Jumat, 27 Maret 2020



POTENSI MENDIRIKAN TAMAN SEMINARI  DAN SEKOLAH MENENGAH  ATAS AGAMA KATOLIK (SMAK) DI NTT SANGAT TINGGI
Sambutan Kepala Kantor Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Sambutan Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama Republik Indonesi di Hotel Sotis Kupang. Kesempatan bertepatan dengan kegiatan pembinaan kompetensi pendidik taman seminari di Kupang. Peserta yang hadir  ada empat puluh orang (40)  pendidik taman seminari   se Indonesia yang berlangsung  mulai tanggal 7 – 10 Mei 2019.
Kegiatan ini diadakan di NTT mengingat jumlah penduduk beragama Katolik di Indonesia, terbanyak ada di NTT. Potensi mendirikan Taman Seminari di NTT sangat tinggi Jika diandaikan setiap paroki memiliki satu Taman Seminari, atau jika boleh setiap stasi yang memiliki gereja/kapela memiliki satu Taman Seminari, maka potensi Taman Seminari di NTT adalah sebanyak 3.353  lemaga PAUD Taman Seminari.
Taman Seminari dan lembaga pendidikan berbasis agama katolik lainnya menjadi jalur atau saluran yang paling efektif dan kuat dalam mewariskan, meneruskan dan memperkuat tradisi, ajaran iman dan moral Katolik sejak dini pada generasi milenial,  generasi unggul di tahun 2045.
Perhatian Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini adalah Raudatul Athfal (PAUD berciri khas Islam) dan Taman Seminari (PAUD berciri khas Katolik). Hingga saat ini,  di NTT sudah terdapat 15 Taman Seminari yang telah memperoleh ijin operasional dari Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI. Terdapat beberapa Taman Seminari yang sudah mulai beroperasi juga di NTT namun belum memperoleh ijin operasional dari Dirjen Bimas Katolik , seperti Taman Seminari Santu Simon Petrus  di stasi Santa Maria Aitara Naunu paroki St.Helena Lili Camplong Kabupaten Kupang Provinsi  NTT.
Mengapa  Ijin Operasional Taman Seminari Santu Simon Petrus  Kabupaten Kupang  belum diterbitkan oleh Dirjen Bimas Katolik RI ?  Pada hal sudah mengantongi  Rekomendasi pejabat Gereja Katolik cukup dari Pastor Paroki.  Tentu mengandaikan Uskup selaku otoritas gereja lokal sudah mengetahui dan menyetujuinya. Hal ini mendorong pengelola  Taman Seminari Santu Simon Petrus  melangkah dengan pasti  pada tanggal 1 Juni 2019  pukul 8.45 wita bertemu dan dialog  dengan Mgr.Petrus Turang  Uskup Agung Kupang dan hasilnya menanti berkat Tuhan  dan  doa  Bunda Maria.
Tujuan kegiatan pembinaan kompetensi pendidik Taman Seminari  untuk membantu Pendidik Taman Seminari merancang proses kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan bagi peserta didik pada Taman Seminari. Selamat berproses demi masa depan Taman Seminari di Indonesia.
 Selanjutnya Kakanwil Kementerian Agama Provinsi NTT membeberkan data Pendidikan Agama Pada Sekolah Umum:
1.   Ada 7.656 sekolah umum dengan rincian:
  1. 5.098 SD (3.300 negeri dan 1.798 swasta)
  2. 1.693 SMP (1.285 negeri dan 408 swasta)
  3. 541 SMA (341 negeri dan 200 swasta)
  4. 290 SMK (145 negeri dan 145 swasta)
  5. 34 SLB (27 negeri dan 7 swasta)
2.       Ada 5.145 lembaga PAUD yang terdiri atas: 1.532 TK, 124 RA, 3.132 Kelompok Bermain, 22 Taman Penitipan Anak dan 335 Satuan PAUD Sejenis.
  1. Lembaga pendidikan di tingkat PAUD belum terdapat pengaturan khusus tentang pendidikan agama, kecuali RA dan Taman Seminari yang diatur secara khusus oleh Ditjen terkait.
  2. Pendidikan Umum Berciri Khas Agama
  3. Program Pendidikan Islam, terdapat: 124 RA swasta, 73 Madrasah Negeri dan 245 Madrasah Swasta (MI 175 buah, MTs 96 buah, MA 46 buah dan MAK Negeri 1 buah)
  4. Program Bimas Katolik, terdapat: 1 SMAK Negeri, 14 SMAK Swasta (13 SMAK Umum dan 1 SMAK Seminari) l
»      Pendidikan Keagamaan
  1. Program Pendidikan Islam, terdapat: 31 buah Pondok Pesantren dan 1 buah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, 55 buah Diniyah Takmiliyah dan 520 Lembaga Pendidikan Alquran.
  2. Program Bimas Katolik, terdapat: 13 buah Taman Seminari, 5 buah Sekolah Tinggi Pastoral Strata 1 dan 1 buah Program Pasca Sarjana.
  3. Program Bimas Kristen, terdapat: 1 STAKN, 7 Sekolah Tinggi Ilmu Teologia Kristen, 32 SMTK/SMAK, 8 SMPTK dan 2 SDTK.
  4. Program Bimas Hindu, terdapat 17 Pasraman.
  5. Program Bimas Budha, terdapat 2 Sekolah Minggu.
PEMBINAAN ANAK USIA DINI PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
»      Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan melalui tiga jalur yakni:
Ø  Jalur Formal : berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Ø  Jalur Nonformal : berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Ø  Jalur Informal : berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
»      Syarat mendirikan Taman Seminari, antara lain :
Ø  Sarana prasarana tidak menuntut banyak gedung,
Ø  Jumlah siswa minimal 10 orang sudah bisa (bandingkan dengan jumlah balita Katolik yang banyak di NTT),
Ø  Tenaga pendidik dan kependidikan tidak sebanyak jika mendirikan SMAK,
Ø  Rekomendasi dari pemerintah cukup dari Pejabat Bimas Katolik setempat, dan;
Ø  Rekomendasi pejabat Gereja Katolik cukup dari Pastor Paroki (tentu mengandaikan Uskup selaku otoritas gereja lokal sudah mengetahui dan menyetujuinya).
Pada RENSTRA Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, pengelolaan pendidikan anak usia dini disatukan dengan pendidikan dasar, sehingga selalu disebut Pendidikan Agama pada PAUD dan Dasar. Hal ini ditegaskan lagi dalam regulasi yang menetapkan bahwa pada PAUD tidak disebutkan secara khusus tentang mata pelajaran agama, sehingga tidak terdapat guru mata pelajaran agama pada PAUD. secara khusus menjadi perhatian Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini adalah Raudatul Athfal (PAUD berciri khas Islam) dan sekarang sudah hadir pula Taman Seminari (PAUD berciri khas Katolik).

Sebagai penjabaran dari UU Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003, Peraturan Menteria Agama nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah, mendefinisikan Raudhatul Athfal yang disingkat RA sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan dengan kekhasan agama Islam bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun. RA dibina oleh pelaksana Program Pendidikan Islam pada tingkat Kabupaten/Kota atas koordinasi pelaksana program Pendidikan Islam pada tingkat Provinsi.

Senada dengan RA, pada program Bimas Katolik juga terdapat Taman Seminari. Berdasarkan Keputusan Dirjen Bimas Katolik nomor 23 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pendirian Taman Seminari Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Taman Seminari didefinisikan sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan dengan kekhasan agama Katolik bagi anak berusia 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) tahun. Berdasarkan SK Dirjen Bimas Katolik nomor 23 tahun 2015, pembinaan Taman Seminari berada pada Direktorat Pendidikan Katolik Ditjen Bimas Katolik Kemenag RI.
Keberadaan Taman Seminari yang saat ini berdasarkan SK Dirjen Bimas Katolik diharapkan akan semakin menguat dan berkembang di Indonesia. Kita semua berharap agar pada waktunya akan terbit Peraturan Menteri Agama yang menaungi keberadaannya. Dengan itu, ruang gerak koordinasi terkait pembinaan dan pengawasan Taman Seminari ke depan menjadi lebih optimal. Secara khusus untuk wilayah NTT yang memiliki struktur Bimas Katolik terlengkap di Indonesia dan jumlah umat Katolik terbanyak, maka perlu ada penegasan khusus yang berbeda dari wilayah lainnya, terkait pembinaan dan pengawasan lembaga pendidikan formal berciri khas agama Katolik. Potensi yang banyak dan besar ini, perlu dimanfaatkan secara maksimal.


 Biodata penulis :
    Nama: Simon Anunu, S.Ag., M.Pd
    Tempat tanggal lahir : Tes, 10 Desember 1968
    Alamat tempat tinggal: Naibonat   Kabupaten  Kupang  Provinsi NTT
    HP. 085237893978 Email; simonanunu68@gmail.com.face book  SIMON ANUNU
                   Pengelola dan Kepala Sekolah Taman seminari santu SIMON PETRUS STASI NAUNU PAROKI ST.HELENA LILI  CAMPLONG Kabupaten Kupang Provinsi NTT









Tidak ada komentar:

Posting Komentar