Jumat, 27 Maret 2020


MUTIARA KASIH
PANCARAN  SINAR MUTIAMU
MENJANGKAU ANAK – ANAK DI PULAU TIMOR
            Sinar mengusik kegelapan. Habis gelap terbitlah terang. Kegelapan kebodohan.kegelapan kemiskinan. Kegelapan tak berdaya. Sinar terang perubahan hidup. Sinar terang perubahan cara berpikir. Sinar terang pengolahan harta kehidupan. Sinar terang berkelimpahan dalam cita-cita anak bangsa.
Sebagai seorang awam katekis selalu bersama pastor  duduk bercerita tentang kehidupan umat di tempat saya melayani. Pengalaman berpastoral sebagai katekis sejak tahun 1990 di paroki santu Stefanus Naikliu kala itu. Sekarang paroki ini sudah memekarkan diri menghadirkan Paroki Santa Maria Mater Dei Oepoli Keuskupan Agung Kupang. Kala itu penulis masih menjadi guru agama katolik sekaligus pendiri SMP Katolik San Daniel Oepoli yang berbatasan langsung dengan Oekusi Negara Timor Leste.
Katekis yang bukan saja sebagai guru tapi juga animator sekami. Mengenal anak seakmi, juga latar belakang orang tua dengan kehidupan beriman dan orientasi masa depan anak-anaknya. Kehidupan beriman orang tua yang hidup segan mati tak mau. Dimana praktek kehidupan nyata jauh dari iman kristiani y\ng diharapkan. Begitu juga pendidikan anak tergantung dari berkat Allah. Bila penghasilan  orang tua cukup memadai pasti pendidikan anak pun lumayan.
Sejak tahun 2002 penulis pindah tempat tugas dari Oepoli ke tempat baru SD Inpres Naibonat dengan alasan mendasar studi strata satu di STIPAS Keuskupan Agung Kupang. Kini penulis tinggal di Stasi St. Yohanes Maria Vianney Naibonat di paroki St. Maria Fatima Taklale . Mayoritas Umat berasal dari eks pengungsi Timor Leste. Bersama RD.Piet Olin, sebagai Pastor Paroki saya mulai kenal Yayasan Mutiara Kasih.
 Sosialisasi pelatihan di Mutiara Kasih berbasis Kelompok umat Basis dan rekrutmen anak-anak putus sekolah menjadi prioritas. Kesempatan inilah penulis mulai beraksi meneruskan informasi mendaftar anak-anak yang berminat mengikuti pelatihan pengasuh bayi, melayani dan merawat orang sakit, anak-anak, dan para manula. Sejak lima tahun lalu dari ke mulut ke mulut orang tahu penulis membantu anak putus sekolah atau yang sudah tamat SMP orang tua tidak ada dana untuk lanjut SLTA  dan tamat SMA tidak kuliah  boleh memperoleh kesempatan direkrut ke Mutiara Kasih.
Banyak anak yang berhasil setelah pulang dari Mutiara Kasih. Ada yang membawa pulang unag berjuta-juta. Ada yang menggunakan uangnya untuk memperbaiki rumah orang tua berdinding bebak beratap daun atau ilalang di sulab sekaligus anak bedah rumah jadi rumah layak huni  dan permanen. Ada yang membawa hand phone (HP) bermacam-macam. Beberapa orang menggunakan uang untuk kuliah meningkatkan sumber daya manusia orang timor. cukup banyak anak mutiara kasih yang sudah mengumpulkan uang dan membiayai adik atau keluarga yang kuliah S1 baik kuliah di dalam dan luar NTT.  Ada pula anak selesai kontrak di mutiara kasih langsung kuliah di jakarta contohnya adik Lusia Metan sementara menyelesaikan studi strata satu jurusan sastra dan bahasa Indonesia. Bila tak ada aral melintang pasti wisuda di bulan september 2016 ini. Inilah seberkas pancaran kasih dari Mutiara Kasih  untuk anak bangsa di pulau Timor.
Kisah nyata pancaran kasih Mutiara Kasih bercokol di pulau timor bagaikan kabar gembira yang terlambat sampai di beberapa  tempat. Penulis merasakan inilah kabar gembira yang terlambat samapai  di kota Kefamenanu Kabupaten TTU pada saat pastor paroki St.Antonius  Padua Sasi Pater Titus kaget karena anak dari ketua lingkungan Fatu Auni paroki tersebut sudah ada di Mutiara Kasih di Cijantung jakarta. Tersentak pastor paoki marah ketua lingkungannya itu dengan tuduhan praktek traffiking.  Ketua lingkungan paulus Taek tidak patah arang. Orang tua anak kakak beradik Dion dan Risto yang sudah ada di Mutiara Kasih,  memperkuat alibinya dengan memberitakan kepada pastor bahwa pukul 12.00 wita hari ini,  simon Anunu putra Paroki ini yang merekrut Dion dan Risto ke Mutiara Kasih, bersama ketua Yayasan Mutiara Kasih (Ibu Agustin bersama ibu  Enny) akan tiba di Paroki Sasi.
Memang benar  Pada tanggal 23 Maret 2015 Simon Anunu (Penulis) mendampingi sekaligus memperkenalkan ketua Yayasan Mutiara Kasih ibu Agustin kepada Pastor Paroki St. Antonius Padua sasi. Dari Sasi ketua Yayasan bertemu lagi pastor paroki St. Andreas Tunbaba RD.Jhon Naben sekaligus sosialisasi dua jam. Blusukan dilanjutkan ke Kampung Tes di sana ibu Agustin dan ibu Enny bermalam tidur beralaskan tikar di atas pelupuh (belahan bambu) . Besok pagi tanggal 24 maret 2015 jam 7.00 wita ketua yayasan Mutiara Kasih dan tim blusukan lagi bertemu siswa dan guru SMA BIKOMI UTARA.  Alasan penulis menghadirkan momen perkenalan ini agar Pater Titus dan RD. Jhon, siswa SMA BIKOMI UTARA menjadi sahabat Mutiara Kasih. Mengapa? Karena sudah dua tahun penulis merekrut anak  dari kampung Tes, kampung Haumeni, Oepoli dan desa Napan serta anak-anak  Bansone kota Kefa,  paroki sasi ke Mutiara Kasih harus lewat  wawancara dan tes bila lulus oleh RD.PIET OLIN di paroki Taklale dengan jarak tempuh dua ratusan kilometer. Pengalaman pahit selama anak-anak dari Kefamenanu datang ke Paroki St.Maria Fatima Taklale di Kupang mulai dari pendaftaran sampai tunggu hasil harus menginap di rumah pa Simon Anunu bertempat di Naibonat berminggu-minggu. Akomodasi, transportasi pergi pulang  untuk tes kesehatan, wawancara  dan dengar hasil   menjadi tanggung jawab penulis karena perbuatan kasih. Alasan ke dua mendekatkan pelayanan perekrutan, wawancara, tes kesehatan, dan memfasilitasi saat berangkat ke jakarata lebih dipermudah oleh pastor paroki setempat.
Menjala SAHABAT MUTIARA KASIH. Sambil menyelam minum air. pribahasa ini mau mengatakan memperkenalkan mutiara kasih sekaligus MENJALA SAHABAT MUTIARA KASIH  kepada Pastor Paroki di Dekenat TTU dan Dekenat Mena  sekitar  wini ponu jalur utara pulau Timor. Satu tahun dua pastor paroki  menjadi pastor SAHABAT MUTIARA KASIH. Pada tahun 2015 menjala pastor paroki St.Antonius Sasi Pater Titus dan Pastor Paroki St.Andreas Tunbaba RD.Jhon Naben menjadi  sahabat Mutiara Kasih. Pada tahun 2016 berhasil menjala pastor Paroki Kristus Raja Haumeni RD.Stef Bria  dan pastor Deken Mena RD.Kanisius  Oki.
Sudah menjadi buah bibir. Mutiara Kasih   di paroki  St.Antonius padua Sasi dan paroki paroki sahabat Mutiara Kasih suka membicarakan eksistensi mutiara kasih. Pada tahun 2016 ketua Yayasan Mutiara Kasih Ibu Agustin dan ibu Eny Susatyo bersama penulis  uji petik  evaluasi  bertemu orang tua sahabat Mutiara Kasih di Paroki Sasi, paroki Tunbaba, dan paroki Kristus Raja Haumeni. Dari evaluasi ini ternyata ada kesan orang tua misalnya di kampung Tes dan Paroki Antonius Sasi begitu senang dengan adanya gerakan mutiara kasih sudah dua tahun tamatan SMA tidak duduk di deker karena sudah ditelan oleh mutiara kasih.  Pada malam itu juga orang tua Remigius Metan terima 19 juta dari ibu Agustin dan anak Remigius Metan bersedia kembali ke Mutiara kasih. Dari  uang itu orang tua menggunakan untuk menyelesaikan rumah permanen.
Analogi petani menanam ada hasil dan gagal panen. Begitu juga usaha Mutiara Kasih banyak  anak yang sukses  tetapi juga banyak yang gagal. Bahkan tidak luput juga ada anak yang bertingkahlaku aneh  seperti kacang lupa kulit.
Sudah waktunya Mutiara Kasih  memancarkan kasihnya  ke seluruh pelosok tanah air  ibu pertiwi  Indonesia. Kibarkan bendera kasih. KOBARKAN KASIH KRISTUS. Biarlah kasih Kristus dirasakan di mana-mana melalui rangkulan kasih sayang Mutiara Kasih sebagai tindakan konkrit acsen iman kristiani .
Salam damai sejahtera.
                                                       


Foto blusukan Ketua Yayasan Mutiara Kasih bersama ibu Enny di Kampung Tes Paroki Kristus Raja Haumeni Kabupaten TTU –NTT,  rumah orang tua Brigita Metan pada  tanggal 23- 24 Maret  2015  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar