MUTIARA
KASIH
PANCARAN SINAR MUTIAMU
MENJANGKAU
ANAK – ANAK DI PULAU TIMOR
Sinar mengusik
kegelapan. Habis gelap terbitlah terang. Kegelapan kebodohan.kegelapan
kemiskinan. Kegelapan tak berdaya. Sinar terang perubahan hidup. Sinar terang perubahan
cara berpikir. Sinar terang pengolahan harta kehidupan. Sinar terang
berkelimpahan dalam cita-cita anak bangsa.
Sebagai seorang awam katekis selalu bersama pastor duduk bercerita tentang kehidupan umat di
tempat saya melayani. Pengalaman berpastoral sebagai katekis sejak tahun 1990
di paroki santu Stefanus Naikliu kala itu. Sekarang paroki ini sudah memekarkan
diri menghadirkan Paroki Santa Maria Mater Dei Oepoli Keuskupan Agung Kupang.
Kala itu penulis masih menjadi guru agama katolik sekaligus pendiri SMP Katolik
San Daniel Oepoli yang berbatasan langsung dengan Oekusi Negara Timor Leste.
Katekis yang bukan saja sebagai guru tapi juga animator sekami.
Mengenal anak seakmi, juga latar belakang orang tua dengan kehidupan beriman
dan orientasi masa depan anak-anaknya. Kehidupan beriman orang tua yang hidup
segan mati tak mau. Dimana praktek kehidupan nyata jauh dari iman kristiani
y\ng diharapkan. Begitu juga pendidikan anak tergantung dari berkat Allah. Bila
penghasilan orang tua cukup memadai
pasti pendidikan anak pun lumayan.
Sejak tahun 2002 penulis pindah tempat tugas dari Oepoli ke
tempat baru SD Inpres Naibonat dengan alasan mendasar studi strata satu di
STIPAS Keuskupan Agung Kupang. Kini penulis tinggal di Stasi St. Yohanes Maria
Vianney Naibonat di paroki St. Maria Fatima Taklale . Mayoritas Umat berasal
dari eks pengungsi Timor Leste. Bersama RD.Piet Olin, sebagai Pastor Paroki
saya mulai kenal Yayasan Mutiara Kasih.
Sosialisasi pelatihan di
Mutiara Kasih berbasis Kelompok umat Basis dan rekrutmen anak-anak putus
sekolah menjadi prioritas. Kesempatan inilah penulis mulai beraksi meneruskan
informasi mendaftar anak-anak yang berminat mengikuti pelatihan pengasuh bayi,
melayani dan merawat orang sakit, anak-anak, dan para manula. Sejak lima tahun
lalu dari ke mulut ke mulut orang tahu penulis membantu anak putus sekolah atau
yang sudah tamat SMP orang tua tidak ada dana untuk lanjut SLTA dan tamat SMA tidak kuliah boleh memperoleh kesempatan direkrut ke
Mutiara Kasih.
Banyak anak yang berhasil setelah pulang dari Mutiara Kasih. Ada
yang membawa pulang unag berjuta-juta. Ada yang menggunakan uangnya untuk
memperbaiki rumah orang tua berdinding bebak beratap daun atau ilalang di sulab
sekaligus anak bedah rumah jadi rumah layak huni dan permanen. Ada yang membawa hand phone
(HP) bermacam-macam. Beberapa orang menggunakan uang untuk kuliah meningkatkan
sumber daya manusia orang timor. cukup banyak anak mutiara kasih yang sudah
mengumpulkan uang dan membiayai adik atau keluarga yang kuliah S1 baik kuliah
di dalam dan luar NTT. Ada pula anak selesai
kontrak di mutiara kasih langsung kuliah di jakarta contohnya adik Lusia Metan
sementara menyelesaikan studi strata satu jurusan sastra dan bahasa Indonesia.
Bila tak ada aral melintang pasti wisuda di bulan september 2016 ini. Inilah seberkas
pancaran kasih dari Mutiara Kasih untuk
anak bangsa di pulau Timor.
Kisah nyata pancaran kasih Mutiara Kasih bercokol di pulau timor
bagaikan kabar gembira yang terlambat sampai di beberapa tempat. Penulis merasakan inilah kabar
gembira yang terlambat samapai di kota Kefamenanu
Kabupaten TTU pada saat pastor paroki St.Antonius Padua Sasi Pater Titus kaget karena anak dari
ketua lingkungan Fatu Auni paroki tersebut sudah ada di Mutiara Kasih di
Cijantung jakarta. Tersentak pastor paoki marah ketua lingkungannya itu dengan
tuduhan praktek traffiking. Ketua
lingkungan paulus Taek tidak patah arang. Orang tua anak kakak beradik Dion dan
Risto yang sudah ada di Mutiara Kasih,
memperkuat alibinya dengan memberitakan kepada pastor bahwa pukul 12.00
wita hari ini, simon Anunu putra Paroki
ini yang merekrut Dion dan Risto ke Mutiara Kasih, bersama ketua Yayasan
Mutiara Kasih (Ibu Agustin bersama ibu
Enny) akan tiba di Paroki Sasi.
Memang benar Pada tanggal
23 Maret 2015 Simon Anunu (Penulis) mendampingi sekaligus memperkenalkan ketua
Yayasan Mutiara Kasih ibu Agustin kepada Pastor Paroki St. Antonius Padua sasi.
Dari Sasi ketua Yayasan bertemu lagi pastor paroki St. Andreas Tunbaba RD.Jhon
Naben sekaligus sosialisasi dua jam. Blusukan dilanjutkan ke Kampung Tes di
sana ibu Agustin dan ibu Enny bermalam tidur beralaskan tikar di atas pelupuh
(belahan bambu) . Besok pagi tanggal 24 maret 2015 jam 7.00 wita ketua yayasan
Mutiara Kasih dan tim blusukan lagi bertemu siswa dan guru SMA BIKOMI
UTARA. Alasan penulis menghadirkan momen
perkenalan ini agar Pater Titus dan RD. Jhon, siswa SMA BIKOMI UTARA menjadi
sahabat Mutiara Kasih. Mengapa? Karena sudah dua tahun penulis merekrut anak dari kampung Tes, kampung Haumeni, Oepoli dan
desa Napan serta anak-anak Bansone kota
Kefa, paroki sasi ke Mutiara Kasih harus
lewat wawancara dan tes bila lulus oleh
RD.PIET OLIN di paroki Taklale dengan jarak tempuh dua ratusan kilometer. Pengalaman
pahit selama anak-anak dari Kefamenanu datang ke Paroki St.Maria Fatima Taklale
di Kupang mulai dari pendaftaran sampai tunggu hasil harus menginap di rumah pa
Simon Anunu bertempat di Naibonat berminggu-minggu. Akomodasi, transportasi
pergi pulang untuk tes kesehatan,
wawancara dan dengar hasil menjadi
tanggung jawab penulis karena perbuatan kasih. Alasan ke dua mendekatkan
pelayanan perekrutan, wawancara, tes kesehatan, dan memfasilitasi saat
berangkat ke jakarata lebih dipermudah oleh pastor paroki setempat.
Menjala SAHABAT MUTIARA KASIH. Sambil menyelam minum air.
pribahasa ini mau mengatakan memperkenalkan mutiara kasih sekaligus MENJALA
SAHABAT MUTIARA KASIH kepada Pastor
Paroki di Dekenat TTU dan Dekenat Mena sekitar
wini ponu jalur utara pulau Timor. Satu
tahun dua pastor paroki menjadi pastor
SAHABAT MUTIARA KASIH. Pada tahun 2015 menjala pastor paroki St.Antonius Sasi
Pater Titus dan Pastor Paroki St.Andreas Tunbaba RD.Jhon Naben menjadi sahabat Mutiara Kasih. Pada tahun 2016
berhasil menjala pastor Paroki Kristus Raja Haumeni RD.Stef Bria dan pastor Deken Mena RD.Kanisius Oki.
Sudah menjadi buah bibir. Mutiara Kasih di paroki
St.Antonius padua Sasi dan paroki paroki sahabat Mutiara Kasih suka
membicarakan eksistensi mutiara kasih. Pada tahun 2016 ketua Yayasan Mutiara
Kasih Ibu Agustin dan ibu Eny Susatyo bersama penulis uji petik
evaluasi bertemu orang tua
sahabat Mutiara Kasih di Paroki Sasi, paroki Tunbaba, dan paroki Kristus Raja
Haumeni. Dari evaluasi ini ternyata ada kesan orang tua misalnya di kampung Tes
dan Paroki Antonius Sasi begitu senang dengan adanya gerakan mutiara kasih
sudah dua tahun tamatan SMA tidak duduk di deker karena sudah ditelan oleh
mutiara kasih. Pada malam itu juga orang
tua Remigius Metan terima 19 juta dari ibu Agustin dan anak Remigius Metan
bersedia kembali ke Mutiara kasih. Dari
uang itu orang tua menggunakan untuk menyelesaikan rumah permanen.
Analogi petani menanam ada hasil dan gagal panen. Begitu juga
usaha Mutiara Kasih banyak anak yang sukses tetapi juga banyak yang gagal. Bahkan tidak
luput juga ada anak yang bertingkahlaku aneh
seperti kacang lupa kulit.
Sudah waktunya Mutiara Kasih
memancarkan kasihnya ke seluruh
pelosok tanah air ibu pertiwi Indonesia. Kibarkan bendera kasih. KOBARKAN
KASIH KRISTUS. Biarlah kasih Kristus dirasakan di mana-mana melalui rangkulan
kasih sayang Mutiara Kasih sebagai tindakan konkrit acsen iman kristiani .
Salam damai sejahtera.
Foto
blusukan Ketua Yayasan Mutiara Kasih bersama ibu Enny di Kampung Tes Paroki Kristus
Raja Haumeni Kabupaten TTU –NTT, rumah
orang tua Brigita Metan pada tanggal 23-
24 Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar