan diberlakukan pembelajaran ofline .
4) Pembelajaran Online  dilakukan bagi siswa  yang memiliki HP. Kalau yang terjadi di SDN Naibonat ada grup  WA  wali kelas masing-masing dengan orang tua. Materinya diWA-kan oleh guru kepada orang tua. Orang tua mulai pusing  membelajarkan di rumah sebagai peran pendidik pertama dan utama.
5) Kepala sekolah  membuat pengumuman online kepada Guru dan siswa  untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Kepala sekolah meneruskan format laporan  WFH yang diberikan oleh Dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Kupang.   Format  diisi oleh wali kelas dan guru mata pelajaran lalu diberikan kepada kepala sekolah  dan kepala sekolah laporkan sebagai laporan sekolah kepada kepala Dinas  sebagai laporan lembaga.
            Kesimpulan                Pembelajarn  ofline dan online  masih tetap ada kekurangan dan kelebihannya. Biasanyan  pembelajaran dalam  kelas masi ada yang tuntas dan tidak  tuntas. Tapi dalam     kundisi darurat covid 19  mau tidak mau harus berjalan. Sambil berdoa berharap  badai pasti berlalu.       Ada guru dari Kecamatan Fatuleu Barat melalui telpon seluler. Mengatakan: “ Saya pusing dengan anak – anak mau belajar online  atau ofline  kita cari setengah mati. Anak tidak belajar karena ada jaga burung dan jaga kera makan buang jagung di kebun”Dalam tulisan ini saya menjawab beberapa pertanyaan. Salah satunya adalah, Bagaimana membelajarkan anak  belajar dari rumah  di saat situasi covid ini?     

x

1 komentar:

  1. biarlah orang tua tau bahwa betapa susahnya guru berusaha mengajar anaknya di sekolah agar anggapan sebelah mata merka tentang profesionalitas seorang guru bisa berkurang. salam hormat pak...

    by Roman Banu "Putra Oepoli"

    BalasHapus